Rabu, 18 Februari 2015
Download Skripsi Kedokteran:Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian yang utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian rumah sakit yang utama dari Informasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker pada orang dewasa (National Stroke Association, 2009). Stroke juga merupakan penyebab kecacatan yang utama. Laporan World Stroke Organization Menurut World Health Organization (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol antara lain: umur, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, displasia fibromuskular, dan Patent Foramen Ovale. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol antara lain: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perokok, alkohol, dan obesitas. (2009) memperlihatkan bahwa stroke adalah penyebab utama hilangnya hari kerja dan kualitas hidup yang buruk.Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi para penyandangnya, namun juga bagi para anggota keluarganya. Beban ekonomi yang ditimbulkan akibat stroke juga sedemikian beratnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Pada kelompok umur 55-64 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi baik di perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan berolahraga.Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sidartawan, 2006). Obesitas dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan makan, kurangnya kegiatan fisik, dan kemakmuran. Insidensi obesitas di negara-negara berkembang makin meningkat, sehingga saat ini banyaknya orang dengan obesitas di dunia hampir sama jumlahnya dengan mereka yang menderita karena kelaparan. Diduga bahwa peningkatan prevalensi obesitas akan mencapai 50% pada tahun 2025 bagi negara-negara maju (Sidartawan, 2006).Untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa dengan mengukur lemak tubuh secara langsung sangatlah sulit dan sebagai pengukur pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT diukur dengan cara berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadarat (m ). Menurut WHO (2000), nilai IMT 25-29,9 kg/m 2 dikatakan sebagai pra obese dan nilai IMT ≥30 kg/m sebagai obesitas.Dalam melakukan penilaian IMT, perlu diperhatikan akan adanya perbedaan individu dan etnik. Menurut kriteria Asia Pasifik (2000), dikatakan obesitas jika IMT ≥25 kg/m . Obesitas dan excessive weight mempengaruhi sistem sirkulasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar