BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam bahasa Yunani, Matematika berasal dari
kata mathemayang diartikan sebagai
sains, ilmu pengetahuan, atau belajar, dan juga mathematikos adalah suka belajar (Wikipedia Indonesia,
2007). Matematika dalam bahasa Belanda
disebut Wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Ciri utama matematika adalah
penalaran deduktif, yaitu kebenaransuatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai
akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Sebagian besar orang hanya akrab
dengan satu cabang matematika elementer
yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai
bilangan yang bisa langsung diperoleh dari
bilangan-bilangan
bulat ,... 2 , 2 , 1 ,
1 , 0 − − ,dst melalui beberapa operasi dasar; tambah, kurang, kali dan bagi.Seiring perkembangan zaman (sains
dan teknologi), asumsi Matematika sebagai
disiplin ilmu yang sulit dan membosankan perlu diluruskan, karena dalam perkembangannya matematika hadir sebagai hal
yang mendasar dan perlu dipelajari pada
setiap lini disiplin keilmuan. Kolektifitas polemik yang sering kali muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat
pun seringkali membutuhkan selesaian
dari disiplin ilmu ini, misal; Ekonomi, kesehatan, pertahanan dan keamanan, budaya, sosial, politik, dan agama.
Indikasi ini menjadikan Matematika
sangat penting di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, baik dari yang paling sederhana sampai yang paling
sulit, semisal; pemberantasan demam berdarah
dengue (DBD).
Simulasi Metode Monte Carlo
adalah metode ekspirimen yang berdasarkan
pada penggunaan bilangan acak. Dengan bilangan acak dapat dilakukan ekspirimen matematik terhadap
masalah yang akan di pecahkan, berdasarkan
prinsip ini jelaslah bahwa model monte carlo memiliki sifat dasar yang stokastik (Abdullah, 1990). Model
simulasi monte carlo lebih efektif dalam mencari penaksiran suatu kasus di masyarakat
semisal; DBD, dibandingkan model statistik
yang dihasilkan ekspirimen aktual dengan sistem riil dan hal tersebut semakin mudah dengan perkembangan pembangkit
bilangan pseudo-acakyang jauh lebih
cepat dan praktis dibandingkan dengan metode sebelumnya yang menggunakan tabel bilangan acak untuk sampling
statistik Berdasarkan definisi simulasi
monte carlo di atas, jumlah kasus DBD yang terjadi pada setiap harinya digunakan sebagai
data acuan (data acak) dalam melakukan
serangkaian simulasi untuk penaksiran laju penyakit. Dengan demikian, penelitian dan pengkajian penyebaran
DBD dapat menggunakan Simulasi Monte
Monte Carlo yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring (linier) dengan pertambahan penduduk.
Penggunaan simulasi monte carlo
pada penelitian dan pengkajian penyebaran
DBD digunakan untuk mempermudah dalam melakukan penaksiran laju penyakit di masyarakat. Banyaknya jumlah
kasus DBD pada setiap tahunnya memungkinkan
semua pihak kebingungan dalam melakukan usaha-usaha mengurangi tingginya penyebaran DBD. Hal ini
disebabkan belum diketahuinya jumlah
penderita disuatu kawasan dan terjadinya Epidemik atau kejadian luar biasa (KLB). Dengan simulasi monte carlo,
keberadaan kasus DBD per individu akan
dihitung dan dilakukan penaksiran laju penyakit menggunakan komputer.
Hal ini akan mempermudah dan
mempercepat penaksiran dibanding selesaian matematis lainnya, semisal; tabel bilangan
acak dengan sampling statistik.
Demam berdarah dengue
(selanjutnya disingkat DBD) adalah sebagai penyakit penyesuaian diri seseorang terhadap
iklim tropis (Sudarmo, 2005:1).
Penyakit ini merupakan penyakit
umum, dimana kawasan yang beriklim tropis dan curah hujannya tinggi sangat cocok dalam
perkembangbiakannya. Faktor lain yang
mendukung perkembangbiakan DBD adalah kepadatan penduduk, kurangnya kebersihan lingkungan, dan
lain-lain. Dalam penyebarannya, penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides
Aegypti yakni siang dan sore hari.
Tahun 1953-1954 wabah demam
dengue ditemukan di Manila dengan ciriciri terjadi renjatan (Shock) dan
perdarahan gastrointestinal yang banyak berakhir dengan kematian penderita. Timbulnya gejala
kemanusian ini membuat lembagalembaga kemanusian dunia resah, salah satunya
organisasi kesehatan dunia (World Health
Organization, selanjutnya disingkat WHO).
Pada tahun 1975 WHO menyusun
patokan dalam membuat diagnosis klinis
pada penderita yang dicurigai DHF, yaitu demam tinggi dengan mendadak selama 2-7 hari, manifestasi pedarahan (uji
tourniquet positif, petekia, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, atau melena), pembesaran hati, tanpa/disertai renjatan, trombositopeni
(100.000/ul atau kurang), dan hemokonsentrasi
yang dapat ditafsirkan dari meningginya nilai hemahetokrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan
nilai hematokrit pada masa konvalesen.
Berdasar uraian diatas, dalam
tugas akhir ini, lebih dalam penulis akan mengkaji dan membahasnya dengan judul
Simulasi Monte Carlo Dalam Menaksir Epidemik Demam Berdarah khususnya
dalam menentukan taksiran Epidemik DBD
di Kecamatan Lowok Waru-Malang.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang
telah dipaparkan di atas, rumusan
masalah dalam tugas akhir ini adalah; Bagaimana simulasi Monte Carlo dalam menaksir epidemik Demam Berdarah Dengue
(DBD)? 1.3. Batasan Masalah Agar dalam pembahasan bab-bab selanjutnya
tidak meluas pada pembahasan yang lain,
maka dalam pembahasan tugas akhir ini dibatasi: 1.
Simulasi mengggunakan bilangan acak diskrit sebagai parameter dengan distribusi seragam.
2. Simulasi dilakukan sampai 1825 kali iterasi.
1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah
Untuk mengetahui penggunaan simulasi
Monte carlo dalam menaksir Epidemik Demam Berdarah Dengue (DBD).
1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi
Penulis Menambah wawasan keilmuan dalam
bidang Matematika, khususnya dalam memformulasikan
disiplin keilmuan dengan fenomena dilingkungan sekitar.
2. Bagi Pembaca Sebagai sarana imformasi, untuk selanjutnya
dilakukan upaya-upaya pencegahan dini
agar perkembangbiakan dan penyebaran DBD dapat ditekan.
3. Bagi instansi terkait Sebagai masukan dan evaluasi agar
perkembangbiakan, penyebaran, dan pemberantasan
DBD secepatnya ditangani.
1.6. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis
menggunakan sistematika pembahasan yang
terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab dibagi dalam subbab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut: BAB
I; Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika pembahasan.
BAB II; Kajian pustaka, kajian
yang berisi teori dan beberapa definisi yang diambil dari berbagai literatur
(buku, majalah, internet, dan lain-lain)
yang berkaitan dengan penelitian BAB
III; Berupa Metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi pengambilan data, jenis dan sumber
data serta teknis analisis data BAB IV;
Pembahasan, membahas tentang serangkaian simulasi pada data survey dan data
simulasi, kemudian kedua hasil tersebut
akan dianalisis perbandingannya.
Contoh Skripsi Matematika:Simulasi Monte Carlo Dalam Menaksir Epidemik Demam Berdarah DengueDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar