Download Skripsi Public Administration:Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Partisipasi
nampaknya menjadi kata kunci bagi keberhasilan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan daerah yang
merupakan bagian integral dalam pembangunan
nasional. Di dalam GBHN disebutkan, untuk mencapai peertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, harus dicapai
kenaikan produksi dan jas diberbagai sektor pembangunan ekonomi. Sedangkan untuk menciptakan
landasan bagi tahap pembangunan
berikutnya perlu diusahakan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan dukungan serta partisipasi aktif
dan luas dari masyarakat.
Pembangunan masyarakat di
Indonesia lebih ditekankan pada desa, antara lain karena lebih dari 2/3 penduduk Indonesia
berada di daerah pedesaan. Pada fase permulaan
gerakan pembangunan desa, partisipasi sebagai salah satu elemen proses pembangunan desa. Oleh karena itu partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
di desa perlu dibangkitkan terlebih dahulu. Partisipasi yang merupakan tolak ukur dalam menilai apakah merupakan
proyek pembangunan masyarakat desa atau bukan.
Jika masyarakat desa tidak berkesempatan berpartisipasi dalam pembangunan suatu proyek pembangunan di desanya, proyek
tersebut pada hakekatnya bukanlah proyek
pembangunan masyarakat. Partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam
kegiatan bersama. Adakalanya kesediaan
masyarakat untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti
mengorbankan kepentingan diri sendiri. Tentu saja partisipasi seperti ini suatu merupakan
tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang
mampu berkembang secara mandiri.
Pembangunan pariwisata tidak
terlepas dari adanya peran stakeholders yakni pemerintah daerah, masyarakat dan pihak swasta
atau pengusaha (Santoso, 2004: 12).
Dalam hal ini pemerintah daerah
melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan berlandaskan asas desentralisasi
menjadi lebih partispatif dalam percepatan pelaksanaan pembangunan didaerah. Sehingga
nantinya daerah dapat mencapai kemandirian
yang stabil dan berada pada tingkat yang diharapkan.
Oleh karenanya, keleluasaan
pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya yang ada diwilayahnya diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam berbagai
sektor pembangunan. Kreatifitas dan peran aktif masyarakat sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan memajukan
daerahnya. Pariwisata dapat mendistribusikan
pembangunan dari pusat industri ke wilayah desa atau nagari yang belum berkembang. wilayah kecil lebih
cenderung tergantung pada pariwisata daripada wilayah besar karena wilayah besar lebih
cenderung mempunyai perekonomian dengan diverkasi
tinggi, karena pembangunan pariwisata berkembang pada jangka yang relatif pendek dan membutuhkan investasi yang relatif
rendah. Pembangunan pariwisata harus memperhatikan
faktor lingkungan agar kelestarian alam
dapat terjaga. Pembangunan pariwisata yang sangat berpolarisasi dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan yang
besar. Misalnya polusi air dan udara, kekurangan
air, kemacetan lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional. Hal ini mengurangi kualitas hidup
dari masyarakat setempat serta wisatawan dan pada akhirnya akan mengancam kelangsungan
dari pembangunan pariwisata itu sendiri
(Thalib, 1975 : 35).
Pemerintah nagari Lasi telah
memutuskan untuk mengembangkan sektor pariwisata
sebagai salah satu sektor yang dapat merangsang berkembangnya perekonomian penduduk agar lebih baik di masa
mendatang. Nagari Lasi mempunyai beberapa
potensi objek wisata yang perlu dikembangkan, yaitu 1. Kawasan pasanggrahan.
2. Kawasan air terjun Sarasah Bunsu.
3. Pemandian mata air Karang Panjang.
4. Kawasan air terjun Sarasah Inyiak Jangguik.
5. Kawasan Galanggang Awa.
6. Bangunan sejarah bekas Gedung Lareh.
7. Kawasan Jalan Pancang.
8. Bentaran Kudo.
9. Pasa Manjua Urang.
Masing-masing daerah tujuan
wisata memiliki kelebihan dan daya tarik tersendiri.
Para wisatawan boleh memilih
kemana tujuan yang dikehendaki. Masalah daya tarik tujuan memang ada ketergantungannya pada
motivasi wisatawan itu sendiri. Apa yang dikehendaki seseorang mungkin tidak oleh yang
lainnya, tetapi mungkin pula ada orangorang yang sama seleranya. Berhasilnya
suatu tempat berkembang menjadi daerah tujuan
wisata (DTW) sangat tergantung kepada tiga faktor utama, yaitu : a. Atraksi,
yang dapat dibedakan menjadi : a. Tempat, umpamanya tempat dengan iklim yang
baik, pemandangan yang indah, atau
tempat-tempat bersejarah.
b. Kejadian/peristiwa; konggres,
pameran atau peristiwa-peristiwa olahraga, dan sebagainya.
b. Mudah dicapai (Aksebilitas) Maksudnya
tempat tersebut dekat jaraknya, atau
tersedianya transportasi ketempat itu
secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
c. Amenitas Maksudnya tersedianya
fasilitas-fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran-restoran, hiburan, transportasi lokal
yang memungkinkan wisatawan bepergian
ditempat itu serta alat-alat komunikasi lain.
Disamping itu, untuk menyn suatu
kerangka dalam pembangunan pariwisata, mengatur
industri pariwisata serta mempromosikan daerah itu sehingga dikenal orang.
Yang penting diperhatikan juga
adalah bagaimana kesan dan tanggapan masyarakat tentang daerah tujuan yang akan dikunjungi
(Samsuridjai, 1999 : 20) Pemerintah nagari Lasi telah merancang kawasan
ekowisata menjadi kawasan wisata
terkemuka. Program pemerintah nagari Lasi adalah menjadikan kawasan ekowisata menjadi daerah tujuan pariwisata
dengan meningkatkan anggaran pembangunan
sarana dan prasarana sektor pariwisata termasuk juga biaya promosi.
Namun, sampai saat ini sektor
pembangunan pariwisata belum digarap secara optimal sebagai sumber Pendapatan Nagari dikarenakan
anggaran yang diperlukan belum memenuhi
kebutuhan pembangunan pariwisata. Padahal nagari ini memiliki bannyak potensi yang bisa dimanfaatkan.
Berbagai kegiatan sebagaimana
diprogramkan dalam program-program pembangunan
dan pengembangan pariwisata telah dilaksanakan. Diantaranya, mengadakan event-event di Pasanggrahan pada
Tahun 2003, berbagai acara diselenggarakan
di sini dengan selalu membawa nuansa budaya Lasi. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten agam dan Dewan Gunung
Dunia. Setiap tahun diadakan acara pekan
wisata dan sejak tahun 2004, tanggal 11 Mei dicanangkan sebagai hari Gunung.
Contoh Skripsi Public Administration:Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan PariwisataDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar