BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang
semakin sering dijumpai.
Telah diperkirakan bahwa pada
tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Selain
itu stroke merupakan penyebab utama kematian
ketiga di sebagian besar negara, diperkirakan separuh dari pasien akan meninggal atau tetap tergantung secara fisik.
Insiden stroke meningkat dengan usia,
dan konsekuensi dari perubahan demografis dapat mengakibatkan stroke menjadi penyebab meningkatnya mortalitas dan
morbiditas. Di Indonesia, stroke merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama terkait dengan kematian yang tinggi, kecacatan, dan biaya keuangan
yang tinggi (Al Rasyid et al, 2006).
Sekitar 400 orang tiap 100.000
penduduk di atas usia 45 tahun mengalami serangan stroke yang pertama kali setiap tahun
di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.
Kecenderungan perbaikan setelah stroke bervariasi dengan sifat dan keparahan defisit yang muncul secara dini.
Sekitar 35 persen penderita dengan kelumpuhan
dini pada tungkai bawah tidak kembali ke fungsi yang berguna, dan 20 sampai 25 persen dari semua korban stroke
tidak dapat berjalan tanpa bantuan fisik
lengkap. Enam bulan setelah stroke, sekitar 65 persen pasien tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa dilakukanya
dengan tangan yang terkena dampak stroke.
Hasil kurang memuaskan dalam perbaikan tungkai
atas, kemungkinan setelah infark
hemisfer, ketika kaki tidak bisa bergerak selama dua minggu dan tangan tidak memiliki gerakan atau hanya
sedikit fleksipada jari tanpa membuka selama
empat minggu, konsisten dengan kerusakan besar pada saluran kortikospinalis (Dobkin, 2005).
Stroke merupakan penyebab
kematian tersering ketiga di Amerika dan merupakan penyebab utama disabilitas serius
jangka panjang. Delapan puluh lima persen
stroke adalah non-hemoragik yang terdiri dari 25% akibat small vessel Contoh makalah disease (stroke lakunar), 25%
akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large
vessel disease (Yuniadi, 2010). Di Amerika Serikat, angka kejadian stroke pertama dan berulang
adalah sekitar 795 000 per tahun, dan prevalensi
stroke individu di atas usia 20 tahun diperkirakan mencapai 6,5 juta.
Tingkat mortalitas pada 30 hari
pertama setelah stroke telah menurun karena kemajuan dalam pengobatan darurat dan
perawatan stroke akut.
Stroke merupakan penyebab utama
kecacatan jangka panjang dalam Amerika
Serikat. Diperkirakan 50 juta penderita stroke di seluruh dunia saat ini menghadapi defisit fisik, kognitif, dan
emosional yang signifikan, dan 25% sampai
74% dari korban ini membutuhkan beberapa bantuan atau sepenuhnya tergantung pada caregiver untuk aktivitas sehari-hari (Miller et al,
2010).
Caregiver diartikan sebagai
keluarga pasien atau pemberi perawatan yang dibayar atau tidak dibayar yang hadir untuk merawat
pasien stroke yang menerima perawatan rehabilitasi di rumah sakit dan
mengurus pasien di rumah setelah discharge.
Caregiver adalah mereka yang
memberi perawat pasien stroke di rumah seperti: memberi obat-obatan, memberi
makanan, menjaga higienis, menyediakan
transportasi dan membawa pasien ke rumah sakit, mencegah komplikasi stroke danmelakukan pencegahan
supaya tidak terjadi stroke ulang pada
pasien mereka (Greenwald et al, 2009).
Di kalangan orang Australia, stroke
adalah penyebab ketiga kematian yang
merupakan penyebab yang paling umum dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Ini menempatkan tuntutan
besar kepada caregiver. Stroke merupakan beban keuangan yang sangat besar
tidak hanya bagi caregiver keluarga
pasien tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Presentasi awal di rumah sakit dan peningkatan kontrol faktor risiko stroke akan memberikan peluang yang lebih besar untuk pengobatan
stroke yang efektif dan pencegahan (Yoon
et al, 2001).
Diperkirakan bahwa lebih dari 50
juta orang memberikan perawatan untuk orang
sakit kronis atau cacat setiap tahun di
Amerika Serikat. Stroke adalah penyakit
yang mematikan, umumnyamembutuhkan caregiver untuk memberikan perawatan bagi pasien stroke yang menjalani
proses rehabilitasi. Namun, merawat Contoh
makalah pasien stroke bisa menjadi tugas yang menimbulkan stres. Banyak caregiver menghadapi berbagai masalah
termasuk kesulitan keuangan, isolasi sosial, kurangnya informasi, dan kesehatan fisik dan
mental yang buruk. Mengajar caregiver
untuk mengatasi masalah ini dan untuk menghilangkan stres mereka sendiri sangat penting, dan ada beberapa bukti
bahwa kesejahteraan mereka mempengaruhi
kesehatan dan pemulihan pasien stroke. Pengajaran keterampilan tersebut telah banyak digunakan dalam
mengobati kondisi klinis, seperti depresi, fobia, kecemasan, dan kecanduan. Namun demikian, penggunaannya dalam perawatan stroke belum ditinjau, meskipun
pengajaran untuk caregiver tentang pemecahan
masalah yang efektif sudah ada sejak akhir 1980-an. Selain itu, sedikit sekali pemahaman tentang kemampuan
caregiver dalam pemecahan
masalah, memahami konsep-konsep
teoritis dan kerangka kerja yang mendukung pemecahan masalah yang mereka hadapi (Lui,
2005).
Banyak penderita stroke mengalami
gangguan jangka panjang dalam fungsi
fisik, psikososial, dan kognitif yang merupakan tantangan berat untuk caregiver.
Selain itu, banyak juga studiyang telah meneliti masalah pasienyang dilaporkan oleh caregiver stroke dan dampak
stres pengasuhan pada caregiver yang
mengalami depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup, tetapi sangat sedikit penelitian yang menilai laporan
caregiver tentang masalah-masalah khcontoh makalahs selamarentang waktu tertentu dan dalam
evaluasi tingkat stress yang dialami oleh caregiver (Haley et al, 2009).
Selain itu, beberapa tahun
terakhir ini ada peningkatan kesadaran terhadap peranan caregiver dalam manajemen jangka panjang pasien stroke,
dan ada perkembangan dalam literatur mengenai beban pengasuhan, hasil
pengasuhan yang buruk, kurangnya
dukungan caregiver, dan keberhasilan yang tidak begitu jelas, dengan intervensi yang bertujuan untuk
meringankan beban caregiver. Hal ini
jelas bahwa penekanan dalam rehabilitasi stroke perlu beralih dari pendekatan yang berfokus pada pasien ke pendekatan yang
berfokus gabungan daripada pasien dan
caregiver karena mereka merupakan orang yang sangat penting dalam memelihara keuntungan rehabilitasi dan kesejahteraan
jangka panjang penderita stroke. Namun,
keberhasilan upaya awal untuk mendukung para caregiver masih Contoh makalah terbatas, terutama karena
faktor-faktor penentu beban pengasuhan dan kebutuhan caregivertetap kurang dipahami (McCullagh et
al, 2005).
Berdasarkan latar belakang
diatas, jelas tampak bahwa penting untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap
yang benar dalam memberi perawatan kepada
pasien stroke. Oleh kerana itu peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman caregiver tentang pengetahuan tentang stroke dan sikap caregiver
terhadap pasien stroke.
1.2. Rumusan masalah Bagaimanakah
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap caregiver pada pasien stroke di RSUP. H. Adam Malik
Medan tahun 2013 ? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan
sikap caregiver dalam pemberian perawatan kepada pasien stroke.
1.3.2. Tujuan khcontoh makalahs a.
Mengidentifikasi karakteristik caregiver pasien stroke.
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
caregiver tentang perawatan pasien stroke.
c. Mengetahui gambaran sikap caregiver tentang perawatan pasien stroke.
1.4. Manfaat penelitian a. Bagi
Pelayanan Kesehatan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi penderita
stroke dan caregiver pasien stroke, khcontoh makalahsnya dalam
proses pemulangan dari rumah sakit.
Contoh makalah b. Bagi Caregiver.
Untuk menambah pengetahuan
caregiver tentang tugas kesehatan yang harus mereka lakukan, sehingga dapat
mencegah terjadinya stroke berulang pada
pasien yang mereka rawat.
c. Bagi Penelititian Kedokteran.
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang hubungan tingkat
pengetahuan dengan sikap caregiverdalam
pemberian perawatan stroke.
Contoh makalah
0 komentar:
Posting Komentar