BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Mempelajari matematika sesuai dengan paradigma
ulul albab, dimana kemampuan intektual
semata tidak cukup untuk belajar matematika, tetapi perlu didukung secara bersamaan dengan kemampuan
emosional dan spiritual. Pola pikir
deduktif dan logis dalam dalam matematika juga bergantung pada kemampuan intuitif dan imajinatif serta
mengembangkan pendekatan rasionalis, Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu yang mendasari berbagai macam ilmu yang lain, dimana matematika selalu
menghadapi berbagai macam fenomena yang
semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta matematika
merupakan bahasa proses, teori dan aplikasi
ilmu yang memberikan suatu bentuk dan kemanfaatan. Perhitungan matematika menjadi dasar bagi desain ilmu
teknik, fisika, kimia maupun disiplin ilmu
yang lainnya. Para ahli dari berbagai
disiplin ilmu, menggunakan matematika
untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan keilmuan mereka.
Misalnya para ahli fisika
menggunakan matematika untuk mengukur kuat arus listrik, merancang pesawat ruang angkasa,
pembuatan bom nuklir, menganalisis gerak,
mengukur kecepatan, dan lain-lain.
Sebagai sarana ilmiah, matematika merupakan
alat yang memungkinkan ditemukan serta
dikomunikasikannya kebenaran dengan metode ilmiah dari berbagai disiplin keilmuan. Kriteria kebenaran
dari matematika adalah konsistensi dari
berbagai postulat, definisi dan berbagai aturan permainan lainnya. Untuk itu, matematika sendiri tidak bersifat tunggal,
seperti juga logika tetapi bersifat jamak.
Logika merupakan cabang ilmu matematika yang sangat penting. Kata ”logika” sering terdengar dalam kehidupan
sehari-hari, yang biasanya diartikan ”menurut
akal”. Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah mendengar orang berkata: ”menurut logika iaharus marah”. Akan
tetapi sebagai istilah berarti suatu metode
atau teknik yang diciptakanuntuk meneliti penerapan penalaran.
Penalaran sendiri adalah suatu
bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran yang lain yaitu pengertian atau konsep, proposisi
atau pernyataan dan penalaran. Tidak ada
proposisi tanpa pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka untuk memahami penalaran ketiga bentuk
pemikiran ini harus dipahami bersamasama. (Soekadijo,1994: 2) Pengertian adalah sesuatu yang abstrak dan
ditunjukkan dengan lambang.
Lambang yang lazim adalah bahasa
lambang. Bahasa lambang ini memiliki sifatsifat sendiri yang lain daripada yang
dilambangkan. Yang perlu diperhatikan disini
adalah jangan sampai sifat lambang dianggap sebagai sifat dari pada yang dilambangkan karena akan menyesatkan jalannya
pikiran. Rangkaian pengertian inilah
yang disebut proposisi. Sedangkan penalaran adalah penyimpulan dari sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui (Soekadijo,1994: 3) Logika adalah salah satu cabang ilmu
matematika yang sangat penting dan diperluas
sebagai logika fuzzy. Logika fuzzy sendiri dikatakan logika baru yang lama sebab ilmu logika fuzzy modern dan
metodis baru ditemukan beberapa tahun yang
lalu. Padahal konsep logika fuzzy itusendiri sudah ada sejak lama. Secara umum logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat
untuk memetakan suatu ruang input
kedalam ruang output. Sedangkan aplikasi logika fuzzy sudah mulai dirasakan dalam beberapa bidang, salah satu
aplikasi terpentingnya adalah untuk membantu
manusia dalam melakukan pengambilan keputusan. Aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan ini semakin
diperlukan tatkala semakin banyak kondisi
yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan ”ya” atau ”tidak”, ”benar” atau ”salah” tetapi
juga separoh ”ya”, separoh ”tidak” atau
separoh ”benar” separoh ”salah”.
Dalam logika fuzzy tidak terlepasdari derajat
keanggotaan. Derajat keanggotaan adalah
suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik inputdata ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 dan 1 (Kusumadewi, 2004: 8) Pada
himpunan tegas (crisp) nilai keanggotaan ada dua kemungkinan yaitu 0 dan 1, sedangkan pada himpunan fuzzy nilai
keanggotaan terletak pada rentang 0
sampai 1. Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A μ [x]= 0 berarti x tidak
menjadi anggota himpunan A, demikian
pula apabila x memiliki nilai keanggotaan
fuzzy A μ [x] =1 berarti x menjadi
anggota penuh pada himpunan A.
Terkadang kemiripan antara
keanggotaanfuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada
interval (0,1) namun interpretasi nilainya
sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadappendapat atau
keputusan sedangkan probabilitas
mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang.
Perkembangan teknologi mulai
bergeserpada otomatisasi sistem kontrol mengakibatkan
campur tangan manusia yang sangat kecil. Manusia mampu dan biasa berfikir dalam mengolah
variabel-variabel yang tidak dapat diolah dengan komputer, seperti agak panas, agak dingin,
dingin dan lain-lain. Komputer dapat membantu
kita dalam melaksanakanperhitungan-perhitungan numerik dan mengolah berbagai macam data dengan cepat,
tetapi tidak bisa menilai parameter di
atas. Teknologi kontrol fuzzy adalahsuatu sistem yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Implementasi
logika fuzzy merupakan lompatan inovasi
dalam sistem kontrol. Kontrol dengan menggunakan sistem fuzzy lebih presisi jika dibandingkan dengan sistemkontrol
digital yang hanya mengontrol suatu
peralatan on atau off saja. Oleh karena itu perlu diupayakan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mendapatkan hasil
yang lebih sempurna. Teknologi dengan
kontrol logika fuzzy merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengendalikan suatu proses tertentu melalui
suatu penarikan kesimpulan yang berdasar
pada logika fuzzy yang mampu mengontrol suatu alat sehingga dapat beroperasi sesuai dengankondisi yang
diinginkan.
Sudah banyak peralatan sekarang
yang mengadopsi kontrol logika fuzzy, di
antaranya yang dikenal adalah mesin cuci. Berbagai jenis mesin cuci beredar di pasaran, diharapkan dapat mempermudah
pekerjaan manusia dalam hal mencuci.
Namun masih banyak mesin cuci
yang pengoperasiannya masih melibatkan peran pengguna sehingga tidak efisien dalam
penggunaan waktu dan tenaga, sebagai contoh
pada proses pencucian, penggunaharus mengatur banyaknya air melalui kran air kemudian memasukkan sabun sesuai
dengan perkiraan pengguna hingga mengatur
lama waktu pencucian.
Pada mesin cuci ini dapat
diaplikasikan dengan Metode Takagi-Sugeno yaitu pada setiap konsekuen pada aturan
berbentuk IF-THENharus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy
dengan fungsi keanggotaan yang monoton,
sebagai hasil akhirnya outputhasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp)
berdasarkan α-predikat (fire strength).
Hasil akhirnya diperoleh dengan
menggunakan rata-rata terbobot.
Maka berdasarkan uraian tersebut
penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan
judul“Aplikasi Metode Takagi-Sugeno pada Cara Kerja Mesin Cuci” 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana aplikasi metode
Takagi-Sugeno pada cara kerja mesin cuci.
1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalahuntuk
menjelaskan aplikasi metode Takagi-Sugeno
pada cara kerja mesin cuci 1.4 Batasan
masalah Dalam penulisan skripsi ini,
penulis memberikan batasan sebagai berikut: a.
Mesin cuci yang digunakan adalah mesin cuci bertipe Front Loading Washing Machine(mesin cuci dengan pintu depan)
model SPF-P8 dengan berat 75 kg, daya
maksimum 430 watt dan kecepatan putar tabung 800 rpm b. Metode yang digunakan yaitu Takagi-Sugeno
pada proses pencucian, pembilasan dan
pengeringan serta dilakukan dua perhitungan saja, yaitu perhitungan 1 dan perhitungan 2 c.
Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah representasi kurva segitiga dan representasi kurva bentuk bahu, karena dua
representasi kurva ini sudah cukup
mewakili dari beberapa represenrasi kurva yang lain.
d. Pada proses pencucian, variabel inputterdiri
dari variabel jumlah air, jumlah
deterjen dan berat pakaian sehingga output adalah waktu putaran pencucian. Sedangkan proses pembilasan dan
pengeringan terdiri dari beberapa
variabel inputyaitu: jumlah air, berat pakaian dan jumlah pelembut sehingga outputadalah waktu putaran pembilasan dan pengeringan 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulismenggunakan
kajian literatur yaitu kajian yang
menggunakan metode penelitian perpustakaan (Library research), yaitu penelitian yang dilakukan di dalam perpustakaan dengan tujuan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
bermacammaterial yang terdapat di ruang
perpustakaan seperti, buku-buku, majalah, catatan, dokumen dan sebagainya (Nazir, 2003:8) Dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan literatur utama buku Aplikasi Logika Fuzzy: Untuk Pendukung
Keputusan, yang ditulis oleh Sri Kusumadewi
dan Hari Purnomo (2004). Sedangkan sebagai literatur pendukung di antaranya adalah Analisa dan Desain Sistem
Fuzzy: Menggunakan Toolbox Matlab yang
ditulis oleh Sri Kusumadewi dan (2002), Neuro-Fuzzy Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf dan sumber
lain yang berhubungan dengan fuzzy.
0 komentar:
Posting Komentar