BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tinea korporis merupakan penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur superfisial
golongan dermatofita yang biasanya terdapat pada kulit tubuh yang tidak berambut. Penyakit ini disebabkan oleh
jamur dermatofita yang umumnya berupa
Microsporum, Trycophyton atau Epidermophyton. Penyebab infeksi dermatofita yang paling dominan adalah
Tricophyton diikuti Epidermophyton dan Microsporum,
dimana yang paling banyak adalah spesies Tricophyton rubrum diikuti
T.mentagrophytes, M. canis dan T.tonsurans (Verma dan Heffernan,2008).
Dermatofita merupakan kelompok
jamur yang memiliki kemampuan untuk melekat
pada keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi yang memungkinkan jamur tersebut untuk berkoloni
pada jaringan yang mengandung keratin,
seperti stratum korneum epidermis, rambut dan kuku. Penyakit ini dapat menyerang semua umur tetapi lebih sering
menyerang anak-anak (Havlickova et al,2008).
Dermatofitosis adalah salah satu
infeksi yang paling sering terjadi di dunia.
Distribusi, spesies penyebab, dan
bentuk infeksi yang terjadi bervariasi pada daerah geografis,lingkungan dan budaya yang
berbeda. Dermatofita berkembang pada
suhu 25-28⁰C dan timbulnya infeksi pada kulit manusia didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. Karena alasan
ini, infeksi jamur superfisial relatif sering
pada negara tropis pada populasi dengan status sosioekonomi rendah yang tinggal di lingkungan yang sesak dan hygiene
yang rendah (Hay dan Moore,2004).
Dermatofita tersebar di seluruh
dunia dan menjadi masalah terutama di negara berkembang.
Di berbagai negara saat ini terjadi peningkatan bermakna dermatofitosis. Mikosis superfisial mengenai
lebih dari 20-25% populasi sehingga menjadi
bentuk infeksi yang tersering (Havlickova et al,2008).
Contoh skripsi Di Jaipur, India,
dengan menggunakan pemeriksaan KOH didapati insidensi tinea korporis adalah yang terbanyak sekitar
50% pada 200 pasien yang dicurigai dermatofitosis
yang datang ke rumah sakit dan klinik (Richa et al,2012).
Suatu studi laboratorium
dermatologi di Bangladesh menemukan bahwa dari 601 orang yang menderita infeksi jamur
superfisial, ditemukan bahwa tinea korporis
adalah infeksi terbanyak pada yang berusia 15-64 tahun sekitar 91 orang (25,49%) dan sebagian kecil diantaranya adalah
anak-anak sebanyak 24 orang (13,33%)
(Rahman et al,2011).
Di Kroasia dilaporkan prevalensi
dermatofitosis 26% pada tahun 1986 dan meningkat
menjadi 73% pada tahun 2001. Tinea pedis dan tinea korporis merupakan dermatofitosis yang terbanyak
ditemukan (Rezvani et al,2010).
Di Malaysia didapatkan prevalensi
tinea korporis sebesar 30,63% dari 180 pasien
yang datang ke Klinik Kulit RS Queen Elizabeth pada tahun 2007-2009 (Mustafa et al,2013).
Di Filipina dengan menggunakan
rekam medik suatu institusi kesehatan penyakit
tropis, insidensi tinea korporis menduduki urutan kedua sebanyak 22,63% setelah
Pityriasis versicolor 25,34% sepanjang tahun 2000-2003.
(Evangeline,2005).
Di Kimitsu Chuo Hospital, Tokyo,
Jepang, kasus tinea korporis adalah sebesar 11,9%. insidensi ini menduduki urutan ketiga
setelah tinea pedis (64,2%), diikuti tinea
unguium (14,6%) (Takahashi dan Nishimura,2002).
Kondisi geografis Indonesia merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi akan memudahkan
tumbuhnya jamur sehingga infeksi oleh
karena jamur di Indonesia banyak ditemukan (Nasution, 2005).
Di Indonesia angka yang akurat
mengenai insidensi mikosis superfisialis
belum ada. Insidensi di berbagai rumah
sakit pendidikan di Indonesia tahun 1998 bervariasi
dari yang terendah 2,93% (Semarang) hingga yang tertinggi 27,6% (Padang) (Adiguna,2001). Di Indonesia
dermatofitosis menempati urutan kedua setelah Pityriasis versicolor(Made,2001).
Selama ini, ada anggapan secara
umum tentang tingkat pengetahuan tinea korporis
tetapi belum diteliti secara spesifik. Mahasiswa Akademi Kebidanan Contoh skripsi Sehat tinggal di asrama yang
memiliki kamar yang tertutup, lembab, sering bertukar barang (misalnya: handuk, baju,
selimut) dan jumlah mahasiswa yang tinggal
dalam satu kamar lebih dari 5 orang. Hal-hal tersebut merupakan pemicu yang memudahkan berkembangnya jamur. Karena
itu, penulis ingin meneliti tentang
tingkat pengetahuan penyakit tinea korporis pada mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan Angkatan 2012.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana
tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012 tentang penyakit tinea korporis?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat
Medan Angkatan 2012 tentang penyakit tinea korporis.
1.3.2 Tujuan Khcontoh skripsis Adapun yang menjadi
tujuan khcontoh skripsis penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui gambaran
pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan
Sehat Medan Angkatan 2012 tentang gambaran klinis penyakit tinea korporis 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan
Angkatan 2012 tentang cara penularan penyakit
tinea korporis 3. Untuk mengetahui
gambaran pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan Angkatan 2012 tentang
penatalaksanaan penyakit tinea korporis 4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan Angkatan 2012 tentang
pencegahan penyakit tinea korporis Contoh skripsi 1.4 Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa: 1.4.1
Bidang akademik/ilmiah Menambah pemahaman mahasiswa Akademi Kebidanan
Sehat Medan terutama angkatan 2012
tentang penyakit tinea korporis.
1.4.2 Bidang pelayanan masyarakat Menambah wawasan dan sumber informasi bagi
orang lain tentang penyakit tinea
korporis.
1.4.3 Bidang pengembangan penelitian Hasil penelitian
ini dapat menjadi landasan teori bagi penelitian selanjutnya dalam hal penyakit tinea korporis
sehingga dapat bermanfaat untuk
menurunkan prevalensi, mengobati atau mencegah tinea korporis.
Contoh skripsi
0 komentar:
Posting Komentar