Linneus (1737) seorang ahli botani dalam bukunya Genera Plantarum, memberikan nama Zea mays untuk tanaman jagung. Tanaman jagung termasuk dalam famili Gramineae. Zea mays berasal dari kata zea bahasa Yunani yang digunakan untuk mengklassifikasikan beberapa tanaman sereal, sedangkan mays berasal dari bahasa Indian yaitu mahi–mahi atau marisi (Tobing, dkk, 1995). Produksi jagung di Indonesia tahun 2008 sebesar 16.317.252 ton pipilan kering atau naik sebesar 3.029.725 ton dibandingkan dengan produksi tahun 2007. Kenaikan produksi jagung terutama disebabkan oleh kenaikan produktivitas dengan adanya perubahan varietas yang ditanam petani dari varietas lokal ke varietas komposit atau hibrida dan teknik budidaya yang baik (Biro Pusat Statistik, 2008). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung adalah dengan menggunakan varietas unggul hibrida. Hibrida dapat menghasilkan biji lebih tinggi dari pada varietas bersari bebas. Namun, harga varietas hibrida jauh lebih mahal dari pada benih bersari bebas dan setiap kali tanam petani harus membeli benih baru. Selain itu, produksi benih varietas bersari bebas juga sederhana dan mudah dilaksanakan oleh kelompok petani atau kelompok tani (Dahlan, 1988).
Tanah berfungsi sebagai sebuah gudang penyimpanan untuk berbagai jenis nutrisi tanaman dan menyediakan berbagai kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Dalam kondisi tertentu, pertumbuhan tanaman dapat dipacu dengan pemberian suplemen atau nutrisi tambahan. Segala sesuatu yang mengandung satu atau lebih unsur hara esensial yang diberikan ke dalam tanah atau yang diberikan kepada tanaman disebut dengan pupuk (Soil Improvement Committe California Fertilizer Association, 1998). Pada saat ini penggunaan pupuk organik mulai populer dikalangan para petani, pekebun maupun masyarakat yang mencintai lingkungan. Cukup banyak dari hasil penelitian bahwa kesuburan tanah dan hasil tanaman tidak dapat ditingkatkan hanya menggunakan pupuk kimia saja. Pandangan umum yang berkembang pada saat ini bahwa bahan organik mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kesuburan fisik, kimia dan biologi (Sutanto, 2002). Pupuk ABG (Amazing Bio-Growth) diformulasikan dalam dua bentuk, yaitu : ABG-Tablet diformulasikan sebagai pupuk dasar, karena dibutuhkan dalam jumlah yang besar, sehingga disebut pupuk makro. Sifat ABG-tablet adalah slow release (lambat tersedia), sehingga kehilangan unsur hara dapat ditekan. ABG-Cair diformulasikan sebagai pupuk pelengkap/suplemen, sehingga disebut pupuk mikro. Sifat ABG-Cair cepat diserap oleh tanaman karena unsurhra sudah dalam bentuk ion. Dengan menggunakan kombinasi ABG-tablet dan ABG-Cair, maka tidak perlu lagi menggunakan pupuk tunggal (Urea, SP-36 dan KCl), karena hampir semua kebutuhan unsur hara untuk tanaman dapat terpenuhi dari pupuk ABG (PT. Satu Mitra Sejati, 2008). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap pemberian pupuk organik. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap pemberian pupuk organik. 1. Diduga ada perbedaan pertumbuhan dan produksi dari varietas tanaman jagung yang diuji. 2. Diduga ada perbedaan pupuk organik dengan tanpa pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. 3. Ada interaksi dari varietas dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.
Download lengkap Versi Word
0 komentar:
Posting Komentar