BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebelum 1960-an matematika dianggap mempunyai
dua wajah dan peran yang berbeda.
Pertama, matematika murni yang dianggap sebagai ratu (queen) dari sains dan
hidup di menara gading (yang tak mengenal ilmu lain karena mengabstrakkan diri) dan yang kedua adalah
matematika terapan yang berperan sebagai
pelayan (servant)bagi ilmu-ilmu lain. Sejarah memperlihatkan bahwa kedua wajah matematika tersebut harus berjalan
seiring. Jika menitikberatkan matematika
murni, maka matematika akan menjadi kaku, kurang hidup, dan tidak menarik. Sebaliknya, jika kita hanya
menekankan matematika terapan dan ilmuilmu terapan saja, maka matematika
mungkin akan macet karena dasar teori pendahulunya
kurang (B. Susanto, 2004: 29).
Seperti bidang sains lain, matematika
berkembang cepat terutama setelah komputer
tampil sebagai penunjang dan pemicu lahirnya bidang-bidang ilmu yang baru. Wajah matematika dan sains menjadi
semakin komputasional.
Matematika hidup karena tantang dari ilmu lain
yang membutuhkannya.
Perkembangan matematika terjalin erat dengan
perkembangan ilmu penggunanya.
Dan dalam matematika itu sendiri terdapat
beberapa konsep yang diantaranya adalah
tentang logika yang merupakan cabang dari matematika. Logika dapat diartikan sebagai penyelarasan berfikir yang
disesuaikan dengan kenyataan seharihari, sehingga kualitas pengetahuan selalu
berada dalam pengujian terus-menerus dan
bergerak secara emperistis dan teoritis. Logika menyelaraskan kaidah-kaidah objektif dengan situasi subjektif dan konkrit.
Logika konvensional yang dikemukakan oleh
Aristoteles yang nilai kebenarannya
mempunyai kondisi yang pasti yaitu benar dan salah (dwinilai) dengan tidak ada kondisi antara. Sebagai
contoh, akan disusun himpunan siswa yang
naik kelas, maka setiap siswa dapat diperiksa dan diputuskan dengan tegas apakah naik kelas atau tidak, dan yang
memenuhi akan masuk menjadi anggota himpunan,
sedangkan lainnya tidak. Logika konvensional terlihat dari adanya dua jawaban yaitu “ya” atau “tidak”. Namun dalam
kehidupan nyata, pemikiran mengenai
logika konvensional dengan dwinilai (benar atau salah) sangatlah tidak mungkin. Sehingga pada tahun 1965, Lotfi Zadeh
mengemukakan dan mengembangkan logika
fuzzy. Pada dasarnya, logika fuzzy merupakan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input
ke suatu ruang output. Zadeh berpendapat
bahwa logika benar atau salah dari logika konvensional tidak dapat mengatasi masalah degrasi yang ada dan
berkembang saat ini.
Penggunaan teknik logika fuzzy telah cukup
meluas pada berbagai aplikasi mulai dari
konsumen elektronik, robotik, kendali industri, pemprosesan data dan lain-lain. Teknik logika fuzzy sangat cocok
digunakan pada sistem yang dalam pemprosesannya
banyak melibatkan aturan (rule based). Sistem logika fuzzy biasanya memiliki sifat fault tolerantserta mampu mengakomodasi ketidakpresisian dalam proses akuisis data
(resmana & Kuntjoro, 2006: 1), seperti data yang mempengaruhi masalah waktu tempuh
tercepat dalam melakukan perjalanan
dari Kampus Universitas Islam Negeri Malang ke Alun-alun Kota Malang.
Dalam logika fuzzy, terdapat beberapa metode
yang dapat digunakan dalam pemprosesan
data atau menyelesaikan permasalahan termasuk masalah menentukan waktu tempuh tercepat dan salah
satu metode yang dapat digunakan adalah
metode Mamdani. Metode Mamdani merupakan salah satu metode dari metode sistem inferensi fuzzy yang dikemukakan
oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975 dan
metode Mamdani juga dikenal dengan metode Min-Max, karena fungsi implikasi dalam metode Mamdani
menggunakan min dan proses inferensinya
menggunakan metode max dalam melakukan komposisi aturan.
Metode Mamdani lebih intuitif dibandingkan
dengan metode inferensi yang lain.
Inferensi fuzzy berfungsi untuk memetakan
bobot-bobot setiap keanggotaan masukan
(input) menjadi bobot-bobot keanggotaan keluaran (output).
'Cepat dan Selamat' adalah istilah yang cocok
dan menjadi harapan bagi seseorang akan
melakukan perjalanan. Untuk mencapai harapan tersebut, tentunya seseorang dihadapkan pada masalah pemilihan
rute yang tepat, dalam hal ini adalah
rute yang memiliki waktu tempuh tercepat. Masalah pemilihan rute dengan waktu tempuh tercepat merupakan suatu hal yang
sederhana tapi akan menjadi sulit jika
seseorang yang melakukan perjalanan tidak mengetahui kondisi jalan yang akan dilaluinya apalagi waktu dan biaya
serta kenyamanan dalam melakukan perjalanan
yang menjadi pertimbangan utama.
Dalam hal ini, waktu tercepat dapat diartikan
sebagai waktu yang memiliki total waktu
tempuh terkecil (minimal). Waktu tempuh selama melakukan perjalan dari Universitas Islam Negeri Malang ke
Alun-alun Kota Malang dipengaruhi oleh
faktor tingkat kepadatan dan panjang rute pada masing-masing rute.
Berangkat dari beberapa hal di atas, maka
dengan memanfaatkan data tingkat
kepadatan dan panjang ruas jalan yang merupakan hasil pengamatan pegawai Dinas Perhubungan Kota Malang, maka
peneliti mencoba menganalisis untuk
menentukan waktu tercepat pada rute perjalanan dari UIN ke Alun-alun Kota Malang. Sehingga dipilihlah judul
'Aplikasi Metode Mamdani dalam Menentukan
Waktu Tercepat' dalam skripsi ini.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menentukan waktu tempuh tercepat
dalam melakukan perjalanan dari Kampus
Universitas Islam NegeriMalang ke Alun-alun Kota Malang dengan menggunakan metode Mamdani? 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis memberikan
batasan sebagai berikut: a. Jenis kendaraan yang digunakan oleh seseorang
yang melakukan perjalanan adalah
kendaraan bermotor roda empat.
b.
Waktu tunda yang disebabkan oleh traffic light, pelanggaran lalu lintas
dan kejadian yang bersifat mendadak
serta kelihaian pengendara diabaikan.
c.
Seseorang yang melakukan perjalanan diasumsikan mengetahui kondisi jalan.
d.
Kecepatan kendaraan dianggap sama yaitu dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.
e. Jalan yang dihitung tingkat kepadatan dan
panjang ruas jalan adalah jalan arteri
yang terdapat datanya di Dinas Perhubungan Kota Malang (dari UIN ke Alun-alun Kota Malang).
f.
Parameter untuk pengambilan keputusan adalah waktu tempuh terkecil (minimal).
g. Data
tingkat kepadatan merupakan rata-rata dari masing-masing kepadatan tiap waktu dan diambil pada hari-hari efektif.
1.4 Tujuan Untuk mendiskripsikan langkah-langkah metode
Mamdani dalam menentukan waktu tempuh
tercepat dalam melakukan perjalanan dari Kampus Universitas Islam Negeri Malang ke Alun-alun
Kota Malang.
1.5 Manfaat 1.5.1 Bagi Penulis 1.
Merupakan partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang
ilmu Matematika.
2.
Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang telah penulis dapatkan selama belajar
di bangku kuliah.
3.
Sebagai suatu permulaan bagi penulis untuk mengaitkan Matematika dengan kehidupan nyata yang merupakan kebutuhan
manusia.
4.
Sebagai bahan referensi dalam menambah pengetahuan tentang konsep logika
fuzzy, khususnya metode Mamdani dan aplikasinya dalam penyelesaian masalah menentukan waktu tempuh tercepat.
1.5.2
Bagi Pembaca Sebagai informasi kepada
seseorang yang melakukan perjalanan dari Kampus Universitas Islam Negeri Malang ke Alun-alun
Kota Malang agar dapat memilih rute
perjalanan dengan tepat dan cepat.
Contoh Skripsi Matematika:Aplikasi Metode Mamdani untuk Menentukan Waktu Tempuh TercepatDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar