Download Skripsi Public Administration:Analisis Kebijakan Kenaikan Harga BBM
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki sumber
daya alam melimpah.
Kekayaan alamnya membentang dari ujung pulau
sumatera hingga pulau papua yang
meliputi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan juga yang tidak dapat diperbaharui. Para pendiri bangsa
(founding fathers) ketika merumuskan konstitusi
negara (UUD 1945) menyadari betul potensi kekayaan alam Indonesia.
Oleh karena itu, dalam konstitusi secara khs pasal
33 UUD 1945 ayat 3 dinyatakan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Artinya, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki negara ini harus benarbenar
dikelola negara dengan sebaik-baiknya agar dapat dinikmati oleh segenap masyarakat dan bukan hanya oleh segelintir
orang.
Salah satu kekayaan alam Indonesia yang sangat
melimpah adalah minyak bumi. Sejak dulu,
Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di
dunia.
Awalil
Rizky. 2008. Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia. Jakarta. E Publishing
Company.
Hal Sejarah
juga mencatat Indonesia sebagai negara yang kandungan minyaknya paling awal dieksploitasi
secara komersial (sejak tahun 1885),
bahkan lebih dahulu dari kebanyakan negara di Timur Tengah. Indonesia juga menjadi saksi sejarah perkembangan awal
Royal Dutch (Shell), perusahaan yang
kemudian tumbuh menjadi raksasa minyak di dunia. Wilayah Indonesia adalah sumber awal surplus ekonomi yang
membuat perusahaan tersebut berkembang
secara pesat di penghujung abad ke 19. Pada tahun 1974-1982, Indonesia
sendiri pernah mengenal istilah periode oil boom yaitu periode melimpahnya uang negara sebagai akibat naiknya
harga minyak dan gas di pasar internasional.
Sangat disayangkan karena kondisi saat ini sangat bertolakbelakang dengan yang terjadi pada masa dulu. Sekarang,
ketika terjadi kenaikan harga minyak mentah
dunia justru dianggap
membawa musibah bagi negeri ini.
Pemerintah menjadi kebingungan ketika harga
minyak mentah dunia terus mengalami
kenaikan.
Pada
tanggal 24 Mei 2008 dini hari, pemerintah secara resmi kembali mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga
penjualan BBM bersubsidi kepada
masyarakat sebesar 28,7%.
Akhirnya, salah satu langkah yang terpaksa
ditempuh oleh pemerintah adalah
menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi kepada masyarakat. Secara khs, pada masa
pemerintahan SBY-JK sudah dilakukan tiga kali kebijakan menaikkan harga
BBM sejak awal periode pemerintahannya
tahun 2004-2009.
Istilah
subisidi sendiri masih banyak yang meragukan. Setidaknya, mereka keberatan
dengan opini publik yang dikembangkan,
pemerintah seolah-olah mengeluarkan sejumlah dana untuk itu.
Kejadian yang sebenarnya, perhitungan subsidi
adalah di atas kertas atau disebut dengan subsidi ekonomi. Awalil Rizky. 2008. Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia.
Jakarta. E Publishing Company. hal 187 Artikel Harga BBM mencari Hari Baik
Mengumumkan, Kompas 23 Mei Kebijakan ini
merupakan yang ketiga kalinya pada
pemerintahan SBY-JK setelah pada tanggal 28 Februari 2005 sebesar 29% dan juga tanggal 1 Oktober 2005 sebesar 128%. Adapun
yang menjadi alasan pemerintah mengambil
kebijakan tersebut adalah karena harga minyak mentah dunia yang semakin melonjak tinggi dan bahkan
sudah melebihi 100 Dollar per barrel.
Harga minyak dunia yang demikian tinggi kemudian membuat pemerintah merasa kuatir dan tidak sanggup untuk
menanggung beban subsidi terutama BBM yang jauh dari asumsi yang dicantumkan
dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara).
Tahun Adapun
besarnya alokasi dana yang diberikan pemerintah untuk subsidi BBM dalam realisasi APBN dari
tahun ke tahun adalah sebagai berikut : 2000
2001 2002 2003
2004 2005 (P) 2006
2007 2008 (P) Subidi BBM (Rp
triliun) 53,8 68,4
31,2 30,0 69,0
95,7 85,1 83,8
126, Alasan lain yang diberikan
oleh pemerintah adalah bahwa saat ini subsidi BBM justru mayoritas dinikmati oleh golongan orang
kaya sehingga dianggap sudah salah
sasaran. Resistensi masyarakat kemudian bermunculan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan kenaikan harga
BBM yang diambil pemerintah.
Gelombang unjuk rasa yang dimotori oleh
mahasiswa, kaum buruh, dan masyarakat
akhirnya terjadi hampir di seluruh penjuru tanah air.
Awalil
Rizky. 2008. Neoliberalisme mencengkeram Indonesia. Jakarta. E Publishing
Company.
hal Pendapat
ini pun segera mendapat sanggahan keras dari berbagai pihak. Pemerintah
dianggap keliru karena lupa bahwa
subsidi BBM justru ibarat oli dalam mesin pertumbuhan ekonomi terutama usaha mikro kecil menengah (UMKM)
yang tentunya sangat banyak melibatkan kehidupan
masyarakat ekonomi lemah. Opini Ilyani S Andang, APBN untuk Siapa? Kompas 23 Mei 2008. Lebih sederhana, Kwik Kian Gie
menyatakan bahwa pemerintah lupa subsidi BBM juga sangat dibutuhkan oleh orang miskin
seperti supir bis, metromini, nelayan, dan juga penumpang angkot. Kwik menambahkan, jumlah
pemilik mobil mewah di Indonesia hanya sekitar 10 juta atau < 5% jumlah penduduk Indonesia.
Artikel
Kenaikan Harga BBM, Presiden Menunggu Apa dan Siapa? Kompas 30 Mei Dalam hal antisipasi reaksi yang berlebihan
dari masyarakat dalam menyikapi
kebijakan kenaikan harga BBM yang diambil, pemerintah dinilai cukup cerdik dalam memilih waktu yang tepat
untuk mengumumkan secara resmi kebijakan
tersebut. Kenaikan yang pertama sebesar 29 % dilakukan pada hari kerja, senin malam 28 Februari 2005. Namun,
kenaikan harga baru berlaku Selasa, 1
Maret 2005 pukul 00.00 WIB. Secara kebetulan, kenaikan harga BBM pada 1 Maret itu bertepatan pada peringatan Serangan
Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta yang waktu
itu tengah diduduki Belanda. Karena itu, kenaikan harga BBM tersebut
diplesetkan sebagai serangan harga kepada rakyat. Kenaikan harga BBM yang kedua diumumkan pemerintahan SBY-JK
pada jumat malam, 30 September 2005.
Namun efektifnya berlaku pada hari kesaktian Pancasila atau tepatnya sabtu 1 Oktober 2005. Selanjutnya
pemerintah dinilai tidak peduli dengan
peringatan hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada hari tersebut.
Contoh Skripsi Public Administration:Analisis Kebijakan Kenaikan Harga BBMDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar