Selasa, 09 Desember 2014

Download Skripsi Kedokteran:Hubungan Pengetahuan Tentang Serat Makanan Dengan Konsumsi Serat Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Setiap orang akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Suhardjo, 2000). Makanan berserat adalah makanan sejenis karbohidrat kompleks yang berupa selulosa dan zat lain, yaitu pektin, gum, lignin, dan mustilago (Irianto, 2004). Serat makanan ini mempunyai peranan penting, seperti merangsang aktivitas saluran s untuk mengeluarkan feses secara teratur, mampu menyerap banyak air sehingga membantu feses menjadi lebih lunak, membantu pengikatan bahan penyebab kanker (karsinogenik) dan mengeluarkannya dari dalam tubuh, serta memiliki kalori yang rendah. World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari (Almatsier, 2004a). Dietary Reference Intake (DRI) serat berdasarkan National Academy of Sciences mengemukakan konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari sesuai dengan umur masing-masing konsumen (Drummond dan Brefere, 2007). Almatsier (2004) mengemukakan bahwa serat makanan menjadi populer setelah publikasi penelitian Burkit dan Trowell yang menyatakan diet kaya serat akan membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang berkembang di negara-negara maju, seperti seperti kanker kolon, diabetes melitus, penyakit divertikulosis, dan jantung koroner (Almatsier, 2004b). Saat ini, masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di perkotaan mengalami pergeseran pola konsumsi pangan. Awalnya, pola konsumsi empat sehat lima sempurna menjadi menu sehari-hari. Namun, seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan sosial ekonomi masyarakat maka terjadi pula perubahan kebiasaan makan yang cenderung kebarat-baratan (western style diet). Makanan jadi (processed food) dan makanan siap saji (fast food) telah menjadi kegemaran dan tren di masyarakat (Sulistijani, 2001). Masyarakat umumnya belum atau kurang menyadari bahwa makanan jadi telah mengalami banyak kehilangan komponen-komponen esensial makanan, khsnya serat. Makanan siap saji juga umumnya mempunyai kandungan lemak dan protein yang tinggi tetapi miskin serat. Bila makanan-makanan tersebut lebih banyak dikonsumsi maka akan terjadi ketidakseimbangan intake zat-zat gizi dan komponen-komponen esensial. Asupan serat yang terlampau rendah dalam waktu lama akan mempengaruhi kesehatan, kegemukan, dan serangan penyakit degeneratif. Persoalan serat makanan memang kalah populer dibandingkan zat gizi lain, seperti karbohirat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang serat dapat dimaklumi, karena penelitian ilmiah tentang zat ini juga masih sangat terbatas (Sumartono, 2002). Hasil analisis data konsumsi makanan penduduk Indonesia dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, menunjukkan bahwa secara keseluruhan hanya 6.4% penduduk Indonesia yang cukup mengkonsumsi serat. Di Provinsi Sumatera Utara, khsnya Kota , juga hampir sama, hanya 5.5% penduduk yang termasuk dalam kategori cukup mengkonsumsi serat. Hasil tersebut cukup menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia memiliki masalah konsumsi serat rendah. Beberapa faktor seperti status ekonomi, pengetahuan tentang makanan berserat, ketersediaan makanan berserat, serta pola dan kebiasaan makan akan mempengaruhi konsumsi serat seseorang. Remaja adalah golongan kelompok usia yang relatif bebas, termasuk dalam memilih jenis makanan yang mereka konsumsi. Kecukupan asupan serat makanan pada remaja akan sangat menentukan taraf kesehatan mereka pada masa selanjutnya (Soerjadibroto, 2004). Di sisi lain, perilaku gizi yang salah amat banyak dijumpai pada remaja. Adapun kecenderungan mengikuti pola makan dan gaya hidup modern membuat remaja lebih menyukai makan di luar rumah bersama kelompoknya. Ketidakseimbangan konsumsi makanan disebabkan karena perilaku yang tidak tepat dalam memilih makanan sehari-hari (Soekidjo, 2003). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran . 1.2. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2010? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran . 1.3.2. Tujuan Khs 1. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang serat makanan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran . 2. Untuk mengetahui bagaimana konsumsi serat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran . 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

Contoh Skripsi Kedokteran:Hubungan Pengetahuan Tentang Serat Makanan Dengan Konsumsi Serat Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini




Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.