Selasa, 09 Desember 2014

Download Skripsi Kedokteran:Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi

BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian pada berbagai populasi di seluruh dunia menunjukkan prevalensi dismenore yang cukup bervariasi, yaitu di antara 28% dan 71.7%. Pada suatu penelitian lain, prevalensi dismenore primer yang terjadi tanpa kelainan atau lesi organik pada pelvis dilaporkan sekitar 43% hingga 90% dalam populasi yang bervariasi. Di antara berikut, 10 - 15% daripada wanita ini menderita dismenore berat sehingga aktivitas seharian terganggu dan terjadinya penurunan kualitas hidup atau health-related quality of life (HRQoL)(L Wang et al, 2004). Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja. Secara umum, dismenore dapat dibedakan kepada dua katagori, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi dimana tiada kelainan organik pelvis dan biasanya bermula pada masa remaja. Dismenore sekunder merupakan dismenore yang berkaitan dengan proses patologik dan onsetnya boleh bertahun-tahun setelah menarche (Alaettin Unsal et al, 2010). Dismenore merupakan suatu simptom yang digambarkan sebagai nyeri pelvis seperti kram atau kejang yang mengikuti onset menstruasi atau pada saat onset menstruasi dan biasanya berlangsung selama 1 – 3 hari (Alaettin Unsal et al, 2010). Dismenore juga boleh disertai dengan keluhan seperti nyeri kepala, kejang otot, nausea, muntah ataupun peningkatan frekuensi defekasi (Jerry R. Klein dan Iris, 1981). Secara fisiologi, menstruasi terjadi akibat dari aktivitas prostaglandin di daerah uterus dimana ia bekerja menstimulasi kontraksi otot polos dinding uterus untuk mengeluarkan dinding endometrium yang diluluhkan (Ganong, William F., 2007). Kejadian dismenore terjadi sekiranya keseimbangan konsentrasi prostaglandin di uterus terganggu. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak faktor yang terkait dengan dismenore. Faktor ini termasuk menarche pada usia yang muda, merokok, index massa tubuh (BMI) yang rendah, kelainan psikologis, genetik, riwayat infeksi pelvis serta riwayat percabulan seksual. Selain itu, emosi dan perilaku seseorang dapat memperburuk keadaan dismenore yang sudah dideritanya. Dismenore telah diidentifikasi sebagai sebab tersering pelajar dan pekerja perempuan mengambil libur sakit. (Alaettin Unsal et al, 2010) 1.2. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan kualitas hidupmahasiswimahasiswi stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran (), . 1.3.2. Tujuan Khs Tujuan khs dalam penelitian ini adalah: a) Mengetahui kualitas kesehatan fisik pada mahasiswi yang menderita dismenore. b) Mengetahui kualitas kesehatan psikologis pada mahasiswi yang menderita dismenore. c) Mengetahui kesehatan sosial pada mahasiswi yang menderita dismenore. d) Mengetahui kesehatan lingkungan mahasiswi yang menderita dismenore. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk: a) Masyarakat terutama kalangan remaja, dewasa muda, dan pekerja pelayanan kesehatan untuk mendapat informasi mengenai dismenore dan hubungannya terhadap kualitas hidup. b) Dapat meningkatkan wawasan kalangan medis untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore. c) Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis bagi peneliti.

Contoh Skripsi Kedokteran:Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini




Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.