Jumat, 21 November 2014

Download Skripsi Kedokteran:Perbedaan Nilai PSA pada Kejadian Benign Prostat e Hyperplasia (BPH) dengan Nilai PSA pada Kejadian Adenokarsinoma Prostat



BAB PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembesaran kelenjar
prostat mempunyai angka
morbiditas yang paling bermakna pada populasi pria l
anjut usia. Gejalanya merupakan
keluh an yang umum dalam
bidang bedah urologi. Lanjut usia (Lansia), pada
umumnya mengalami perubahan
-perubahan pada jaringan tubuh yang
disebabkan pros es degenerasi.
Gejala umum yang
paling sering ditemukan
seperti sering kencing, sulit kencing,
nyeri saat berkemih, urin
berdarah, nyeri saat
ejakulasi, cairan ejakulasi
berdarah, gangguan ereksi dan nyeri pinggul atau punggung . Kelenjar prostat adalah
organ tubuh pria
yang paling sering
mengalami pembesaran,baik jinak maupun
ganas. Pembesaran prostat jina k
lebih sering dikenal
dengan sebutan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) sedangkan
adenokarsinoma prostat menunjukkan suatu
tumor ganas yang
tumbuh di dalam kelenjar
prostat (Badan POM RI, 2012).
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan
tumor jinak yang sering ditemukan pada pria y ang berumur lebih dari 50 t ahun
dan insiden yang terjadi pada tahun 2003
semakin men ingkat dengan bertambahnya
umur (Palinrungi, 2001). Di United
States, sekitar 14
juta laki -laki memiliki
keluhan BPH.
Insidennya
akan meningkat sesuai
dengan pertambahan usia,
hanya beberapa persen menyerang usia dibawah 40 tahun, tapi sekitar 88%
mengenai usia di atas 80 tahun (Bostwick dan Meiers, 2008).
Penelitian secara histopatologi di negara
Barat menunjukkan sekitar 20% kasus BPH pada umur 41 -50 tahun, 50% pada umur
51 -60 tahun dan lebih dari 90% pada umur lebih dari 80 tahun (Presti, 2004).
Di Indonesia BPH merupakan kelainan urologi kedua setelah batu saluran kemih
yang dijumpai di klinik Urologi dan diperkirakan 50% pada pria berusia di atas
50 tahun. Angka harapan hidup di Indonesia, rata -rata mencapai 65 tahun
sehingga diperkirakan 2,5 juta laki -laki di Indonesia menderita BPH
(Palinrungi, 2001). BPH merupakan kasus terbanyak di bagian urologi,
keadaan ini ditandai
dengan pembesaran kelenjar
prostat yang disebabkan oleh
pertambahan jumlah sel, dengan keluhan sering miksi, nocturia, kesulitan memulai
dan mengakhiri miksi, dysuria dan retensi urin (Kumar, 2005).
Adenokarsinoma prostat merupakan tumor ganas
pada prostat. Karsinoma prostat merupakan keganasan paling sering diantara
keganasan s istem urogenital pria
dan biasanya ditemukan
pada umur >50 tahun
dan merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru
(Stephan, 2004). Di United States karsinoma terbanyak adalah karsinoma
paru diikuti karsinoma prostat
dan kolorektal. Pada tahun 2008 , 28660 penduduk Amerika meninggal
disebabkan karsinoma prostat, sementara
akan dijumpai 186.320
kasus prostat yang
baru terdiagnosa (Jemal, 2008).
Sekitar satu dari setiap
lima laki -laki Amerika didiagnosa
kanker prostat dan 3% diantaranya meninggal dunia (Adshead, 2005). Di
Indonesia dijumpai di provinsi Makassar dan sekitarnya periode Januari 1994
sampai Juli 1998, dari penderita pembesaran
prostat yang di rawat,
19% diantaranya adalah adenokarsinoma prostat (Malawat, 2000).
Menurut Kirby (2004) Prostate Specific
Antigen (PSA) adalah suatu glikoprotein yang
di hasilkan oleh sel
epitel pada as ini
dan duktus dari
kelenjar prostat. Test nilai PSA
telah merevolusi dalam
mendeteksi serta pemantauan pengobatan kanker
prostat. Peningkatan nilai
PSA serum dijadikan
sebagai penanda penting pada beberapa penyakit prostat antara lain BPH ,
prostatitis dan kanker prostat. Keuntungan pada penggunaan PSA telah dilakukan
oleh penelitian terdahulu untuk meningkatkan
manfaat klinis pada
deteksi dini kanker
prostat .
Penemuan
keberadaan PSA dalam
bentuk molekuler menambah manfaat klinik dalam test PSA.
Dalam
mendiagnosa BPH dan
adenokarsinoma prostat diperlukan pemeriksaan colok
dubur serta nilai Prostate Specific
Antigen (PSA) serta pemeriksaan volume
prostat dan biopsi prostat. Pada pasien
karsinoma prostat memiliki nilai
PSA yang lebih tinggi. Serum PSA lebih dari 4ng/mL merupakan suatu keadaan
abnormal dan ini indikasi untuk dilakukan biopsi prostat. Tindakan ini
dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat sedini mungkin (Zhou, 2007). Pada kesempatan ini
peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui perbedaan nilai
PSA pada kejadian BPH dengan nilai PSA pada kejadian adenokarsinoma
prostat.
1.2. Rumusan Masalah 1. Adakah perbedaan
nilai PSA pada kejadian
BPH dengan nilai PSA pada
kejadian Adenokarsinoma Prostat
di RSUP H.AdamMalikMedan tahun
2012? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai PSA pada kejadian BPH dengan nilai PSA pada kejadian
Adenokarsinoma prostat.
1.3.2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus pada
penelitian ini adalah : 1. Untuk
membuktikan apakah ditemukan
perbedaan nilai PSA pada kejadian BPH d
engan nilai PSA pada
kejadian Adenokarsinoma Prostat.
2. Untuk
menilai apakah nilai
PSA cukup bermakna
untuk dijadikan sebagai penanda
tumor baik lesi jinak maupun ganas.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat
penelitian ini adalah : 1. Untuk
mengetahui perbedaan nilai PSA
pada kejadian BPH d engan nilai PSA pada kejadian
Adenokarsinoma prostat.
2. Untuk
mengetahui manfaat nilai PSA dalam
memprediksi kejadian BPH dengan
nilai PSA pada kejadian Adenokarsinoma prostat.
3. Sebagai
diagno sa penunjang yang lebih
akurat dalam menegakkan BPH dengan nilai
PSA pada kejadian Adenokarsinoma Prostat, sehingga dapat dilakukan penangan an
lebih awal .
4. Sebagai
bahan informasi tambahan bagi
instit usi rumah sakit
dalam perencanaan pengobatan dan pencegahan.





erV � e ' �z2 pT2 n>menunjukkan karateristik
penderita IMS menurut kelompok
usia paling banyak
adalah kelompok usia
20-29 tahun. Selain
itu, didapati jumlah laki-laki
lebih banyak daripada jumlah perempuan dan majoritas 3 memiliki tingkat
pendidikan terakhir adalah
tingkat SMA serta lebih
ramai penderita IMS yang belum
nikah.Menurut hasil
penelitian Silitonga (2010),
gambaran IMS di RSUP.H.Adam
Malik Medan tahun
2009 menunjukkan bahwa
jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling banyak
adalah kondiloma akuminata dengan jumlah
20 orang (29,9%). Jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) terbanyak kedua adalah gonore dengan jumlah responden sebanyak
19 orang (28,4%), yang diikuti oleh IMS
jenis lainnya seperti moluscum
contangiosum, kandidiasis genitalis dan lainnya sebanyak
18 orang (26,9%),
sifilis sebanyak 5 orang
(7,5 %), IGNS sebanyak
3 orang (4,5 %) dan herpes simpleks sebanyak 2 orang (3 %). Selain itu, kelompok usia yang paling sering menderita IMS
adalah pada kelompok usia 30 – 34 tahun
dengan jumlah 15 orang (22,4%) dan didapati jumlah perempuan lebih banyak menderita IMS daripada laki-laki yaitu
terdapat 33 orang (49,3%) laki-laki dan
34 orang (50,7%) perempuan. Disamping itu, tingkat pendidikan terakhir pada penderita
IMS yang paling
banyak didapati adalah
tingkat pendidikan sedang dengan jumlah 45 orang (67,2%). Pada gambaran
IMS mengenai status pekerjaan, didapati lebih banyak
penderita IMS yang bekerja
daripada penderita IMS
yang tidak bekerja yaitu sebanyak
36 orang (53,7%) sertalebih banyak penderita IMS yang sudah menikah dibandingkan dengan
responden yang belum menikah yaitu yang
sudah menikah adalah 40 orang (59,7%).
Sampai saat ini ternyata
prevalensi penyakit IMS masih tinggi dan sukar ditanggulangi karena dalam penanggulangan
penyakit kelamin ada beberapa segi yang
perlu mendapat perhatian, yaitu
dari segi medis,
segi epidemiologik, segi sosial, ekonomi,
dan budaya(Daili,2008). Oleh
karena itu, peneliti
ingin mengetahui karakteristik
kejadian IMS di
RSUD Dr. Pirngadi
Medan dari 1 Januari sampai
31 Desember 2012,
agar dapat memberi gambaran kepada pemerintah
dan masyarakat tentang
penyakit IMS sehingga
nantinya dapat direncanakan
usaha-usaha untuk mencegah
terjadinya IMS yang
pada akhirnya nanti
dapat menurunkan prevalensi
IMS serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

Contoh Skripsi Kedokteran:Perbedaan Nilai PSA pada Kejadian Benign Prostat e Hyperplasia (BPH) dengan Nilai PSA pada Kejadian Adenokarsinoma Prostat

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.