BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Demam telah
dikenal sebagai salah
satu tanda atau
gejala dari adanya suatu penyakit (Crocetti et al., 2001).
Banyak orang tua yang merasa takut apabila anaknya demam dan merupakan salah
satu alasan orang tua untuk membawa anaknya
berobat k e rumah
sakit. Orang tua
telah mempunyai persepsi
yang salah terhadap demam,
mereka berfikiran bahwa
semua demam harus memerlukan intervensi
medis, padahal umumnya
demam disebabkan oleh infeksi
virus yang penanganannya
tidak memerlukan intervensi
medis.
persepsi yang salah ini disebut
dengan istilah fobia demam yang pertama kali diperkenalkan oleh
Schmitt. Fobia demam
ini masih berlanjut
sampai sekarang, sehingga banyak penanganan demam yang berlebihan
(Soedibyo & Souvriyanti, 2006).
Demam adalah
peningka tan suhu tubuh
dari batasan normal
yang berhubungan dengan peningkatan set point suhu di hipotalamus
(Dinarello & Gelfand, 2005). Menurut Baxter et al (2000), suhu tubuh yang
normal adalah o C (98, o F) dan secara
umum dapat dapat diterima bahwa suhu rektal ≥ o C ( o F) dapat dikatakan demam. Demam
biasanya terjadi sebagai
respon terhadap infeksi atau
peradangan karena adanya
cedera jaringan atau pun penyakit. Namun, ada
juga penyebab lai n yang
memungkinkan terjadinya demam, termasuk
obat, racun, kanke r,
paparan panas, cedera
atau kelainan pada otak, dan penyakit sistem endokrin (hormonal
atau glandular) (Davis, 2012).
Demam mempunyai
risiko terhadap penyakit -penyakit serius
pada anak dan dipengaruhi
oleh usia. Pada
neonatu s sistem imun
belum mampu mengatasi infeksi sehingga
apabila terjadi demam, mereka mempunyai risiko yang lebih
besar terkena penyakit
serius dan infeksi
sistemik dibandingkan anak dengan
umur yang lebih tua (Tolan, 2013).
Contoh makalah Demam menyumbang
10 sampai 20% dari
kunjungan pediatrik sebag ai penyedia laya nan kesehatan (Tolan
2013). Di P rovinsi Sumatera Utara, pola 10 penyakit terbanyak di
PUSKESMAS(Pusat Kesehatan Masyarakat)
tahun 2008 adalah i nfluenza,
diare, malaria klinis,
tersan gka TBC paru,
diare berdarah, tipus, TBC
paru BTA (+),
pne umonia, campak, dan
batuk rejan.
Penyakit-penyakit tersebut
seluruhnya mempunyai gejala
demam (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, 2008).
Penatalaksanaan awal demam dapat
dilakukan dengan minum cairan yang banyak. Kompres dingin pada saat demam mung
kin tidak bermanfaat karena hanya
akan membuat penderita
tidak nyaman dan
juga akan menyebabkan penderita semakin
mengigil (Davis, 2012).
Menurut Ismoedijanto (2000), Usaha untuk mendinginkan kulit dengan
air es atau alkohol kurang bermanfaat karena
pengel uaran panas sulit
disalurkan. Penggunaan air
es dan alkohol sebagai usaha untuk menurunkan demam
merupakan pandangan umum yang salah (Cunha, 2012).
Demam juga
dapat dikurangi dengan
pemberian acetaminophen dan ibuprofen.
Beberapa studi menunjukan acetaminophen dapat mengurangi demam lebih
cepat, sementara ibuprofen
mungkin memiliki efek
yang lebih lama pada pengurangan
demam (Ferry, 2010). Aspirin tidak boleh digunakan dalam pengobatan
demam pada anak -anak
maupun remaja karena penggunaannya telah
d ihubungkan dengan timbulnya
sindrom Reye yang merupakan penyakit
berbahaya yang menyebabkan
muntah berkepanjangan, kebingungan,
koma, dan bahkan gagal hati (Cunha, 2012).
Menurut Soedibyo
dan Souvriyanti (2006),
masih banyak orang
tua dan pengasuh yang sa lah
dalam hal penggunaan antipiretik untuk anak. Penelitian Blumental tahun 1998, di
Inggris mendapatkan bahwa
30% orangtua tidak mengetahui suhu
tubuh normal, sehingga
memberikan antipiretik pada anaknya pada suhu < o C. Penelitian
Schmitt tahun 1980, mendapatkan 56% orang
tua member ikan antipiretik
pada suhu 37,0
sampai 37, o C. Bahkan penelitian Crocetti
di Baltimore, 20
tahun setelah penelitian
Schmitt masih menemukan 25%
orangtua memberikan antipiretik
pada suhu <37, o C
dan Contoh makalah 89%
memberikan sebelum suhu mencapai
38, o C. Penelitian Al-Eissa dan kawan-kawan tahun 2000, di Saudi
Arabia menyebutkan bahwa 62% orangtua tidak
mengetahui suhu minimum
pemberian antipiretik. Penelitian
Kramer tahun 1985, menemukan bahwa
21% orangtua memberikan
antipiretik pada suhu < o C
dan 76% memberikan antipiretik pada suhu 38,0 sampai 39, o C.
Dalam hal
kesehatan, wanita terlebih
kepada ibu memiliki
peranan penting dalam menjaga
kesehatan keluarga khcontoh makalahsn ya kesehatan
anak dan balita (Nurhidayati, 1999). Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada peran
orang tua, terutama
ibu. D ari hasil
penelitian Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana
Nasional ( BKKBN) di Jawa
Timur dan Manado menunjukkan
bahwa peran pengasuhan
anak lebih condong dilakukan oleh ibu (Megawangi, 1999
dalam Briawan & Herawati, 2008 ).
Berdasarkan hal
yang diuraikan diatas,
maka peneliti menganggap
perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan tingkat
pendidikan ibu terhadap tindakan
penatalakasanaan demam pada anak.
1.2. Rumusan Masalah Apakah
terdapat hubungan tingkat
pengetahuan ibu terhadap penatalaksanaan
demam pada anak? 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan
ibu terhadap penatalaksanaan
demam pada anak. di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara 1.3.2.
Tujuan Khcontoh makalahs Yang menjadi tujuan khcontoh makalahs penelitian ini
adalah: a. Mengetahui tingkat pengetahuan
ibu mengenai demam
pada anak di Desa
Air Hitam Kecamatan
Lima Puluh Kabupaten Batubara.
Contoh makalah b. Mengetahui
penatalakasanaan demam pada anak yang dil akukan ibu-ibu di Desa
Air Hitam Kecamatan
Lima Puluh Kabupaten Batubara.
c. Mengetahui gambaran tingkat
pendidikan ibu di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara d.
Mengetahui gambaran tingkat
perekonomian keluarga di
Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara e.
Mengetahui gambaran usia
ibu di Desa
Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara 1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Bagi
peneliti 1. Menjadi kesempatan bagi peneliti untuk mengintegrasikan il mu yang
telah didapat di bangku kuliah dalam bentuk melakukan penelitian ilmiah secara
mandiri.
2. Sebagai prasyarat
untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana kedokteran.
3. Menambah pengetahuan
serta wawasan mengenai penatalaksanaan awal demam pada anak.
1.4.2. Bagi subyek penelitian Sebagai informasi
atau pengetahuan dalam
tindakan penatalaksanaan demam pada anak.
1.4.3. Bagi lembaga pemerintahan
s etempat Sebagai bahan evaluasi mengenai program kesehatan di Desa Air Hitam
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.
Contoh makalah
0 komentar:
Posting Komentar