BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pada umumnya, kegagalan alat – alat listrik pada waktu bekerja disebabkan karena kegagalan isolasinya. Kegagalan isolasi (insulation failure) ini disebabkan karena beberapa hal antara lain lamanya waktu pemakaian, kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena dikenakan tegangan lebih. Isolator tegangan tinggi seperti pada jaringan transmisi tegangan tinggi terdiri dari beberapa unit piring isolator, tergantung tingkat tegangan yang dipikulnya. Setiap isolator dapat dianggap sebagai sebuah kapasitor, dikarenakan isolator tersebut membentuk snan konduktor – dielektrik – konduktor. Dan pada isolator rantai ini akan dijumpai beberapa kapasitansi yaitu kapasitansi sendiri (C1), kapasitansi antara jepitan logam isolator dengan menara (C2), dan kapasitansi antara jepitan logam isolator dengan konduktor tegangan tinggi (C3). Oleh karena itu isolator rantai dapat dianggap snan dari beberapa kapasitor yang terhubung secara seri maupun paralel. Karena itu bila isolator diberi tegangan arus bolak – balik, maka distribusi tegangan di sepanjang isolator rantai tersebut terdistribusi tidak merata. Agar lebih meratakan distribusi tegangan sepanjang isolator rantai ditambahkanlah elektroda cincin perata yang dipasang seporos pada jepit logam salah satu piring isolator. Muhammad Idris Rusli : Pengaruh Diameter Penampang Elektroda cincin Perata Terhadap distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai, Pada tugas akhir ini penulis menggunakan elektroda cincin perata dengan memfareasikan diameter penampang dari elektroda cincin perata, yang diharapkan dapat lebih meratakan distribusi tegangan di sepanjang isolator rantai. I.2. MAKSUD DAN TUJUAN Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk : • Mengetahui efektifitas perubahan ketebalan dari penampang elektroda cincin perata terhadap perataan distribusi tegangan pada isolator rantai. • Untuk memenuhi persyaratan kelulusan sarjana di Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. I.3. BATASAN MASALAH Batasan permsalahan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah hanya membahas mengenai perataan tegangan pada isolator rantai dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan diameter penampang elektroda cincin perata terhadap pendistribusian tegangan pada isolator rantai. I.4. METODOLOGI PENULISAN Metodologi penulisan yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah dengan cara : 1. Penelitian Pustaka ( study literature ) Hal ini dilakukan dengan mengumpulan bahan – bahan acuan dari berbagai sumber pustaka seta jurnal – jurnal referensi yang berhubungan dengan penulisan. 2. Diskusi Muhammad Idris Rusli : Pengaruh Diameter Penampang Elektroda cincin Perata Terhadap distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai, Berupa konsultasi dan bimbingan kepada dosen pembimbing serta kepada asisten laboratorium. 3. Pengujian Langsung Pengujian ini dimaksudkan agar teori yang disajikan akan semakin jelas dengan adanya data – data yang diambil dalam pengujian di laboratorium teknik tegangan tinggi. I.5. SISTEMATIKA PENULISAN Materi pembahasan dalam tugas akhir ini diuraikan dalam lima bab adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran menyeluruh tentang apa yang diuraikan dalam tugas akhir ini, yaitu pembahasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : ISOLATOR SALURAN TRANSMISI Bab ini menguraikan tentang peralatan saluran transmisi, jenis – jenis dari isolator, karakteristik isolator. BAB III : DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI Pada bab ini menerangkan tentang kapasitansi isolator, perataan distribusi tegangan isolator rantai, menghitung distribusi tegangan dilengkapi dengan contoh kasus dan usaha perataan tegangan pada isolator rantai, serta contoh faktor kerataan distribusi tegangan pada isolator rantai Muhammad Idris Rusli : Pengaruh Diameter Penampang Elektroda cincin Perata Terhadap distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai, BAB IV : PENGUKURAN DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI Bab 3 ini berisi tentang tujuan pengujian, metode pengukuran , peralatan dan bahan pengujian, rangkaian pengujian, prosedur pengujian dan data hasil pengukuran. BAB V : ANALISA HASIL PENGUJIAN Berisikan tentang konversi tegangan tembus sela bola dan faktor kerataan (AF) dari distribusi tegangan pada isolator rantai. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Muhammad Idris Rusli : Pengaruh Diameter Penampang Elektroda cincin Perata Terhadap distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai, BAB II ISOLATOR SALURAN TRANSMISI II.1. BAGIAN – BAGIAN UTAMA SALURAN TRANSMISI Sebagaimana kita ketahui sebuah saluran transmisi adalah berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkitan menuju tempat konsentrasi beban yang biasanya berjarak sangat jauh. Secara umum penyaluran tenaga listrik dijelaskan pada gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Bagan Satu Garis Sistem Tenaga Listrik Bagian – bagian utama dari saluran transmisi adalah sebagai berikut : 1. Menara transmisi 2. Kawat penghantar (conductor) 3. Kawat tanah (ground wires) 4. Isolator – isolator piring II.1.1. Menara Transmisi G SISTEM PEMBANGKITAN 150 kV SISTEM TRANSMISI 150 kV GI 20 kV SISTEM DISTRIBUSI 380/ volt Muhammad Idris Rusli : Pengaruh Diameter Penampang Elektroda cincin Perata Terhadap distribusi Tegangan Pada Isolator Rantai, Jenis – jenis bangunan penopang saluran transmisi yang dikenal adalah menara – menara baja, tiang – tiang baja, tiang – tiang beton bertulang dan tiang – tiang kayu. Menara baja adalah bangunan tinggi terbuat dari baja yang bagian – bagian kakinya mempunyai pondasi sendiri – sendiri, sedang tiang baja mempunyai satu pondasi untuk semua bagian kakinya. Menara baja untuk saluran transmisi menurut bentuk dan sifat konstruksinya dibagi menjadi menara persegi, menara persegi panjang, menara jenis korset, menara gantry, menara rotasi, menara M. C. dan menara bertali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar