Selasa, 07 Januari 2014

Skripsi Agrikultur: Uji Ketahanan Bibit Sukun (Artocarpus communis Forst) Pada Beberapa Interval Penyiraman


Penurunan kualitas maupun kuantitas sumber daya hutan di Indonesia akhir-akhir ini telah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan, terutama dalam mempertahankan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati. Penebangan dan penggarapan kawasan hutan dengan tanpa terkendali di hampir semua wilayah telah memusnahkan sebagian besar pepohonan dan flora lain yang kehidupannya (tempat dan sumber energinya) bergantung kepada keberadaan hutan sebagai suatu ekosistem yang stabil. Jumlah hutan yang semakin sedikit jelas mengakibatkan sumber daya alam hayati di dalamnya berkurang. Selain itu, degradasi sumber daya hutan telah berdampak buruk pada lingkungan secara makro. Keadaan iklim yang tidak menentu menyebabkan cuaca sulit untuk ditebak sehingga musibah kekeringan akibat kemarau panjang atau banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang tidak dapat ditampung secara maksimal oleh hutan (Rauf, 2009).

Dampak buruk pada lingkungan secara makro tersebut menyebabkan lahan menjadi tandus (kurang subur). Tidak adanya vegetasi pada lahan juga menyebabkan daya jerap tanah terhadap air menjadi rendah, sehingga hanya sedikit jenis tanaman yang dapat bertahan hidup pada kondisi kritis tersebut. Hal ini juga menyebabkan banyak areal lahan yang tidak produktif sehingga menurunnya hasil pertanian pada areal tersebut yang secara tidak langsung berdampak buruk pada nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat, sebab terjadi ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan sumber pangan masyarakat dari hasil pertanian yang semakin besar dengan jumlah ketersediaan produksi pangan yang semakin menurun.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan suatu rehabilitasi lahan kritis agar kondisi kesuburan tanah dapat pulih kembali dan hasil pertanian yang merupakan salah satu bagian dari sumber daya alam hayati dapat ditingkatkan. Menurut Prasetyo (2004) upaya yang dapat dilakukan ditinjau dari segi tanaman dan segi konsumsi, yaitu diversifikasi tanaman. Diversifikasi tanaman dapat memberikan dampak positif pada ketahanan usaha tani karena dapat mengurangi resiko, peningkatan pendapatan petani dan nilai tambah dari lahan yang ditanami.

Jenis pohon yang ditanam untuk rehabilitasi lahan kritis harus memiliki nilai adaptasi yang tinggi, tidak memerlukan syarat tumbuh yang banyak dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Dalam hal ini sukun (Artocarpus communis Forst) merupakan satu diantara beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam untuk rehabilitasi lahan kritis. Menurut Hendalastuti dan Rojidin (2006) dalam bidang kehutanan sukun merupakan salah satu jenis pohon yang dipilih dalam kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Selain memiliki akar yang kuat dan tajuk yang lebar yang dapat mengurangi laju erosi, sukun juga merupakan salah satu alternaif tanaman sumber pangan. Sukun tergolong tanaman tropik sejati, tumbuh paling baik di dataran rendah yang panas. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat kering akan tetapi harus ada air tanah dan aerase tanah yang cukup.

Air sangat berfungsi bagi pertumbuhan tanaman, khususnya air tanah yang digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan pertumbuhan melalui proses fotosintesis. Air diserap tanaman melalui akar bersama dengan unsur hara yang larut di dalamnya, kemudian diangkut melalui pembuluh xylem (Lakitan, 1996).

Sehubungan dengan hal di atas bahwa air dalam fisiologi sukun merupakan faktor utama yang sangat penting. Sukun tidak akan dapat hidup tanpa air, karena kekurangan air akan mempengaruhi metabolisme dalam sel sukun, sehingga pertumbuhan sukun bisa terhambat dan mati. Akan tetapi sukun memiliki daya tahan hidup yang cukup tinggi pada lahan kering dengan sumber daya air yang terbatas sehingga dapat mengurangi intensitas penyiraman dan dapat menghemat biaya, tenaga serta waktu selama pembibitan tanaman sukun. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian menguji ketahanan bibit sukun (A. communis) pada beberapa interval penyiraman.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pengaruh beberapa interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit sukun (A. communis).

Beberapa interval penyiraman yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit sukun (A. communis).

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya sukun terkait tentang berapa lama tingkat toleransi (daya hidup) dan pertumbuhan bibit sukun (A. communis) terhadap beberapa interval penyiraman. 

Download lengkap Versi Word





Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.