BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang HIV (Human
ImmunodeficiencyVirus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu sistem
yang melindungi tubuh terhadap infeksi.Mendapatkan
infeksi HIV akan menyebabkan orang tersebut menderita AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
yang pada keadaan ini akan membuat orang
mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindrom) yangtidak mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang sehat (Spritia, 2009).
HIV/AIDS termasuk salah satu
penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat
dunia.
Berdasarkanglobal report United
Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) ,
secara global34 juta orang hidup dengan HIV dan 1,7 juta orang meninggal dunia akibat AIDS sampai akhir tahun
2011. Diperkirakan 0,8% orang dewasa
usia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV meskipun beban epidemik bervariasi di setiap negara dan
wilayah.
Kawasan Sub-Sahara Afrika terkena
dampak paling parah, dengan hampir 1 dari setiap 20 orang dewasa (4,9%) yang hidup dengan HIV dan terhitung 69%
dari orang yang hidup dengan HIV di
seluruh dunia. Meskipun prevalensi secara regional infeksi HIV di Afrika sub-Sahara hampir 25 kali lebih tinggi dibandingkan
di Asia, namun terdapat hampir 5 juta
orang hidup dengan HIV di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur. Setelah kawasan Sub-Sahara
Afrika, kawasan yang mendapat dampak
terburuk adalah Kawasan Karibia, Eropa Timur dan Asia Tengah dimana terdapat 1% orang dewasa hidup dengan HIV pada
tahun 2011.Indonesia saat ini termasuk salah
satu negara yang dikenal sebagai negara dengan
concentrated level epidemic. Artinya prevalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan
kelompok sub populasi tertentu, dimana
pada populasi yang berisiko tinggi menunjukkan tingkat infeksi di atas 5% (United Nations Development Programme
Indonesia, 2013). Pada tahun 2012, Ditjen
PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 2 21.511
kasus baru HIV dan 5.686 kasus AIDS. Secara kumulatif dari April 1987 sampai Desember 2012, telah tercatat sekitar
98.390 kasus HIV dan 45.499 kasus AIDS
dan terdapat sekitar 8.235 orang yang meninggal dunia. Dari kasus ini proporsi terbesar yaitu sekitar 15.093 kasus
dialami oleh golongan usia muda yaitu
20-29 tahun. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Persentase faktor resiko AIDS
tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (59,8%), penggunaan jarum suntik
tidak steril (18,1%), transmisi perinatal
(2,7%) dan homo-biseksual (2,3%).
Berdasarkan data dari bulan
Januari sampai Desember tahun 2012, di Indonesia
jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 21.511 kasus.
Berdasarkan data yang ada saat
ini dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan sebanyak 480 kasus (tahun 2011 :
21.031 kasus). Jumlah kasus AIDS dilaporkan
sebanyak 5.686 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan kasus AIDS sebanyak 1.318 kasus (tahun 2011 :
7004 kasus). Jumlah kasus yang meninggal
terdapat 1.146 kasus, dibandingkan tahun 2011 terjadi peningkatan kasus sebanyak 125 kasus (tahun 2011 : 1021 kasus).
Jumlah kasus HIV di Sumatera
Utara sampai tahun 2012 terdapat 6.364 kasus,
jumlah kumulatif AIDS sampai tahun2012 ada 515 kasus (Ditjen PP da n Kemenkes RI, 2013). Di kota Medan dalam kurun
waktu Januari 2006 sampai Desember 2012
tercatat 3.410 kasus HIV/AIDS di Kota Medan, dimana faktor tertinggi melalui kelompok heteroseksual
mencapai 2.198 kasus, sedangkan faktor kedua
tertinggi dari pengguna NAPZA suntik (penasun) sebesar 958 kasus, ini akan menyebabkan semakin rentannya penularan
kepada kelompok resiko rendah, seperti
ibu rumah tangga dan bayi (Dinas Kesehatan kota Medan, 2012).
Kasus HIV/AIDS pada remaja di
Indonesia setiap tahun pun perlu mendapat
perhatian. Ini dikarenakan proporsi kasus AIDS tertinggi dalam laporan triwulan pertama tahun 2011 ada pada kelompok
umur 20-29 tahun (47,2%), dimana pada
kelompok tersebut sebagian termasuk kelompok remaja (15-24 tahun).
Remaja merupakan kelompok yang
rentan terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual)
dengan jumlah terbesar mengidap HIV/AIDS.Masa remaja sangat erat 3 kaitannya
dengan perkembangan psikis pada periode pubertas dan diiringi dengan perkembangan seksual.Remaja juga mengalami
perubahan yang mencakup perubahan fisik
dan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku.Kondisi ini menyebabkan remaja rentan
terhadap masalah perilaku beresiko dalam
penularan HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004). Fakta menyebutkan bahwa 15% remaja sudah melakukan hubungan seks
di luar nikah/seks bebas dan 60% dari
pekerja seks di Indonesia adalah remaja perempuan berusia 24 tahun atau kurang (Saifuddin dkk, 2010).
Salah satu cara penularan
HIV/AIDS adalah dengan adanya hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS. Penularan melalui
hubungan seksual terhitung 75-85% dari hampir 28 juta orang yang terinfeksi HIV
(Royce et al, 1997).Mengurangi resiko terjadinya penularan
HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan
kondom ketika melakukan hubungan seksual.Pada penelitian Davis dan Weller (1999) menyimpulkan penggunaan
kondom secara konsisten dan benar
mempunyai kemampuan mencegah transmisi HIV sebesar 87%. Akan tetapi pengetahuan tentang fungsi kondom sangat
diperlukan agar seseorang mempunyai kesadaran
akan sikap untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan uraian diatas, saya
ingin mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran angkatan
2010 tentang pentingnya peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
1.2. Rumusan Masalah Yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah karena semakin tingginya kasus HIV/AIDS di dunia dan
fakta bahwa remaja rentan terhadap
masalah perilaku beresiko dalam penularan HIV/AIDS serta pentingnya kondom dalam mencegah penularan penyakit
tersebut. Untuk itu perlu diketahui tingkat
pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran angkatan
2010 tentang peranan kondom dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
4 1.3.Tujuan
Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
1.3.2. Tujuan Khs a. Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 tentang peranan
kondom terhadap pencegahan penularan
HIV/AIDS.
b. Untuk mengetahui sikap mahasiswa
kedokteran Universitas Sumatera Utara
angkatan 2010 tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat : a.
Menjadi masukan bagi masyarakat luas tentang peranan kondom terhadap pencegahan penularan HIV/AIDS.
b. Menjadi masukan berupa pengetahuan tentang
peranan kondom terhadap pencegahan
penularan HIV/AIDS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran .
c. Menjadi pengalaman dan menambah wawasan
peneliti untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar