BAB PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan
dispepsia. Salah satu faktor adalah infeksi Helicobacter pylori. Infeksi dari bakteri ini bisa menyebabkan
inflamasi kronik pada duodenum dan lambung. Pada tahap ini motilitas dan sensitivitas lambung dan duodenum akan terganggu. Setelah
itu gastritis kronis akan memberikan efek
buruk terhadap produksi hormon gastrointestinal seperti somatostatin, ghrelin dan gastrin (Prakash, 1999).
Prevalensi dispepsia secara global bervariasi
antara 7-45%. Prevalensi dispepsia di
Amerika Serikat 23,0-25,8%, di India 30,4%, Hongkong 18,4%, Australia
24,4-38,2% dan China sebesar 23,3%. Penelitian Reshetnikov et al., (2001)
menemukan 27% remaja putri dan 16%
remaja putra mengalami dispepsia. Penelitian mengenai dispepsia di Indonesia lebih banyak dilakukan
di rumah sakit (hospital based).
Depkes (2006) menunjukkan bahwa dispepsia
menempati urutan ke-15 dari daftar 50 penyakit
dengan pasien rawat inap terbanyak. Laporan rawat jalan di RSUP dr.
Sardjito Yogyakarta menjelaskan bahwa pasien
yang datang dengan keluhan dispepsia
mencapai 40% kasus per tahun (Dwijayanti, Ratnasari, dan Susetyowati, 2008).
Helicobacter pylori dapat menyebabkan
gastritis. Bakteri H.pylori adalah bakteri gram negatif yang bergerak dengan flagela.
Infeksi bakteri ini termasuk infeksi yang umum terjadi pada manusia (Beyer, 2004). Prevalensi H. pylori di negara berkembang dilaporkan lebih tinggi dibanding
negara maju. Di negara berkembang, prevalensi
H. pylori berkisar antara 30-80% sedangkan di negara maju diperkirakan sebesar 10%. Bakteri H. pylori hidup secara
berkoloni di bawah lapisan selaput lendir (mukosa) dinding bagian dalam lambung dan menghasilkan
urea sehingga mampu bertahan dalam
suasana asam. Fungsi selaput lendir pada lambung adalah untuk Contoh skripsi kedokteran melindungi dinding
lambung dari kerusakan akibat asam yang diproduksi lambung (Fardah, Ganuh dan Subijanto, 2006).
Kesimpulannya, infeksi mukosa lambung oleh
Helicobacter pylori akan menghasilkan respon imun sistemik dan lokal,
termasuk peningkatan leukosit dan neutrofil
dan darah. Terdapat riset yang menunjukkan bahawa terdapat peningkatan leukosit yang signifikan pada pasien yang
infeksinya positif H. pyloridibanding yang negatif pada infeksi ( Jafarzadeh et al, 2008).
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada
latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara peningkatan
kadar leukosit dan neutrofil dengan infeksi
H. pylori secara khcontoh skripsi kedokterans? 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan
Umum Untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara kadar leukosit
dan neutrofil dalam darahdan infeksi H.
pylori.
1.3.2.Tujuan Khcontoh skripsi kedokterans Tujuan khcontoh skripsi kedokterans dari
penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang : (a) Untuk mengetahui gejala klinis pada pasien
dispepsia karenainfeksi H. pylori.
(b) Untuk mengetahui cara pengobatan terbaik
untuk mengobati infeksi H. pylori sehingga tuntas.
Contoh skripsi kedokteran (c) Untuk mengetahui
pemeriksaan gold standard untuk
mendiagnosa infeksi H.
pylori.
1.4.Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat
untuk : 1. Informasi hasil penelitian
dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk diri sendiri.
2. Informasi dan bahan masukan tambahan bagi
peneliti dapat dijadikan sebagai dasar
untuk penelitian berikutnya.
3. Hasilnya juga dapat digunakan sebagai
panduan untuk penelitian berikutnya.
Contoh skripsi kedokteran
0 komentar:
Posting Komentar