Jumat, 21 November 2014

Download Skripsi Kedokteran:Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS)



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada
zaman dahulu penyakit
kelamin dikenali sebagai
Venereal Disease (VD) yang
berasal dari mitologi Romawi yaitu Venus (dewi cinta). Yang termasuk dalam
Venereal Disease ini, yaitu
sifilis, gonore, ulkus
mole, limfogranuloma venereum, granuloma inguinale. Ternyata pada
akhir-akhir ini ditemukan berbagai penyakit lain
yang juga dapat
timbul akibat hubungan
seksual. Oleh karena
itu istilah VD
makin lama makin
ditinggalkan dan diperkenalkan
istilah Penyakit Menular
Seksual (PMS). Sehubungan
P.M.S ini sebagian besar
disebabkan oleh infeksi, maka kemudian istilah PMS telah
diganti menjadi IMS (Infeksi Menular Seksual)
(Daili,2013).
Infeksi Menular
Seksual (IMS) adalah
penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Terdapat lebih daripada 30 jenis mikroba
(bakteri, virus, dan parasit) yang
dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonore,
klamidia, sifilis, trikomoniasis, chancroid, kutil
kelamin, dan human
immunodeficiency virus (HIV). Beberapa
IMS khususnya HIV
dan sifilis, dapat
juga ditularkan dari
ibu ke anaknya
selama kehamilan dan melahirkan,
dan melalui darah serta jaringan tubuh (WHO 2009).
Menurut WHO
(2009), pada tahun
1999 diperkirakan prevalensi
IMS sebanyak 340 juta kasus
seperti C. trachomatis, N. gonorhoeae, T. pallidum dan T.
Vaginalis. Wilayah Asia Selatan
dan Tenggara mempunyai kasusIMS terbanyak yaitu
151 juta kasus
dan wilayah Australia
1juta kasus .Pada
tahun 2005 diperkirakan prevalensi IMS sebanyak 321,1
juta kasus seperti C. trachomatis, N.
gonorhoeae, T.
pallidum dan T.
vaginalis. Wilayah Pasifik
Barat merupakan wilayah yang mempunyai kasus IMS terbanyak
yaitu 77,4 juta kasus dan wilayah yang
paling sedikit kasus IMS adalah wilayah Mediterania Timur yaitu 17,1 kasus IMS. Disamping itu, negara Indonesia termasuk
dalamwilayah Asia Tenggara dan jumlah kasus
IMS pada wilayah
tersebut adalah sebanyak
54,4 juta kasus.
2 Ternyata
prevalensi IMS tahun
1999 dan tahun
2005 terjadi peningkatan, prevalensi pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki.
Secara global pada tahun 2008,
diperkirakan bahwa ada 498.9 juta kasus baru IMS
seperti C. trachomatis,
N. gonorhoeae, T.
pallidum dan T.
vaginalis pada orang dewasa
berusia 15-49 tahun.
Wilayah Pasifik Barat
masih lagi mempunyai
angka prevalensi yang
tinggi yaitu 128,2
kasus dan wilayah Mediterania Timur masih terendah yaitu 26,4
juta kasus(WHO 2008). Sementara Di
Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai prevalensi infeksi menular seksual
ini. Beberapa laporan
yang ada dari
beberapa lokasi antara
tahun 1999 sampai
2001 menunjukkan prevalensi
infeksi gonore dan
klamidia yang tinggi, antara
20%-35%(Jazan, 2003). Disamping
itu, di RS
Dr. Pirngadi Medan
pada tahun 1989 dilaporkan kasus
gonore sebanyak 16% dari sebanyak 326 penderita IMS
dan didapati prevalensi
Uretritis Non Gonore
(UNG) di RS
Dr. Pirngadi Medan sebesar 54% pada tahun 1990-1991 (Hakim,
2011).
Hampir seperempat dari semua
infeksi menular seksual (IMS) terjadi pada remaja aktif secara seksual. Berbagai faktor
yang berkontribusi terhadap tingginya angka penderita
IMS yaitu pertama,
faktor biologis yaitu
jenis kelamin, usia, hidup
dikalangan penderita IMS. Kedua, faktor kognitif yaitu tingkat pengetahuan mengenai
IMS dan dampaknya
pada mereka. Ketiga,
faktor psikologikal yaitu karena tertarik
melihat fisik seseorang,
untuk mengeratkan hubungan
sesama pasangan, untuk
kepuasan seksual seseorang,
dan mengurangi rasa
stres seseorang. Keempat,
faktor perilaku yaitu
bergantian pasangan seksual, anoseksual,
narkoba dan alkohol.
Kelima, faktor sosial
yaitu sosial ekonomi, pergaulan
bebas di kalangan
dewasa muda dan
sebagainya (Sanders, 2007).
Tingkat penularan
IMS yang spesifik
seperti bakteri klamidia dan
gonore lebih rentan pada remaja. Pada tahun 2003, tingkat
penularan infeksi menular seksual klamidia
tertinggi pada remaja perempuan berusia 15-19 tahun (Sanders, 2007).
Pada tahun 2011, Hasil penelitian
STBP (Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku) di
Indonesia menunjukkan karateristik
penderita IMS menurut kelompok
usia paling banyak
adalah kelompok usia
20-29 tahun. Selain
itu, didapati jumlah laki-laki
lebih banyak daripada jumlah perempuan dan majoritas 3 memiliki tingkat
pendidikan terakhir adalah
tingkat SMA serta lebih
ramai penderita IMS yang belum
nikah.
Menurut hasil
penelitian Silitonga (2010),
gambaran IMS di RSUP.H.Adam
Malik Medan tahun
2009 menunjukkan bahwa
jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling banyak
adalah kondiloma akuminata dengan jumlah
20 orang (29,9%). Jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) terbanyak kedua adalah gonore dengan jumlah responden sebanyak
19 orang (28,4%), yang diikuti oleh IMS
jenis lainnya seperti moluscum
contangiosum, kandidiasis genitalis dan lainnya sebanyak
18 orang (26,9%),
sifilis sebanyak 5 orang
(7,5 %), IGNS sebanyak
3 orang (4,5 %) dan herpes simpleks sebanyak 2 orang (3 %). Selain itu, kelompok usia yang paling sering menderita IMS
adalah pada kelompok usia 30 – 34 tahun
dengan jumlah 15 orang (22,4%) dan didapati jumlah perempuan lebih banyak menderita IMS daripada laki-laki yaitu
terdapat 33 orang (49,3%) laki-laki dan
34 orang (50,7%) perempuan. Disamping itu, tingkat pendidikan terakhir pada penderita
IMS yang paling
banyak didapati adalah
tingkat pendidikan sedang dengan jumlah 45 orang (67,2%). Pada gambaran
IMS mengenai status pekerjaan, didapati lebih banyak
penderita IMS yang bekerja
daripada penderita IMS
yang tidak bekerja yaitu sebanyak
36 orang (53,7%) sertalebih banyak penderita IMS yang sudah menikah dibandingkan dengan
responden yang belum menikah yaitu yang
sudah menikah adalah 40 orang (59,7%).
Sampai saat ini ternyata
prevalensi penyakit IMS masih tinggi dan sukar ditanggulangi karena dalam penanggulangan
penyakit kelamin ada beberapa segi yang
perlu mendapat perhatian, yaitu
dari segi medis,
segi epidemiologik, segi sosial, ekonomi,
dan budaya(Daili,2008). Oleh
karena itu, peneliti
ingin mengetahui karakteristik
kejadian IMS di
RSUD Dr. Pirngadi
Medan dari 1 Januari sampai
31 Desember 2012,
agar dapat memberi gambaran kepada pemerintah
dan masyarakat tentang
penyakit IMS sehingga
nantinya dapat direncanakan
usaha-usaha untuk mencegah
terjadinya IMS yang
pada akhirnya nanti
dapat menurunkan prevalensi
IMS serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

Contoh Skripsi Kedokteran:Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS)

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.