BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelayanan publik sebagai pemberi layanan ( me
la y a n i) k e p e r lu a n orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik merupakan
tanggung jawab Pemerintah Pusat atau Daerah,
setiap warga Negaratidak akan pernah bisaterhindar yang berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Pada saat yang
sama, birokrasi pemerintah adalah satu-satunya
organisasi yang memiliki legitimasi untuk memaksakan berbagai peraturan dan kebijakan menyangkut masyarakat
dan setiap warga Negara. Itulah sebabnya
pelayanan yang diberikan birokrasi pemerintah menuntut tanggung jawab yang tinggi. Seperti diketahui bahwa
birokrasi pemerintah mempunyai fungsi
mengatur, memerintah, menyediakan fasilitas, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan supaya
kepentingan- kepentingan umum pelayanan
administrasi di penuhi melalui serangkaian aturan-aturan yang sama bagi semua pihak ( Ghuffan, 1991:37). Dalam
melaksanakan fungsi tersebut, maka dalam
sistem birokrasi telah diatursuatu struktur yang dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan
mempermudah kinerja dalam mencapai
sasaran organisasi dimana dalam mencapai struktur ini mencakup antara lain adanya pembagian kerja, pelimpahan
wewenang, dan prinsip impersonalisasi Contoh
makalah 2 yang
tidak membeda – bedakan dalam pemberian layanan. Salah satunya yaitu mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat (
PUSKESMAS ) sebagai salah satu sarana kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasiensesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan
dapat di jangkau seluruh lapisan masyarakat.
PUSKESMAS adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan Kabupaten
/ kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia (
Trihono, ARRIMES Manajemen Puskesmas. Jakarta: Sagung Seto.
Akses 6 Januari 2014 pukul 07.18).
Departemen Kesehatan sudah sejak
lama mengembangkan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional ( SIKNAS ),yaitu semenjak diciptakannya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (
SP2TP ) pada awal tahun 1970an.
Pengembangan SIKNAS ini semakin
ditingkatkan dengan dibentuknya Pusat Data Kesehatan pada tahun 1984. Namun demikian,
walau sudah terjadi banyak kemajuan,
pengembangan SIKNAS ini masih menghadapi hambatan-hambatan yang bersifat klasik, yang akhirnya
menimbulkan masalah-masalah klasik pula, Contoh makalah 3 yaitu kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan,
dan kurang cepatnya data dan informasi
yang disajikan ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ).
Keputusan menteri Kesehatan (
Kepmenkes ) No. 511 Tahun 2002 tentang Strategi
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) di Era Otonomi Daerah menegaskan bahwa sasaran
pengembangan SIKNAS pada akhir tahun
2009 adalah telah tersedia dan dimanfaatkan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat dan cepat untuk pengambilan
keputusan/kebijakan bidang kesehatan di
Kabupaten / Kota, Provinsi dan Departemen Kesehatan dengan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Indikatornya adalah terintegrasinya
data dan informasi dariKabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan. Data dan
informasi yang terintegrasi di Kabupaten
/ Kota berasal dari Puskesmas yang diolah dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas atau SIMPUS sehingga
kualitas data dan informasi di Puskesmas
menjadi sangat penting kedudukannya dalam pengambilan keputusan di tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi dan
tingkat Nasional.
Salah satu penerapan e-government
dalam bidang kesehatan di instansi pemerintahan
adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS diterapkan untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan proses pelayanan yang cepat, mudah dan murah serta tidak membebani masyarakat terutama masyarakat
miskin. Pelaksanaan SIMPUS ini dapat
berjalan dengan lancar apabila dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua sektor terkait meliputi pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
Contoh makalah 4 SIMPUS adalah suatu aplikasi yangditujukan
untuk administrasi dan pengelolaan
sebuah Puskesmas yang mampu meningkatkan kinerja dengan memaksimalkan sistem komputer. Instansiyang
berperan dalam melaksanakan SIMPUS ini
adalah Puskesmas. Di sini peran Puskesmas sebagai instansi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
jenjang tingkat pertama yang terlibat langsung
dengan masyarakat menjadi sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas ( SIMPUS ) adalah program sistem
informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat
PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit,
ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut
perlu adanyasuatu sistem informasi yang dapat menyajikan dan menggambarkan secara menyeluruh
tentang kondisi dan situasi kesehatan di
suatu wilayah, dengan data yang valid, akurat dan lengkap, serta dapat diakses dengan mudah, cepat dan dengan
jangkauan yang luas. Sistem tersebut
nampaknya hanya bisa dibangun melalui kesepakatan atau komitmen bersama dari tingkat yang paling bawah sampai
ke tingkat pusat ( Departemen Kesehatan
RI, 2007 ).
Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas ( SIMPUS ) merupakan sebuah sistem
yang berfungsi menyediakan informasi kesehatan yang diharapkan memberikan gambaran hasil upaya kesehatan,
masalah kesehatan potensial dan ketersediaan
sumber daya di puskesmas melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data.
Informasi ini sangat bermanfaat bagi kegiatan
manajemen kesehatan dimana inti dari manajemen adalah pengambilan Contoh makalah 5 keputusan. Pengambilan keputusan yang baik
didukung oleh informasi yang baik, dengan
kata lain data yang terkumpul melalui SIMPUS diharapkan berperan sebagai
health intelligence. ( www.SIMPUS _ Fisika Kesehatan _ MissKesMas.htm, di alses pada tanggal 12
Agustus 2013, 07.00 ).
Hasil penelitian Kurniawati (
2004 ), mendapati bahwa sistem pencatatan dan pelaporan data pasien rawat jalan
Puskesmas di wilayah Kerja Dinas Kesehatan
Kota Semarang sebelum SIMPUSOnline berjalan didasarkan format pelaporan Sistem Pencatatan PelaporanPuskesmas
( SP3 ), menggunakan sistem manual dan
sederhana, hambatannya sering terjadi kesalahan dan perbedaan laporan antar pemegang program, terlalu banyak
tangan, mengandalkan tulisan tangan,
laporan tidak tepat waktu, laporansering salah, kegiatan yang tumpang tindih, pelaporan harus ke Dinas Kesehatan
Kota membutuhkan waktu lama. Pada SIMPUS
Online seluruhnya menggunakan komputer, kinerja SIMPUS Online belum dapat menunjukkan kecepatan dan
kemampuannya menangani beban kerja pengelolaan
data, hal ini terjadi karena petugas pengelola data sedang mengalami transisi dan perubahan dari sistem manual ke
sistem komputer karena sistem baru berjalan
selama dua bulan.
Konsep SIMPUS sebenarnya telah
digulirkan oleh Departemen Kesehatan RI
awal tahun 1990-an yang dikenal dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP ). Kemudian untuk
menyederhanakan SP2TP maka kebijakan
Departemen Kesehatan mengarah kepada sebuah sistem yang berbasis peranti lunak yang dituangkan melalui
keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat, nomor: 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Contoh makalah 6 Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). Namun pengembangan dan penerapan sistem berbasis
peranti lunak tersebut masih menemui
banyak hambatan, terutama outputdata yang tidak akurat dan seringkali berbeda dengan kondisi riil di lapangan.
Tentunya ini akan semakin menjauh dari tujuan
penerapan SIMPUS seperti yang telah digariskan dalam Kepmenkes No.
837 Tahun 2007 tentang Sistem
Informasi Kesehatan Nasional Online.
Puskesmas Teladan merupakan
Puskesmas yang terdiri dari lima kelurahan
dengan jumlah penduduk 38,803 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas Teladan kecamatan Medan Kota berbatasan
Kecamatan Maimun sebelah Utara, Kelurahan
Teladan Timur sebelah Selatan, Simpang Limun sebelah Barat, Medan Perjuangan sebelah Timur. Disini kitadapat
melihat sejauhmana penerapan SIMPUS ini
di Puskesmas Teladan, karenasemakin banyaknya masyarakat yang berobat di Puskesmas tersebut makaperan SIMPUS
ini untuk meningkatkan pelayanan
masyarakat juga sangat penting. Setelah diadakan wawancara kepada aparat yang bertanggung jawab pada SP2TP atau
SIMPUS, maka implementasi SIMPUS
tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi dalam hal ini penerapan SIMPUS di Puskesmas Teladan masih dilakukan
secara manual, untuk kepada SIMPUS
Online yang terintegrasinya datapuskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Medan yang menggunakan komputerisasimasih
dalam proses, dan pada pertengahan tahun
2013 baru masih di terapkannya elektronik Puskesmas untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Penerapan
SIMPUS atau SP2TP di Puskesmas Teladan
masih mengalami hambatan – hambatannya seperti sering terjadinya perekapan data – data pasien yang
berobat sehingga membutuhkan waktu yang
lama, dan juga masalah sumber Daya Manusia dalam pengerjaan Contoh makalah 7 laporan masih satu orang yang mengerjakannya.
( Aparat Puskesmas Teladan ).
Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang: “Implementasi SIMPUS Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat” ( studi pada Puskesmas Teladan Kecamatan Medan - Kota).
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang
tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah : “ Bagaimana Implementasi SIMPUS Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat ” ( pada Puskesmas Teladan
Kecamatan Medan - Kota).
1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan terhadap
suatu masalah pasti mempunyai jalan dan
tujuan yang ingin dicapaidalam penyelenggaraanya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Implementasi Program SIMPUS yang di
canangkan Pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kota Medan.
2. Penelitian bertujuan untuk melihatsejauhmana
Penerapan Program SIMPUS di Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota dan hambatan – hambatan yang terjadi dalam Implementasi
Program SIMPUS di Puskesmas Teladan
Kecamatan Medan Kota.
Contoh makalah 8 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Manfaat secara ilmiah Bermanfaat
bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dan studi Administrasi Negara
pada implementasi program SIMPUS dalam
meningkatkan palayanan kesehatan masyarakat.
2. Manfaat secara praktis Dapat menjadi masukan bagi pemerintah atau
lembaga – lembaga lain yang
berkepentingan pada implementasi program SIMPUS dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Manfaat secara akademis Sebagai suatu tahapan melatih mengembangkan
kemampuan berfikir ilmiah sebagai syarat
untuk menyelesaikan pendidikan strata satu Departemen Ilmu Administrasi Negara.
0 komentar:
Posting Komentar