Rabu, 05 November 2014

Skripsi Manajemen:Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden dan Profitabilitas



BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya
setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk maju dan berkembang. Semakin ketatnya
persaingan menyebabkan negara-negara di
dunia berlomba-lomba untuk membenahi perekonomiannya. Demikian halnya dengan Indonesia sebagai salah satu negara
yang sedang berkembang sektor industri
memiliki peranan yang sangat penting dan
diyakini sebagai sektor pemimpin(leading
sector) bagi sektor lainnya dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Upaya peningkatan produktifitas
nasional tidak terlepas dari upaya untuk
meningkatkan produktifitas sektor ekonomi, termasuk didalamnya sektor industri manufaktur yang tentunya memiliki
konstribusi yang cukup besar dalam meningkatkan
tingkat produktifitas nasional.
Pencapaian produktifitas yang
diharapkan sangat berkaitan erat dengan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan produktifitasnya. Dalam konteks ini perbaikan produktifitas perusahaan tidak
terlepas dari kemampuan manajemen dalam
menentukan kebijakan pendanaan (financing policy). Akan tetapi situasi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan banyak
perusahaan yang mengalami kesulitan
dalam hal meningkatkan eksistensinya terutama agar tetap dapat bertahan hidup (going concern). Oleh karena
itu perusahaan diharapkan mampu melakukan
pembiayaan yang optimal untuk membiayai kegiatan usaha yang telah ada dan juga untuk melakukan ekspansi usaha.
Sumber pembiayaan dapat diperoleh dari
dalam (internal) maupun dari luar (external) perusahaan. Sumber dana dari dalam sering kali tidak mencukupi
untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan
sehingga diperlukan usaha untuk menarik dana dari luar.
Adanya kebijakan suatu perusahaan
untuk melakukan alternatif sumber pendanaan
yaitu dengan menetapkan sumber dana external
sebagai sumber pembelanjaan
perusahaan pada akhirnya akan menentukan struktur keuangan perusahaan tersebut. Struktur keuangan adalah
cara bagaimana sebuah perusahaan membiayai
aktifitasnya. Dalam konteks ini inti dari kebijakan pendanaan adalah memilih apakah suatu perusahaan menggunakan
hutang atau ekuitas untuk mendanai
investasi dan operasionalnya, sebagaimana yang disebut juga dengan Struktur Modal (Capital Structure).
Struktur modal merupakan
kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan jangka panjang (long term
financial structure). Struktur modal
yang ideal dan selalu diupayakan untuk dicapai disebut sebagai struktur modal optimal (optimal capital structure) yang
diperoleh jika perusahaan menyeimbangkan
pendanaan dengan hutang (Brigham, 2001 : 34). Kebijakan penentuan struktur modal suatu perusahaan
merupakan salah satu hal yang sangat penting,
hal ini diakibatkan karena keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan
perusahaan. Struktur modal yang efektif
tidak bersifat statis karena mengalami perubahan secara terus menerus seiring perkembangan usaha, tingkat
resiko dan biaya modal (cost of capital).
Kebijakan struktur modal memiliki hubungan dengan trade-off antara tingkat pengembalian dengan tingkat resiko
yang diterima. Penggunaan hutang yang
lebih banyak oleh suatu perusahaan akan meningkatkan resiko yang akan ditanggung oleh para pemegang saham dan juga
akan meningkatkan tingkat pengembalian
investasi (Brigham, 2001 : 5).
Berdasarkan teori Trade-off
(Trade-off Theory), Arifin (2005 : 80) menjelaskan
bahwa ”struktur modal suatu perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak
ketika hutang meningkat di satu sisi dan
meningkatnya agency cost ketika hutang meningkat di sisi lain”. Dalam hal ini apabila manfaat pengurangan pajak yang
diperoleh masih lebih tinggi dibandingkan
dengan agency cost maka perusahaan
tersebut masih dapat meningkatkan
hutangnya. Akan tetapi apabila manfaat pengurangan pajak yang diperoleh lebih rendah jika dibandingkan
dengan peningkatan agency cost maka perusahaan
tersebut harus menghentikan peningkatan hutangnya.
Pertumbuhan perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan struktur modal, kebijakan
deviden dan kebijakan kompensasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang tumbuh cenderung
mempunyai net present value (NPV) yang positif. Arus kas yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan dapat
digunakan untuk mendanai aktifitas perusahaan tersebut sehingga mengakibatkan perusahaan cenderung
menggunakan hutang yang lebih sedikit
untuk mendanai proyek investasinya. Hal ini sesuai dengan keputusan pendanaan Pecking Order Theory yang
menyebutkan bahwa perusahaan lebih memilih
pendanaan internal.
Akan tetapi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh perusahaan dalam bidang keuangan tentunya mengakibatkan
manajemen menghadapi dilema untuk memutuskan
apakah akan melakukan ekspansi (investasi baru denga laba ditahan) atau membagikan deviden kepada pemegang saham.
Kebijakan deviden memegang peranan
penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Keuntungan dari leverage
akan lebih besar jika semua pendapatan perusahaan dibagikan daripada sebagai laba ditahan (retained
earning), hal ini disebabkan bahwa pembagian
deviden mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan di pasar modal (Keown, 2000 : 606).
Kebijakan deviden mengharuskan
perusahaan mempertimbangkan kelangsungan
hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak
digunakan sebagai deviden seluruhnya
melainkan sejumlah tertentu harus ditahan untuk menambah investasi.
Menurut Keown (2000 : 496) “rasio
pembayaran deviden (dividend pay out ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan
sebagai sumber pendanaan”.
Pembayaran deviden yang dilakukan
akan mengurangi modal bersih perusahaan dan
untuk mempertahankan struktur modal optimal sehingga perusahaan perlu menerbitkan sekuritas yang paling rendah
resikonya, yaitu hutang.
Deviden memiliki hubungan kausal
positif dengan kebijakan hutang.
Perusahaan yang membagikan
deviden dalam jumlah besar maka untuk membiayai
investasinya pada periode berikutnya diperlukan tambahan dana melalui hutang, sehingga kebijakan deviden
mempengaruhi kebijakan hutang secara
searah. Kas internal perusahaan digunakan untuk membayar deviden, oleh karena itu diperlukan tambahan dana external
melalui hutang.
Profitabilitas juga memiliki peranan dalam
penentuan pengambilan keputusan struktur
modal (pendanaan). Warsono (2003 : 37) mendefinisikan ”profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan,
total aset maupu n modal sendiri”. Return on equity (ROE)merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan
struktur modal secara teoritis (Syamsuddin,
2000 : 63). Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka ROE suatu perusahaan akan semakin
meningkat. Dengan adanya prinsip
kesinambungan usaha (going concern) yang diterapkan oleh masingmasing
perusahaan serta adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam bidang pendanaan (financing), sehingga perlu
diketahui bagaimana perusahaan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan permodalan (pendanaannya) dengan memperhatikan pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden
serta profitabilitas perusahaan yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan perusahaan itu sendiri agar tetap eksis (bertahan hidup).

Skripsi Manajemen:Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden dan Profitabilitas

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.