BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Morbiditas dan mortalitas pasien dengan
penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) atau
end stage renal disease (ESRD) masih tinggi, dengan angka mortalitas sekitar 22%. Jumlah pasien gagal ginjal yang diterapi dengan dialisis dan transplantasi diprediksi terus meningkat dari 340.000 pada
tahun 1999 dan mencapai 651.000 pada 2010.
Tingginya morbiditas dan mortalitas ini dapat diturunkan secara signifikan jika
pasien secara dini mendapat terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy) (Sciner RW, 2005). Sampai saat
ini ada 3 jenis terapi pengganti ginjal
yaitu hemodialisis; peritoneal
dialisis; dan transplantasi ginjal, dimana sudah lebih dari 35 tahun terapi pengganti ginjal dengan cara dialisis dan transplantasi ini
dapat memperpanjang hidup ratusan dari
ribuan pasien dengan PGTA (Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL,2003).
Pada akhir tahun 2004, Pirtle
dkk. menyebutkan di seluruh dunia sekitar 1.783.000 orang telah menjalani pengobatan
PGTA, di mana 1.371.000 orang (77%) diantaranya
menjalani dialisis dan 412.000 orang
(23%) menjalani transplantasi ginjal.
Laporan The United States Renal Data System (USRDS) tahun 2008 menunjukkan adanya peningkatan populasi
penderita PGTA di Amerika Serikat yaitu 1.589/1.000.000
penduduk tahun 2005 menjadi 1.641/1.000.000 penduduk tahun 2006. Susalit dkk.
(2009) menyebutkan di Indonesia prevalensi rate penderita PGTA yang menjalani
dialisis adalah 10,2 per satu juta penduduk pada tahun 2002, 11,7 per satu juta penduduk pada tahun 2003, 13,8 per
satu juta penduduk pada tahun 2004, 18,4
per satu juta penduduk pada tahun 2005, dan 23,4 per satu juta penduduk pada tahun 2006.
Salah satu penyebab tingginya
morbiditas dan mortalitas PGTA adalah kalsifikasi vaskuler yang disebabkan oleh peningkatan
produk kalsium dan fosfat serum.
Kalsifikasi vaskuler sangat
sering dijumpai pada pasien hemodialisis reguler. Hal ini Contoh skripsi kedokteran sangat berperan
dalam patogenesis penyakit arteri perifer (PAP) pada pasien PGTA.
Dijumpai bukti-bukti yang
meningkat bahwa peningkatan kadar fosfat dan kalsium serum serta peningkatan nilai perkalian produk
kalsium dan fosfat serum (Ca x P) dan hiperparatiroidisme
sekunder berkaitan dengan PAP (Guerin A.P., London G.M., Marchais S.J, Metivier F., 2000).
Hiperfosfatemia-hipokalsemia
maupun hiperfosfatemia dan hiperkalsemia, keduanya memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam morbiditas dan mortalitas PGK.
Block dkk (1998), melaporkan peningkatan resiko kematian yang berkaitan dengan hiperfosfatemia pada 6407 penderita
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
regular. Dilaporkan bahwa penderita dengan kadar fosfat serum 6,5 mg/dl memperlihatkan angka kematian yang
meningkat sebesar 27%.
Penyakit arteri perifer (PAP)
atau penyakit oklusif arteri perifer (POAP) merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh
penyempitan atau oklusi arteri yang dapat
menyebabkan penurunan perfusi jaringan ke ekstremitas bagian bawah dan merupakan manifestasi aterosklerosis sistemik.
PAP sering terjadi pada pasien PGTA yang
menjalani hemodialisis reguler(Wood AJJ, 2001).
Prevalensi PAP sangat bervariasi,
bergantung pada populasi mana yang diteliti.
Berdasarkan HEMO study dan USRDS
di Amerika Serikat, prevalensinya pada penderita
yang baru menjalani hemodialisis berkisar antara 14-15%. Sedang pada penderita yang telah menjalani hemodialisis
kronis, prevalensinya meningkat menjadi 25%.
PAP secara substansial meningkatkan risiko morbiditas seperti ulserasi iskemik kronis, gangren dan amputasi, maupun mortalitas (O’Hare, A.M., Hsu, C.Y., Bacchetti, P., Johansen, K.L, 2001).
Gejala PAP yang paling sering
adalah intermittent claudication yang manifestasinya adalah nyeri pada kaki, rasa
tebal dan kesemutan, kelemahan pada otot-otot
ekstremitas bawah (Guerin A.P., London G.M., Marchais S.J, Metivier F, 2000). Pada Study Framingham, faktor risiko
yang telah terbukti pada PAP adalah antara
lain jenis kelamin laki laki, usia tua, diabetes mellitus, hipertensi, merokok,
dislipidemia dan peningkatan fibrinogen.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan Contoh
skripsi kedokteran bahwa peningkatan kadar homosistein, lipoprotein, C-reactive protein mungkin berhubungan dengan PAP.
Berdasarkan latar belakang
penelitian yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
perkalian produk kalsium dan fosfat serum
dengan penyakit arteri perifer pada pasien hemodialisis reguler.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.2.1. Pertanyaan Utama “ Apakah terdapat hubungan antara perkalian
produk kalsium dan fosfat serum dengan
penyakit arteri perifer pada pasien hemodialisis reguler.
1.2.2. Pertanyaan Tambahan Bagaimana frekuensi penyakit arteri perifer
berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat
diabetes atau riwayat hipertensi dan lama HD? 1.3. Hipotesa Penelitian Dari
pertanyaan penelitian di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat hubungan antara perkalian
produk kalsium dan fosfat serum dengan penyakit
arteri perifer pada pasien hemodialisis reguler.
Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan
Umum Untuk mengetahui hubungan antara
perkalian produk kalsium dan fosfat serum dengan penyakit arteri perifer pada pasien
hemodialisis reguler.
Contoh skripsi kedokteran 1.4.2.
Tujuan Khcontoh skripsi kedokterans Untuk
mengetahui frekuensi penyakit arteri perifer
pada pasien hemodialisis berdasarkan
usia, jenis kelamin, riwayat diabetes, riwayat hipertensi, dan lama hemodialisis.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.
Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat
tentang penyakit arteri perifer dan
hubungannya dengan perkalian produk kalsium dan fosfat serum sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan yang
sedini mungkin.
2. Praktisi Medis Dapat merencanakan suatu
strategi pelayanan kesehatan untuk mengurangi penyakit arteri perifer.
3. Peneliti Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang prevalensi
penyakit arteri perifer pada pasien PGTA yang menjalani hemodialisis reguler serta
hubungannya dengan perkalian produk kalsium dan fosfat serum.
4. Peneliti lain Dapat dijadikan sumber
informasi dan rujukan untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.
Contoh skripsi kedokteran
0 komentar:
Posting Komentar