Download Skripsi Pertanian:Kajian Dosis Hyponex Merah Terhadap Perbanyakan Vesikular Arbuskular Mikoriza Asal Habitat Pule Pandak Secara Kultur Pot
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pule pandak
(Rauvolfia serpentina L.) merupakan salah satu tanaman langka dari
suku Apocynaceae. Akar pule
pandak mengandung sekitar
60 macam senyawa
alkaloid, diantaranya reserpine
yang berfungsi sebagai
obat anti hipertensi dan ajmaline yang berfungsi sebagai
obat penenang. Selain hipertensi dan penenang,
pule pandak juga
berkhasiat untuk menghilangkan
vertigo, insomnia, gangguan jiwa,
dan gigitan ular. Dilihat dari segi ekonomi pule pandak merupakan
komoditi yang cukup
prospektif, hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan
permintaan terhadap simplisia
tanaman pule pandak.
Kebutuhan bahan baku obat dari
pule pandak untuk industri jamu dan farmasi yang semakin meningkat
menyebabkan laju permintaan yang
lebih cepat, namun
tidak diimbangi dengan
ketersediaanya, karena populasi pule pandak di alam semakin lama
semakin berkurang, sehingga
dikhawatirkan terjadi kepunahan
terhadap tanaman tersebut
(Dalimartha 2002).
Pada habitat alaminya, pule pandak tumbuh di
bawah tegakan hutan jati yang memiliki
kebutuhan C3, memiliki karakteristik pH tanah masam dan bersimbiosis dengan endomikoriza yaitu Gigaspora sp. dan
Glomus sp., karena tumbuhan jati berasosiasi dengan
mikoriza sehingga pada
daerah rhizosfer tanaman
jati mengandung spora
mikoriza yang kemudian
secara tidak langsung
memacu pertumbuhan dan
menginfeksi akar pule pandak. Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dengan perakaran
tanaman. Mikoriza memiliki peranan penting
bagi ketahanan suatu
ekosistem, stabilitas tanaman
dan pemeliharaan serta
keragaman tumbuhan dan
meningkatkan produktivitas tanaman (Smith et al. 1997). Mikoriza, selain
membantu kerja perakaran tanaman, juga
mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti kekeringan
dan salinitas (Brundrett et
al. 1996; Delvian
2003). Peran mikoriza terhadap
pertumbuhan dan kandungan
alkaloid diduga sangat
penting bagi tanaman pule
pandak, oleh karena
itu diperlukan upaya
perbanyakan spora yang
berasal dari habitat pule
pandak. Tujuan perbanyakan mikoriza secara kultur pot
adalah untuk mendapatkan spora mikoriza dalam
jumlah yang banyak untuk mengembangkan pule pandak diluar habitatnya.
Penyediaan
inokulum mikoriza dapat
dilakukan dengan cara melakukan pencarian
yang lebih dalam
lagi mengenai mikoriza
pada beberapa tanaman tertentu salah satunya adalah pule pandak yang
banyak tumbuh di daerah Saradan.
Kultur
pot merupakan cara yang paling
efektif digunakan untuk
eksplorasi mikoriza karena
karena sederhana dan
mudah dilaksanakan. Kultur pot
adalah teknik perbanyakan
spora mikoriza menggunakan
tanaman inang. Pemilihan inang kultur pot sangat berpengaruh terhadap
sporulasi dan infeksi akar. Kultur pot biasanya
menggunakan satu atau
lebih jenis mikoriza;
substrat dari bahan alami
misalnya zeolit; tanaman inang
centrosema dan sumber pospor (P)
dari pupuk buatan (Feldmann et
al. 2009). Centrosema adalah tanaman yang memiliki perakaran
serabut, mudah beradaptasi dengan kondisi pertumbuhan dan cepat tumbuh, sehingga
cocok sebagai tanaman
inang untuk produksi
spora mikoriza.
Sumber
pospor (P) dari pupuk
buatan yang digunakan adalah
jenis pupuk daun karena
memiliki kelebihan daripada yang
langsung diberi di akar. Salah satunya adalah
respon terhadap tanaman yang sangat cepat dan sebagian besar penyerapan melalui
stomata sehingga langsung
dimanfaatkan oleh tanaman.
Dalam penggunaan zeolit sebagai
media tumbuh untuk mikoriza yang paling baik adalah 2kg/polybag (Eny 2003).
Masalah
yang sering terjadi
dalam produksi inokulum
mikoriza adalah kondisi
hara media yang
digunakan menjadi penyebab
kegagalan terjadinya infeksi
atau kolonisasi cendawan
mikoriza pada akar
inangnya (Smith et al. 1997), sehingga perlu dicobakan berbagai jenis
pupuk dan dosis yang tepat dalam
rangka meningkatkan mutu
inokulum mikoriza. Penggunaan inokulum
mikoriza yang baik
merupakan langkah efisien
dalam menunjang peningkatan
pertumbuhan tanaman di
pembibitan dan keberhasilan
pada saat pemindahan ke lapangan. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan jumlah spora
20 g dapat
meningkatkan infeksi akar
pada tanaman inang (Musfal 2010).
Infektivitas, efektivitas, dan
potensi inokulum mikoriza menentukan keberhasilan inokulasi mikoriza di
lapangan (Feldmann et al. 2009). Di
sisi lain tanaman
membutuhkan unsur hara
untuk pertumbuhan dan perkembangan spora.
Pada umumnya perbanyakan
mikoriza selalu diiringin penggunaan larutan Johnson sebagai sumber hara
akan tetapi penyediaan larutan ini tidak
praktis dan mahal.
Oleh karena itu,
untuk menghasilkan inokulum dengan
biaya yang murah
perlu dicari alternatif sumber nutrisi
yang lain. Salah satu
sumber nutrisi yang dapat digunakan adalah Hyponex Merah (N:P:K : 25-5-20).
Hyponex Merah memiliki sifat yang mudah tersedia bagi tanaman. Menurut (Habte
dan Aziz 1991) jumlah
P khususnya dalam
bentuk tersedia sangat mempengaruhi simbiosis mikoriza. Kandungan P
yang tinggi akan menghambat perkembangan mikoriza
dan mengurangi derajat
kolonisasi (Abbot et al. 1984).
Contoh Skripsi Pertanian:Kajian Dosis Hyponex Merah Terhadap Perbanyakan Vesikular Arbuskular Mikoriza Asal Habitat Pule Pandak Secara Kultur PotDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik DisiniArtikel terkait skripsi diantaranya : Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, contohskripsi, c0ntoh proposal, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.
0 komentar:
Posting Komentar