Senin, 16 Februari 2015

Download Skripsi Public Administration:Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat

Download Skripsi Public Administration:Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi Bangsa Indonesia yang memuncak pada periode 1997-1999. Selama periode 1976-1996 (20 tahun, Repelita II-V) angka kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40% menjadi 11%. Maka krisis moneter tahun 1997-1999 yang kembali meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24% (49,5juta jiwa). Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan masih mewarnai penduduk Indonesia, terbatasnya sumber daya, terbatasnya akses terhadap barang-barang konsumsi, tingkat kesehatan yang rendah dan kesempatan pendidikan yang tidak merata, tidak adanya investasi, kurangnya akses pelayanan publik, tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh dibawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu atau kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga. Masalah Kemiskinan ini menyangkut beberapa dimensi, yaitu: Dimensi Politik: warga miskin kerap kali diabaikan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut nasibnya. Dimensi Sosial: warga miskin kurang mendapat perhatian masyarakat dan pranata sosial karena pudarnya nilai kepedulian. Dimensi lingkungan: seringkali kegiatan pembangunan lingkungan dan permukiman berakiabat pada kerusakan lingkungan dan kurang berpihak pada warga miskin. Dimensi ekonomi: warga miskin kesulitan memenuhi kebutuhan karena rendahnya penghasilan. Dimensi Aset: aset sumber daya ekonomi, modal dana, peralatan kerja, SDM (human capital), dan hunian sulit untuk diakses warga miskin karena dikuasai oleh segelintir orang. (Rahadi, 2005:1). Menurut Robert Chambers 1987 (dalam Suyanto, 1995:7) masalah kemiskinan hanyalah salah satu dimensi dari perangkap kemiskinan. Unsur-unsur dari perangkap kemiskinan tersebut adalah kerentanan, kelemahan jasmani, ketidakberdayaan dan derajat isolasi. Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Index Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relaitf sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. Gejala ini mandapat perhatian yang memadai dari para pengambil kebijakan-kebijakan yang pernah ada. Mungkin kita telah melewatkan suatu momentum yang sangat baik untuk belajar lebih mengenai pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan dan politik masyarakat kita. Strategi dan kebijakan pembangunan yang diterapkan tidak menyumbang apapun bagi kesejahteraan rakyat miskin. Sebaliknya, malah membuat mereka semakin sengsara. Banyak sudah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi tingkat kemiskinan di pedesaan maupun di perkotaan melalui berbagai programprogram penanggulangan maupun pengentasan kemiskinan. Tetapi program -program tersebut belum menuai hasil yang memuaskan. Program-program penanggulangan kemiskinan terdahulu hanya menitik beratkan pada salah satu dimensi dari gejala kemiskinan, tidak menyentuh akar penyebab kemiskinan dan tidak menumbuhkan kemandirian masyarakat, hanya membuat masyarakat bergantung setiap saatnya pada dana bantuan program tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang pada akhirnya tidak mewujudkan aspek keberlanjutan dari program-program penanggulangan kemiskinan tersebut. Saat ini ada beberapa program pemerintah yang masih terlaksana dalam menanggulangi kemiskinan, khsnya masalah kemiskinan masyarakat perkotaan salah satunya, yaitu P2KP (Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan). P2KP dilaksanakan sejak tahun 1999. Strategi dan kebijakan dari P2KP lebih pro kaum miskin dan lebih pro keadilan dengan pendekatan pople driven yang mengembangkan pola bottom-up dalam perencanaan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan. Penerapan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) lebih memandang kepada pembangunan manusia, proses pemberdayaan, pemampuan dan penguatan masyarakat miskin untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan tidak meletakan mereka ke posisi-posisi ketergantungan. Proses yang membutuhkan kemauan baik (political will), baik dari pemerintah (sebagai unsur pendukung) maupun dari komponen masyarakat. Kegiatan pelaksanaan P2KP (Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan) ditingkat kelurahan, diisyaratkan dikelola atas inisaitaif masyarakat yang diupayakan semaksimal mugkin dibentuk secara demokratis dinamakan sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Dalam jangka panjang, BKM inilah yang akan menjadi forum pengambilan keputusan tertinggi ditingkat warga masyarakat sekaligus kendali untuk mengatasi berbagai persoalan sosial di masyarakat. Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga dan menaggulangi kemiskinan itu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan terorganisir, dan memerlukan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat maka masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sunggal Kota mendirikan sebuah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yaitu BKM Makmur Bersama. Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sunggal merupakan salah satu kelurahan di Kota yang menjadi lokasi sasaran P2KP serta mendapat dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) P2KP. Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sunggal adalah salah satu kelurahan yang mempunyai angka kemiskinan warga yang cukup tinggi. Kelurahan ini berada di pusat kota tetapi masih terdapatnya pemukiman warga yang tidak layak huni, kondisi lingkungan warga yang masih jauh dari tingkat kebersihan. Pelaksanaan P2KP di Kelurahan ini telah memasuki fase ke 3 (tiga) yang dimulai tahun 2005. Implementasi P2KP yang dilaksanakan BKM di kelurahan ini belum menunjukan dampak dari pembangunan tersebut, contoh misalnya: proses penyaluran bantuan terkesan lamban, serta bantuan yang diterima dinilai terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk dijadikan modal usaha. Hal ini menjadi tanda tanya besar yaitu apakah ketetapan kebijakan P2KP mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat, khsnya masyarakat miskin dalam jangka panjang di kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sunggal. Contoh Skripsi Public Administration:Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan MasyarakatDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini

Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.