BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus, atau yang sering hanya
disebut diabetes, adalah sekelompok penyakit
dengan karakteristik kadar glukosa darah yang tinggi akibat defek dari kemampuan tubuh dalam memproduksi
dan/atau menggunakan insulin.
(American Diabetes Association,
2013). Insulin adalah hormon yang dihasilkan
oleh pankreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari makanan ke dalam sel-sel tubuh, dimana glukosa
tersebut akan dikonversi menjadi energi
yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan untuk berfungsi.
Sebagai akibatnya, seseorang
dengan diabetes tidak mampu mengabsorbsi glukosa dengan baik dan glukosa akan bersirkulasi dalam darah (hiperglikemia) dan merusak jaringan seiring
dengan berjalannya waktu (International
Diabetes Federation, 2013). Hiperglikemia
yang dimaksud digambarkan sebagai kadar
glukosa darah puasa ≥126 mg/dl atau ≥200 mg/dl untuk 2-jam post prandial (PP) setelah
diberikan beban glukosa sebanyak 75 gram
(Fauci et al, 2008).
Pada tahun 2000, sebanyak 171
juta penduduk di dunia menderita diabetes.
Angka ini meningkat dengan sangat
pesat hingga didapati bahwa telah terdapat
347 juta penderita diabetes sekarang. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030, penderita diabetes di seluruh dunia akan
mencapai 366 juta jiwa. Di Indonesia
sendiri, terdapat sekitar 8,5 juta penderita diabetes pada tahun 2000 dan ini menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan jumlah penderita diabetes
terbanyak ke-empat setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Perkiraan penderita diabetes di
Indonesia pada tahun 2030 adalah sebanyak 21,3 juta jiwa (World Health Organization,
2013).
Contoh skripsi Disregulasi
metabolik akibat diabetes mellitus dapat menyebabkan perubahan patofisiologis sekunder pada berbagai sistem
organ (Fauci et al, 2008).
Diabetes telah menjadi penyebab
utama gagal ginjal, amputasi anggota gerak bawah non-traumatik, dan kasus-kasus kebutaan
baru pada orang dewasa di Amerika
Serikat (National Diabetes Statistics, 2011).
Kontrol kadar glukosa darah yang
baik sangat penting dalam mencegah komplikasi-komplikasi
yang dapat timbul akibat diabetes. Kadar hemoglobin yang terglikosilasi (HbA1c) dapat digunakan
sebagai suatu indikator penilaian kontrol
kadar glukosa darah pada pasien diabetes dalam 2-3 bulan terakhir (Lind et al, 2009).
Pengetahuan terbaru menunjukkan
bahwa penderita diabetes secara khcontoh skripsis dipengaruhi oleh merokok. Selain itu,
penderita diabetes yang merokok memerlukan
insulin yang lebih banyak dibandingkan penderita yang tidak merokok. Resiko komplikasi diabetes yang
serius, seperti penyakit kardiovaskular,
gangguan fungsi ginjal, retinopati, dan neuropati, juga ditemukan lebih tinggi pada penderita diabetes
yang merokok. Abstinensia terhadap rokok
dapat mempermudah pengendalian kadar
glukosa darah seseorang (Benjamin, 2010).
34,7% penduduk Indonesia yang
berusia 10 tahun ke atas adalah perokok.
Prevalensi perokok di Sumatera
Utara sendiri berkisar 35,7% (Riset Kesehatan Dasar, 2010). Indonesia menduduki peringkat
ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di
dunia setelah China dan India (World Health Organization, 2008) dan tetap menduduki peringkat ke-5 konsumen
rokok terbesar setelah China, Amerika
Serikat, Rusia, dan Jepangpada tahun 2007.
Terdapat sekitar 600 komposisi
zat kimia dalam sebatang rokok. Ketika dibakar,
rokok menghasilkan lebih dari 4.000 zat-zat kimia. Setidaknya ada 50 dari zat-zat kimia ini yang telah diketahui
dapat menyebabkan kanker, dan Contoh
skripsi banyak di antara sisanya yang berbahaya bagi kesehatan (American Lung Association, 2013).
Dari penelitian yang telah
dilakukan Clair et al (2011), telah disebutkan bahwa cotinine, salah satu metabolit utama
nikotin memiliki hubungan dengan
peningkatan kadar HbA1c pada sampel dari
populasi masyarakat Amerika Serikat yang
tidak menderita diabetes. Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian sejenis yang dilakukan di
Indonesia sejauh ini dan atas dasar itu, penulis merasa perlu untuk membuat
penelitian mengenai perbandingan kadar
HbA1c pada penderita diabetes mellitus tidak terkontrol yang merokok dengan yang tidak merokok.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan
uraian mengenai diabetes mellitus, komplikasinya, serta pengaruh rokok terhadap perjalanan penyakitnya
pada bagian latar belakang, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana perbandingan kadar HbA1c pada penderita
diabetes mellitus tidak terkontrol yang
merokok dengan yang tidak merokok? 1.3.
Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui
perbandingan kadar HbA1c pada penderita
diabetes mellitus tidak terkontrol yang
merokok dengan yang tidak merokok.
1.3.2. Tujuan Khcontoh skripsis Yang menjadi tujuan
khcontoh skripsis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran kadar HbA1c pada penderita diabetes mellitus tidak terkontrol yang merokok 2. Mengetahui gambaran kadar HbA1c pada penderita diabetes mellitus tidak terkontrol yang tidak merokok Contoh
skripsi 3. Mengetahui faktor yang
menjadi penyebab perbedaan kadar HbA1c dari kedua kelompok bila dari hasil uji
statistik ditemukan adanya perbedaan
yang signifikan.
1.4. Manfaat Penelitian • Bagi klinisi Memberikan informasi tambahan
dalam pengawasan kontrol gula darah
pasien diabetes.
•
Bagi dunia pendidikan Menjadi
data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai kadar HbA1c
pada penderita diabetes yang merokok dan yang tidak merokok.
•
Bagi peneliti - Mengembangkan kemampuan peneliti dalam
mengaplikasikan pengetahuan tentang
metode penelitian terhadap masalah klinis yang banyak dijumpai dalam masyarakat.
-
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai kadar HbA1c
pada penderita diabetes, terutama dalam hubungannya dengan merokok.
0 komentar:
Posting Komentar