BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB), terutama TB
paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di
negara maju. TB tetap merupakan salah
satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Diperkirakan jumlah kasus TB anak pertahun adalah 5-6% dari
total kasus TB (Kartasasmita, 2009).
Pada tahun 2010, insidens TB secara global
diperkirakan sekitar 9 juta kasus dan di
antaranya adalah anak usia di bawah 15 tahun sekitar 10%. Setiap tahunnya, sekitar 400.000 kematian pada anak
terjadi akibat menderita sakit TB.
Hal ini terjadi karena keterlambatan diagnosis
TB pada kelompok usia ini (WHO, 2011).
Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam
jumlah kasus baru TB (0,4 juta kasus
baru), setelah India (2,1 juta kasus) dan Cina (1,1 juta kasus). Sebanyak 10% dari seluruh kasus terjadi pada anak
berusia <15 tahun (Kartasasmita, 2009).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2011, jumlah kasus baru TB paru Basil
Tahan Asam (BTA) positif kelompok usia 0-14 tahun di Indonesia sebesar 1707 kasus. Pada kelompok usia yang sama,
Provinsi Sumatera Utara menempati Menurut World Health Organisation (WHO) tahun
2011 sekitar 500.000 anak di dunia
mengalami sakit TB dan 64.000 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2011, di Amerika Serikat terdapat 577
anak usia ≤14 tahun menderita sakit TB, setara dengan 0,9% per 100.000 kasus. Di
California dan Texas terjadi hampir 40%
dari kasus TB baru pada anak usia ≤14 tahun. Hawai dan Kepulauan Pasifik lainnya memiliki tingkat kasus TB
tertinggi pada anak usia <5 tahun (10,2%
per 100.000), diikuti oleh Asia (5,8% per 100.000), Indian Amerika atau Alaska Pribumi (4,0% per 100,00), Hispanik
(3,2% per 100.000), kulit hitam nonHispanik (2,9% per 100.000), dan Putih
non-Hispanik (0,3% per 100.000) (American
Lung Association, 2013).
urutan
keempat terbesar di Indonesia untuk kasus baru TB paru BTA positif (104 kasus), setelah Jawa Barat (267 kasus), Jawa
Timur (234 kasus), dan Jawa Tengah (202
kasus) (Depkes RI, 2012).
1.2.
Rumusan Masalah TB pada anak sering kali tidak terdiagnosis dari mereka
lahir sampai berusia 15 tahun karena
keterbatasan dalam akses ke layanan kesehatan atau karena petugas kesehatan yang merawat mereka
tidak siap untuk mengenali tandatanda dan gejala TB pada kelompok usia ini
(WHO, 2011).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas,
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai karakteristik tuberkulosis paru anak dengan objek penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut: Bagaimana karakteristik tuberkulosis paru anak
tahun 2012 di RSUP Haji Adam Malik
Medan? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik
tuberkulosis paru pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.3.2.
Tujuan Khs 1. Mengetahui gambaran
TB paru anak berdasarkan usia.
2.
Mengetahui gambaran TB paru anak berdasarkan jenis kelamin.
3.
Mengetahui gambaran TB paru anak berdasarkan riwayat imunisasi BCG.
4.
Mengetahui gambaran TB paru anak berdasarkan status gizi.
5.
Mengetahui gambaran TB paru anak berdasarkan riwayat kontak dengan TB dewasa.
6. Mengetahui
gambaran TB paru anak berdasarkan gejala klinis.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Peneliti memperoleh pengalaman dalam membuat penelitian ini dan memperoleh pengetahuan serta wawasan mengenai
karakteristik TB paru anak.
2.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi selanjutnya bagi
peneliti lain yang berhubungan dengan
karakteristik TB paru anak.
3.
Memberikan informasi mengenai karakteristik TB paru anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.
0 komentar:
Posting Komentar