Jumat, 21 November 2014

Download Skripsi Kedokteran:Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencuci Piring Di Beberapa Restoran Medan Mengenai Dermatitis Kontak Iritan



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dermatitis
kontak iritan (DKI)
merupakan reaksi peradangan
non imunologik pada
kulit yang disebabkan
oleh kontak dengan
faktor eksogen ataupun
endogen. Faktor eksogen
berupa bahan-bahan iritan
(kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang
peranan penting pada penyakit ini
(Wolff, 2008).
Secara garis
besar, dermatitis kontak
ini diklasifikasikan menjadi
dua bagian besar, yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi, keduanya dapat
bersifat akut dan
kronis. Dermatitis kontak
iritan merupakan reaksi perandangan
non-imunologik, jadi kerusakan
kulit langsung tanpa
didahului proses sensitasi.
Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi seseorang yang telah mengalami sensitif terhadap suatu allergen
(Djuanda, 2008).
Dari
data yang didapatkan
dari U.S. Bureau
of Labour Statistic menunjukkan bahwa
249.000 kasus penyakit
okupasional nonfatal pada
tahun 2004 untuk kedua jenis
kelamin, 15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang merupakan
penyebab kedua terbesar
untuk semua penyakit
okupational.(Wolff, 2008) Di
Jerman, angka insiden
DKI adalah 4,5
setiap 10.000 pekerja,
dimana insiden tertinggi
ditemukan pada penata
rambut (46,9 kasus
per 10.000 pekerja setiap tahunnya), tukang roti dan tukang masak.(Hogan,
2010).Di RSUP H. Adam Malik Medan,
selama tahun 2000 terdapat 731 pasien
baru di poliklinik dimana 201
pasien (27,50%) menderita dermatitis kontak. Dari bulan Januari hingga Juni 2001 terdapat 270 pasien dengan 64 pasien
(23,70%) menderita dermatitis kontak (Iwan
Trihapsoro, 2003).
Menurut Kurniati
SC di RSUD
Tangerang ( dari
Oktober 1996 sampai Oktober 1997 ), ditemukan 51 kasus penderita ,
41,17% DKI dan 5,88% berupa dermatitis akinat
kerja. Kasus-kasus tersebut
disebabkan pekerjaan mencuci, yakni kontak langsung dengan sabun dan
deterjen. Sedangkan dari tahun 1999 – 2001 di
RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo kasus DKI
akibat deterjen pertahun berkisar 9.09% hingga 20.95% dari seluruh
dermatitis kontak (Donna, 2008).
Zat
yang menyebabkan DKI
akut adalah zat
yang cukup iritan
untuk menyebabkan kerusakan
kulit bahkan dalam
sekali pajanan. Zat-zat
yang dapat menyebabkan
adalah asam pekat,
basa pekat, cairan
pelarut kuat, zat
oksidator dan reduktor kuat.
Sedangkan pada DKI kronis kerusakan terjadi setelah beberapa kali
pajanan pada lokasi
kulit yang sama,
yaitu terhadap zat-zat
iritan lemah seperti:
air, deterjen, zat
pelarut lemah, minyak
dan pelumas. Zat-zat
ini tidak cukup
toksik untuk menimbulkan
kerusakan kulit pada satu
kali pajanan, melainkan
secara perlahan-lahan hingga
pada sutau saat
kerusakannya, mampu menimbulkan inflamsi. Penyebab DKI kumulatif
biasanya bersifat multifaktorial (Donna,
2009).
Dermatitis
kontak iritan, termasuk akibat deterjen,
biasanya memberikan gambaran
sebagai berikut, kulit
sedikit membengkak, terasa kaku
dan tebal, kering
dan pecah-pecah serta muncul lepuh
berisi cairan. Hal
ini timbul karena paparan berulang terhadap bahan tertentu,
termasuk deterjen. Akibatnya, lapisan minyak
dan kelembaban kulit
yang terpapar akan
hilang. Kerusakan ini menyebabkan
deterjen dapat memasuki lapisan kulit lebih dalam dan mencetuskan reaksi peradangan. Reaksi inilah yang muncul
sebagai kelainan kulit (Zain, 2009).
Pekerjaan seperti pencuci piring sering
menderita dermatitis kontak iritan dengan menunjukkan
dehidrasi di lapisan keratin
di kulit. Paparan secara
terusmenerus dan berlebihan
terhadap sabun dan
deterjen akan menyebabkan pengeringan
kulit. Deterjen yang
biasanya mengandungsodium silikat,
sodium fosfat, sodium
karbonat akan membahayakan
kulit. (The Internet
Dermatology Society, 2000) Di
Indonesia, tidak sulit mencari restoran-restoran makan apalagi di kota besar seperti Medan. Apabilakita amati
makadi sepanjang jalan besar akan tampak
restoran-restoran makan baik bermodal besar
maupun kecil. Pengetahuan mereka
tentang dermatitis kontak iritan dapat mempengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap masalah kulit yang sering
terjadi di antara pekerja pencuci piring ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku para pencuci piring terhadap
dermatitis kontak iritan.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dari penelitian
ini adalah bagaimana
tingkat pengetahuan, perilaku
dan sikap pencuci piring di beberapa restoran Medan
mengenai Dermatitis Kontak Iritan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun
tujuan umum penelitian
ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pencuci piring
terhadap dermatitis kontak iritan.
1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Mengetahui tingkat pengetahuan
pencuci piring mengenai
definisi, penyebab dan
gejala dari Dermatitis
Kontak Iritan di
beberapa restoran Medan.
2. Mengetahui
sikap pencuci piring
bagaimana tindakan bila
terkena dari Dermatitis Kontak Iritan di beberapa restoran
Medan.
3. Mengetahui perilaku pencuci piring tentang
pencegahan dan pengobatan Dermatitis
Kontak Iritan di beberapa restoran Medan.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam
melakukan penelitian kesehatan
khususnya tentang Dermatitis Kontak Iritan.
2. Menambah
pengetahuan yang berhubungan
tentang faktor pekerjaan dengan masalah Dermatitis Kontak Iritan.
3. Sebagai
sumber penelitian selanjutnya
dan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk mendeteksi
Dermatitis Kontak Iritan.


Contoh Skripsi Kedokteran:Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencuci Piring Di Beberapa Restoran Medan Mengenai Dermatitis Kontak Iritan

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.