Rabu, 26 November 2014

Contoh Skripsi Kedokteran:Jumlah Penularan Tuberkulosis Paru Dalam Satu Keluarga Dengan Melakukan Penelusuran Kontak



BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA)
Mycobacterium tuberculosa. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat
kejadian 9 juta kasus per tahun di seluruh
dunia dan kasus kematian hampir mencapai 2 juta manusia (Atif et al., 2012). Menurut Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI), pada tahun 2011 kasus
TB baru terbanyak terjadi di Asia sekitar 60% dari kasus baru yang terjadi di seluruh dunia. Akan tetapi, Afrika Sub
Sahara memiliki jumlah terbanyak kasus baru
per populasi dengan lebih dari260 kasus per 100.000 populasi pada tahun 2011 (WHO, 2013). Berdasarkan data WHO pada
tahun 2011, lima negara dengan insiden
kasus TB terbanyak yaitu, India (2,0-2,5 juta), China (0,9-1,0 juta), Afrika Selatan (0,4-0,6 juta), Indonesia (0,4-0,5
juta), dan Pakistan (0,3-0,5 juta). India dan Cina masing-masing menyumbangkan 26% dan
12% dari seluruh jumlah kasus di dunia
(WHO, 2012).
Negara Indonesia, diperkirakan
prevalensi TB untuk semua tipe TB adalah 505.614 kasus per tahun, 244 per 10.000
penduduk dan 1.550 per hari. Insidensi penyakit
TB 528.063 kasus per tahun, 228 kasus per 10.000 penduduk dan 1.447 per hari. Insidensi kasus baru 236.029 per
tahun, 102 kasus per 10.000 penduduk, dan
647 per hari. Insidensi kasus TB yang mengakibatkan kematian 91.369 per tahun, 30 kasus per 10.000 penduduk, dan 250
per hari (DepKes, 2010).
Provinsi Sumatera Utara, penemuan
kasus baru terdapat 14.158 per tahun (Profil
Kesehatan Indonesia, 2008). Sementara, Case Detection RateTB paru Sumatera Utara 41,44 per Juni 2012 dengan
Success rate89 % dengan target keberhasilan
87% (Kemenkes RI, 2013).
Penyebab paling penting
peningkatan jumlah penderita TB di seluruh dunia adalah ketidakpatuhan terhadap program,
diagnosis dan pengobatan yang 2 tidak adekuat, migrasi, Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit
ini mengenai sebagian besar kelompok
kerja usia produktif dan kebanyakan dengan status sosioekonomi rendah, sehinggamemberikan
dampak ekonomi yang cukup bermakna. TB
menular melalui udara dari pasien yang terinfeksi ke orang-orang di dekatnya. Setelah paparan terhadap TB,
sekitar 1-2% orang yang mengalami kontak
akan berkembang menjadi penyakit TB. Sepertiganya akan terinfeksi TB (memiliki TB laten, tapi tidak akan memiliki
penyakit TBC) dan dua per tiga lainnya
akan tetap tidak terinfeksi. Dari sepertiga yang terinfeksi, terdapat 5-10% risiko seumur hidup untuk berkembang menjadi
penyakit TB, dengan risiko tertinggi
dalam dua tahun pertama setelah terpapar(Viney, 2011).
Risiko untuk berkembang menjadi
TB aktif secara signifikan lebih tinggi untuk
anak di bawah usia lima tahun dan bagi orang yang memiliki HIV atau kondisi lain yang menekan kekebalan. Fokus
utama dari semua program TB nasional
adalah untuk mendeteksi kasus infeksi awal dan dengan pengobatan yang diawasi, menyembuhkan pasien dan meminimalkan
penularan penyakit ini.
Program TB berskala nasional yang
berfungsi secara efektif yang menggunakan standar yang direkomendasikan secara
internasional yang bernama Directly Observed Treatment(DOTS) yang sangat penting
untuk mendukung tujuan ini.
Prioritas berikutnya adalah
investigasi kontak terdekat dari seseorang dengan TB menular, karena dapat mengidentifikasi
sejumlah besar kasus baru TB pada kelompok
yang dipekirakan memiliki banyak kasus TB (Viney, 2011).
Pelaksanaan dalam menjalankan
tanggung jawabnya, pemerintah membuat Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), Menteri kesehatan menetapkan
empat misi dalam rencana strategi 2010-2014 sebagai berikut: (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani; (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan; (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; (4) Menciptakan tatakelola
pemerintah yang baik.
3 Berdasarkan KemenKes RI (2011), visi Stop TB
Partnershipadalah dunia bebas TB, yang
akan dicapai melalui empat misi sebagai berikut: (1) Menjamin akses terhadap diagnosis, pengobatan yang
efektif dan kesembuhan bagi setiap pasien
TB; (2) Menghentikan penularan TB; (3) Mengurangi ketidakadilan dalam beban sosial dan ekonomi akibat TB; (4)
Mengembangkan dan menerapkan berbagai
strategi preventif, upaya diagnosis dan pengobatan baru lainnya untuk menghentikan TB.
Tujuan tersebut akan dicapai
dengan strategi ganda yang akan dikembangkan dalam waktu 10 tahun ke depan, yaitu
akselerasi pengembangan dan penggunaan metode
yang lebih baik untuk implementasi rekomendasi Stop TB yang baru berdasarkan strategi DOTS dengan standar
pelayanan mengacu pada International Standard
for TB Care (ISTC) (KemenKes RI, 2011).
Daerah di mana banyak kasus TB
yang berhasil disembuhkan dan tersedia sumber
daya yang cukup, penelcontoh skripsiran kontak penting untuk dilakukan. Penelcontoh skripsiran kontak
merupakan suatu cara yang dikembangkan dengan baik untuk mengontrol suatu penyakit yang
bertujuan menemukan kasus-kasus dengan
mengikuti rantai infeksi penyakit tersebut (Eames, 2006).
Kegiatan ini dapat
mengidentifikasi dan mengobati kasus TB baru awal dan mencegah tambahan kasus dengan menawarkan
terapi pencegahan kepada orangorang yang mungkin telah baru terinfeksi (Viney
et al., 2011). WHO, International Union
Against Tuberculosis and Lung Disease(IUATLD) dan International Standards for Tuberculosis
Care(ISTC) merekomendasikan sebagai minimum:
skrining rumah tangga dan kontak dekat kasus BTA TB paru positif untuk mendeteksi kasus TB baru, dan untuk anak
di bawah usia lima tahun dan semua orang
dengan HIV tanpa gejala sugestif TB diberikan Terapi Pencegahan Isoniazid (TPI) (Viney et al, 2011).
Untuk mengatasi ini maka kasus TB
harus segera dideteksi secara dini terutama
terhadap kontak anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dengan demikian diharapkan diagnosa dan
pengobatannya dapat segera dilaksanakan
sehingga rantai penularan dapat dihentikan. Peneliti melihat 4 pentingnya
deteksi awal terhadap anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan penderita TB paru BTA positif yang
berpotensi terinfeksi TB.
1.2. Rumusan Masalah Berapa besar jumlah penularan TB dalam satu
keluarga dengan melakukan penelcontoh
skripsiran kontak di Kecamatan Medan Tembung 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui
penularan TB pada satu keluarga melalui penelcontoh
skripsiran kontak 1.3.2. Tujuan Khcontoh skripsis 1.
Untuk mengetahui angka kejadian TB di Kecamatan Medan Tembung 2.
Untuk mengetahui jumlah suspek TB yang tertular dalam satu keluarga 3.
Untuk mengetahui sumber penularan TB di keluarga 1.4. Manfaat Penelitian a) Bagi
pemerintah: Membantu mengevaluasi apakah program penelcontoh skripsiran kontak dapat berjalan dengan efektif b) Bagi
petugas kesehatan: Menjadi bahan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama masyarakat yang memiliki risiko
tinggi terkena infeksi TB c) Bagi masyarakat: Membantu mengurangiangka
kejadian dan penularan TB di masyarakat d) Bagi
Peneliti: Sebagai bahan untuk melanjutkan penelitian.


Contoh Skripsi Kedokteran:Jumlah Penularan Tuberkulosis Paru Dalam Satu Keluarga Dengan Melakukan Penelusuran KontakDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini





Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.