BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil
dan bersalin adalah masalah besar di
negara berkembang. Sekitar 25-50%, di negara miskin, kematian wanita masa
subur disebabkan hal
yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Kematian pada saat
melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas
wanita muda dalam
masa puncak produktivitasnya. Menurut
WHO dalam Erni (2009), kematian
ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara
berkembang.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya
wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan
dan dalam masa
nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan
per 100.000 kelahiran hidup.
AKI juga diperhitungkan pada
jangka waktu 6
minggu hingga setahun setelah melahirkan.
Menurut Depkes RI (2001), angka kematian ibu
dan bayi merupakan tolok ukur dalam
menilai derajat kesehatan
suatu bangsa, oleh
karena itu pemerintah sangat
menekankan praktisi medis
untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi
melalui program-program kesehatan.
AKI
berdasarkan Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007 adalah
228 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes
RI, 2010). Dalam
upaya pencapaian MDG’s (Millenium Development
Goals) dan tujuan
pembangunan kesehatan,
peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan pada penurunkan AKI
menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015
dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) (Depkes RI, 2010).
AKI di
provinsi Sumatera Utara
masih lebih tinggi
dibandingkan dengan AKI nasional. Pada
tahun 2007, AKI di
Sumatera Utara mencapai
231 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini
melebih AKI nasional
yang mencapai 228
per Contoh makalah 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan pada
tahun 2008, angka
kematian ibu di Sumatera
Utara meningkat menjadi 258 per 100.000 kelahiran hidup, selanjutnya pada
tahun 2009 angka
kematian ibu menjadi
260 per 100.000
kelahiran hidup, dan pada agustus 2010 data tersebut
mencapai 249 per 100.000 kelahiran hidup
(Depkes RI, 2010).
Terdapat
dua cara persalinan,
yaitu pervaginam dan
perabdominal.
Persalinan pervaginam, dikenal
juga sebagai persalinan normal dan alami, adalah melahirkan melewati vagina. Sedangkan
persalinan perabdominal (seksio sesarea) adalah melahirkan dengan pembedahan di perut.
Awalnya, tindakan seksio sesarea merupakan pilihan
yang harus dijalani
karena keadaan gawat
darurat untuk menyelamatkan
nyawa ibu maupun
janinnya (Kasdu, 2005). Akhir-akhir ini seksio sesarea
dilakukan atas permintaan
ibu atau keluarga
tanpa indikasi obstetrik,
atau dengan indikasi
obstetrik sebelum timbul
tanda-tanda persalinan, atau dengan indikasi obstetrik dengan
perawatan pre-operatif yang baik.
Seksio
sesarea yang direncanakan
dan sudah mendapat
perawatan preoperatif yang baik
disebut seksio sesarea elektif. Sedangkan seksio sesarea yang diputuskan
mendadak, tanpa perawatan
pre-operatif yang memadai,
dan tanpa direncanakan sebelumnya disebut seksio sesarea
darurat (ACOG, 2003).
Kelompok
seksio sesarea emergensi
dibanding kelompok persalinan pervaginam dan kelompok seksio sesarea elektif
mempunyai komplikasi ibu yang lebih tinggi.
Yang termasuk komplikasi
ibu diatas adalah
operasi ulangan, pendarahan dan dapat transfusi darah,
perihisterektomi, dan kematian. Lalu seksio sesarea darurat juga mempunyai persentase AKI
lebih tinggi dibandingkan dengan seksio
sesarea elektif dan persalinan pervaginam (Daulat, 2007). Menurut Hall & Bewley (1999) dalam Daulat (2007), resiko
kematian ibu pada kelompok seksio sesarea
darurat dapat mencapai sembilan kali lipat dibanding kelompok persalinan pervaginam.
Pada penelitian yang dilakukan
Daulat (2007) yang dilakukan di RSHAM dan
RSPM, indikasi tertinggi seksio sesarea darurat adalah partus tak maju, diikuti
oleh
pendarahan ante partum,
hipertensi dalam kehamilan,
postdate dengan induksi gagal,
dan ketuban pecah dini.
Contoh makalah Hingga
saat ini, peneliti
belum menemukan data
terbaru yang menunjukkan angka mortalitas dan morbiditas,
faktor resiko, indikasi, penyebab mortalitas
dan morbiditas, dan luaran seksio sesarea darurat di Medan. Sementara, data
ini sangat diperlukan
untuk melakukan pencegahan
baik dari faktor
resiko, indikasi, penyebab
mortalitas dan morbiditas dari seksio sesarea darurat dan juga penatalaksaan keluaran yang tepat bedasarkan
data keluaran seksio sesarea darurat terbanyak. Atas
dasar ini, penulis
tertarik untuk mengamati
morbiditas dan mortalitas ibu pasca seksio sesarea darurat
tersebut yang nantinya akan diperoleh data
yang menunjukkan angka mortalitas dan morbiditas, indikasi, faktor resiko, penyebab mortalitas dan morbiditas, dan
keluaran dari seksio sesarea darurat di Medan
khcontoh makalahsnya di RSUD dr. Pirngadi Medan pada tahun 2012.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah
gambaran morbiditas dan
mortalitas ibu pasca
seksio sesarea darurat di RSUD
dr. Pirngadi pada tahun 2012? 1.3.
Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran mortalitas dan morbiditas
ibu pasca seksio sesarea darurat di RSUD
dr. Pirngadi pada tahun 2012.
1.3.2. Tujuan Khcontoh makalahs Yang menjadi tujuan khcontoh makalahs dalam
penelitian ini adalah : a. Mengetahui karakteristik ibu yang menjalani
seksio sesarea darurat di RSUD dr.
Pirngadi pada tahun 2012.
b. Mengetahui
indikasi-indikasi seksio sesarea
darurat di RSUD
dr.
Pirngadi pada tahun 2012.
c. Mengetahui
angka mortalitas ibu
pasca seksio sesarea
darurat di RSUD dr. Pirngadi pada tahun 2012.
d. Mengetahui
angka morbiditas ibu
pasca seksio sesarea
darurat di RSUD dr. Pirngadi pada tahun 2012.
Contoh makalah e. Mengetahui
penyebab mortalitas ibu
yang menjalani seksio
sesarea darurat di RSUD dr.
Pirngadi pada tahun 2012.
f. Mengetahui
penyebab morbiditas ibu
yang menjalani seksio
sesarea darurat di RSUD dr.
Pirngadi pada tahun 2012.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya : 1.
Kepada pihak praktisi medis sebagai informasi tentang seksio sesarea darurat
baik faktor resiko,
penyebab mortalitas dan
morbiditas, indikasi dan
luarannya sehingga penanganan yang tepat
dapat segera dilakukan.
2. Kepada institusi yang melakukan penelitian
sebagai sumber informasi data epidemiologi
untuk penelitian ilmiah
tentang seksio sesarea darurat di masa mendatang.
3. Kepada
masyarakat terutama golongan
wanita sebagai informasi tentang
faktor resiko dan
indikasi seksio sesarea
darurat sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini.
4. Kepada
perpustakaan di institusi
pendidikan agar menjadi
bahan bacaan dalam kegiatan
belajar.
Contoh makalah
0 komentar:
Posting Komentar