Selasa, 18 November 2014

Download Skripsi Public Administration:Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai



BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah dalam Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan
mengelola berbagai kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat daerah. Implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik
secara struktural, fungsional maupun kultural
dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan tersebut yaitu menyangkut kedudukan,
tugas pokok dan fungsi kecamatan yang
sebelumnya merupakan perangkat wilayah berubah statusnya menjadi perangkat daerah, sebagai perangkat
daerah, Camat dalam menjalankan tugasnya
mendapat kewenangan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan).
Pengaturan penyelenggaraan
kecamatan baik dari sisi pembentukan, kedudukan,
tugas dan fungsinya secara legalistik diatur oleh Peraturan Pemerintah. Sebagai perangkat daerah, Camat memiliki
kewenangan dalam hal urusan pelayanan
masyarakat selain itu kecamatan juga akan mengemban penyelenggaraan tugas – tugas umum
pemerintahan.
Istianto (2009:2) Pada sebuah
organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan
penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi
oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang
memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan
yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab
keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara Camat
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggungjawab kepada bupati/walikota
melalui sekretaris daerah kabupaten/kota.
Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban
administratif yang berarti camat merupakan
bawahan langsung sekretaris daerah, karena secara struktural camat berada langsung di bawah bupati/walikota.
Camat juga berperan sebagai kepala Wilayah,
akan tetapi tidak memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan, karena melakasanakan tugas umum pemerintahan di
wilayah kecamatan, khcontoh makalahsnya tugas – tugas atributif dalam bidang koordinasi
pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah
di wilayah kecamatan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan).
Seorang Pemimpin harus bisa
menjadi contoh teladan yang baik bagi pegawainya
dalam pelaksanaan pekerjaan, karena segala tindakan, perilaku, dan kebijakan dari pemimpin sangat mempengaruhi
kinerja pegawainya. Kinerja adalah prestasi yang di capai seseorang dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
diberikan kepadanya (Siswanto, 2002:235).
Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai
per satuan periode waktu dalam melaksanakn
tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian prestasi kinerja
merupakan usaha yang dilakukan pemimpin untuk
menilai hasil kinerja bawahannya.
Kartini (2005 :93) Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai
dalam organisasi adalah kepemimpinan atau pemimpin. Fungsi pemimpin adalah untuk memandu, menuntun, membimbing,
memberikan dan membangun motivasi –
motivasi kerja, menjalin komunikasi yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa bawahannya
kepada sasaran yang ingin dituju dengan
kriteria dan waktu yang telah ditetapkan .
Kecamatan Medan Selayang adalah
suatu Instansi Pemerintah. Kecamatan merupakan
barisan terdepan melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dibantu dari pemerintahan
desa atau kelurahan. Oleh karna Universitas
Sumatera Utara itu, pentingnya tugas, fungsi dan wewenang kecamatan untuk
pembangunan daerah adalah yang paling
dekat dengan masyarakat tersebut.
Pemerintahan kecamatan Medan
Selayang, yang berkerja untuk masyarakat
sudah seharusnya memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan
tersebut, pegawai kantor kecamatan Medan
Selayang harus efektif dalam menjalankan
pekerjaannya. Akan tetapi kenyataan yang
terjadi di lapangan, sering ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya, dimana para
pegawai sering datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang telah
ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Fasilitas-fasilitas
pendukung bagi para pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaannya juga masih
belum memadai , sehingga terkadang
mereka memberikan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Oleh karena itu disini dituntut
kepemimpinan seorang camat dalam mengelola
para bawahannya agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya demi terciptanya aparatur
pemerintahan yang baik.
Untuk mencapai kinerja yang baik,
Camat dan pegawai harus saling bekerjasama
dimana mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya masing – masing demi kemajuan bersama. Hal ini
mendorong penulis untuk mengkaji dan
meneliti masalah Kepemimpinan Camat yang dikaitkan dengan kinerja pegawai. Oleh sebab itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor Camat Medan Selayang”).
1.2. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang
masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
pokok dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana performansi kepemimpinan camat di Kantor Camat Medan Selayang? 2.
Bagaimana kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang? 3.
Bagaimana pengaruh kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Medan Selayang? Universitas
Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian Adapun
yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui performansi kepemimpinan camat di Kantor Camat Medan Selayang.
2. Mengetahui kinerja pegawai di Kantor Camat
Medan Selayang.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh
kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai
di Kantor Camat Medan Selayang.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin
dicapai oleh penulis adalah: 1. Bagi penulis khcontoh makalahsnya, penelitian
ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
penulis menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang
ada kaitannya dengan ilmu yang di dapat
didalam perkuliahan.
2. Bagi Instansi terkait, penelitian diharapkan
dapat menjadi masukan yang berguna bagi
kemajuan instansi itu sendiri.
3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatra Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian yang telah
dilakukan oleh para mahasiswa serta
dapat menjadi bahan masukan bagi Fakultas dan diharapkan dapat menjadi salah satu referensi tambahan
bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.
1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Kepemimpinan 1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan pada
dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang
dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa
sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan
atau kegiatan yang telah Universitas
Sumatera Utara dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan sebagai proses untuk
mempengaruhi orang lain (Rivai,2004 : 64).
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang – orang agar mereka suka
berusaha mencapai tujuan – tujuan kelompok (George R. Terry dalam Kartini Kartono (2005 : 57).
Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi”.
Sedangkan menurut Ordway Tead
dalam bukunya The Art of Leadership menyatakan
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang – orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang diinginkan (Kartono, 2005:57).
Kepemimpinan merupakan proses
mempengaruhi orang lain agar mau berperan
serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dimana defenisi kepemimpinan
akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen.
(Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003:115), yakni : 1.
Kepemimpinan merupakan proses ; 2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi
(hubungan) antara pimpinan dan bawahan; 3.
Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa secara umum
pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan
untuk menggerakan orangorang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha
mencapai tujuan yang ditetapkan suatu
organisasi.
Henry Pratt Faiechild dalam
Kartini Kartono (1994 : 33) mengatakan pemimpin
adalah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir
atau mengontrol usaha/ upaya orang lain
atau melalui prastise, kekuasaan dan posisi.
Universitas Sumatera Utara 1.5.1.2.
Teori Kepemimpinan Wursanto (2009 :
197), Beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu : 1. Teori Kelebihan Teori ini beranggapan bahwa
seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan daripada pengikutnya.
2. Teori Sifat Teori ini menyatakan bahwa
seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memeiliki sifat – sifat yang lebih
baik daripada yang di pimpin atau dengan
kata lain hendaknya seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat – sifat yang positif sehinnga para pengikutnya
dapat menjadi pengikut yang baik dan
memberikan dukungan kepada pemimpinnya.
3. Teori Keturunan Seseorang dapat menjadi
pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya
otomstis akan menjadi pemimpin menggantikan
orang tuanya.
4. Teori Kharismatik Teori ini menyatakan bahwa
seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut
memeiliki pengaruh yang sangat besar.
5. Teori Bakat Teori ini disebut juga teori
ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya.
6. Teori Sosial Teori ini beranggapan bahwa pada dasarnya
setiap orang dapat menjadi pemimpin.
1.5.1.3. Fungsi – Fungsi Kepemimpinan Fungsi – Fungsi
Kepemimpinan menurut Siagian (2003:47) adalah sebagai berikut : 1.
Pemimpin sebagai penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.
Universitas Sumatera Utara 2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam
hubungan dengan pihak – pihak di luar
organisasi.
3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif.
4. Mediator yang handal, khcontoh makalahsnya
dalam hubungan ke dalam, terutama dalam
mengenai situasi konflik 5. Pimpinan
selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.
Sedangkan menurut Nawawi dan
Martini Hadari (2004:75) fungsi pokok kepemimpinan, yaitu : 1. Fungsi
Instruktif Pemimpin berfungsi sebagai
komunikator yang menentukan apa (isi perintah),
bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan
dimana (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
Dalam hal ini fungsi orang yang dipimpin
adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah tersebut,
sepenuhnya adalah merupakan fungsi pemimpin,
fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin tanpa kemauan para bawahannya tidak akan
berarti. Jika perintah tidak dilaksanakan
juga tidak akan ada artinya. Intinya, kemampuan bawahan menggerakan pegawainya agar melaksanakan
perintah, bersumber dari keputusan yang
ditetapkan. Perintah yang jelas dari pimpinan berati juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan yang dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan organisasi.
2. Fungsi Konsultatif Pemimpin dapat menggunakan
fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha
untuk menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan orangorang yang
dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back), yang
dapat dipergunakan untuk Universitas
Sumatera Utara memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi
partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
kesepakatan yang dijabarkan dari tugas-tugas
pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan
pelaksanaan hubungan manusia yang efektif
antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Sekalipun memiliki kesempatan
yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi harus dilakukan dan dikerjakan secara
terkendali dan terarah yang merupakan kerjasama
dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Dengan demikian musyawarah
menjadi hal yang sangat penting dalam kesempatan
berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak sekedar mampu membuat keputusan dan
memerintahkan pelaksanaannya, akan tetapi
pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan fungssi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.
4. Fungsi Delegasi Dalam melaksanakan fungsi
delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan.
Fungsi delegasi sebenarnya adalah
kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab.
Fungsi pendelegasian ini, harus
diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh
pemimpin seorang diri. Jika pemimpin berkerja
seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena
itu sebagian wewenang perlu didelegasikan
kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara 5. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian
berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Dalam melaksanakan fungsi
pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawaasan. Dalam melakukan
kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan
dalam melaksanakan beban kerja atau
perintah dari pimpinannya.
Seluruh fungsi kepemimpinan
tersebut diatas, diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau
kegiatan kepemimpinan yang bersifat
intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut ; a.
Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan
prioritasnya masing-masing keputusan-keputusan
itu harus jelas hubungannya dengan tujuan kelompok/organisasi.
b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan
keputusan-keputusan menjadi intruksi
yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota yang
melaksanakannya. Setiap anggota harus
mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa di pertanggungjawabkan.
c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan
dan menyalurkan kebebasan berpikir dan
mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin harus mampu
menghargai gagasan, pendapat, saran,
kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha mengembangkan partisipasi anggota tidak
sekedar ikut aktif dalam melaksanakan
perintah, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi
pemimpin dalam membuat dan memperbaiki
keputusan – keputusan.

Contoh Public Administration:Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Kinerja Pegawai

Downloads PDF Version>>>>>>>Click Here







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.