Download Skripsi Kedokteran:Gambaran Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu Tentang Kebersihan Air Minum
BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kondisi kebersihan air dan lingkungan di
sebagian besar daerah di Indonesia masih
sangat buruk. Situasi ini menyebabkan tingginya kerawanan anak terhadap penyakit yang ditularkan lewat air. Pada 2004,
hanya 50 persen penduduk Indonesia yang
mengambil air sejauh lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran.
Ukuran ini menjadi standar
universal keamanan air. Di Jakarta, misalnya, 84 persen air dari sumur-sumur dangkal ternyata
terkontaminasi oleh bakteri faecal coliform.
Secara praktis masalah kebersihan
menjadi tidak kondusif karena masyarakat memang selalu tidak sadar akah hal tersebut.
Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan
dan dijaga dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit s dan penyakit lain yang disebabkan
air sering menyerang golongan keluarga
ekonomi lemah. Upaya mengembangkan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Fakta ini terjadi khsnya di
daerah bekas bencana tsunami di Aceh dan
Sumatra Utara. Disamping akses air bersih yang buruk, situasi kebersihan air dan lingkungan diperparah oleh kegagalan
penyuluhan bagi masyarakat kelas bawah
dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk berperilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun belum
secara serius dijadikan prioritas pembangunan
di Indonesia terutama di tingkat propinsi. (WHOIndonesia) UNICEF membantu pemerintah Indonesia untuk
mengembangkan dan melaksanakan strategi
perbaikan kondisi air minum dan kebersihan secara nasional.
Bantuan juga diberikan kepada
pemerintah Indonesia dalam memperbaiki mekanisme perencanaan, sistem pengawasan dan database
yang relevan, UNICEF juga memainkan
peranan penting sebagai koordinator bidang kebersihan lingkungan dan air pasca bencana tsunami di Aceh dan Sumatra
Utara. Membangun kemitraan kerja dengan
mempersatukan segala kemampuan dan sumber daya antar organisasi. Bahkan UNICEF beserta pemerintah juga memberi
wawasan tentang air yang aman melalui program
Pembangunan dan Kelangsungan Hidup Anak. Anak akan belajar mengenai kebersihan air dan sekolah yang bersahabat
untuk anak-anak. Tujuannya untuk membantu memperbaiki pasokan air yang aman dan
fasilitas kebersihan yang memadai di 30
kabupaten se-Indonesia. Disamping itu, UNICEF juga membantu gerakan Suplai Air Bersih dan Kebersihan Dasar
di Aceh dan Sumatra Utara.
Gerakan ini mencakup rehabilitasi
dan konstruksi sumur dangkal, tanki penampungan air hujan dan sistem pipa gravitasi.
Pembangunan toilet, fasilitas mandi cuci dan pembuangan sampah di sekolah-sekolah, di pusat
kesehatan masyarakat dan di bangunan
keagamaan. Bersama mitra kerjanya, UNICEF juga menyediakan air minum beberapa saat sesudah gempa dan
gelombang tsunami menghantam Aceh pada
26 Desember 2004. Setidaknya akses air bersih ini mencegah wabah penyakit kolera misalnya. UNICEF bersama WHO melakukan
inspeksi pada 22 instalasi pengolahan
air di seluruh daerah yang dilanda tsunami. Hasilnya, UNICEF menyediakan pompa air untuk instalasi
pengolahan air di Lambaro di Banda Aceh.
Pompa ini mampu membersihkan 11
juta galon air per hari. Selain itu, UNICEF juga menyediakan fasilitas air bersih dan
pendidikan mengenai hidup bersih pada 170 sekolah yang mencakup 25.500 siswa di daerah
timur Indonesia, Maluku pada 2004 silam.(
WHO Indonesia) Sebuah studi Bank Dunia yang disebarluaskan
bulan Agustus 2008 menemukan bahwa
kurangnya akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya finansial dan ekonomi yang berat bagi ekonomi Indonesia,
tidak hanya bagi individu tetapi juga
bagi sektor publik dan perdagangan. Sanitasi yang buruk, termasuk kebersihan yang buruk, menyebabkan sedikitnya 120 juta
kasus penyakit dan 50.000 kematian dini
setiap tahun, dengan dampak ekonominya senilai lebih dari 3,3 miliar dolar AS per tahun. Sanitasi yang buruk juga menjadi
penyumbang signifikan dari polusi air yang
menambah biaya air yang aman bagi rumah tangga, dan menurunkan produksi perikanan di sungai dan danau. Biaya ekonomi
yang terkait dengan polusi air oleh karena
sanitasi yang buruk saja telah melampaui 1,5 miliar dolar AS per tahun. Tahun 2006, Indonesia kehilangan 2,3 persen produk
domestik bruto yang disebabkan oleh sanitasi
dan kebersihan yang buruk.Sepanjang sejarahnya selama 10 tahun di Indonesia, Bank dunia telah berada di garis depan dalam bekerja
bersama masyarakat-masyarakat lokal
untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur air dan sanitasi, mendidik penduduk mengenai
kebersihan yang lebih baik, berkontribusi pada perlindungan lingkungan hidup, dan
membantu masyarakat memperoleh pendapatan
dari penyediaan layanan-layanan dasar.( WHO Indonesia) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang diatas maka diperlukan suatu penelitian evaluatif terhadap kebersihan air minum di kalangan
masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian
yaitu adakah masyarakat sadar tentang kebersihan air minum di Kampung Madras, Propinsi Sumatera Utara.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan
Umum Menilai tingkat kesadaran, pengetahuan
dan sikap masyarakat awam di Kampung
Madras tentang kebersihan air minum.
Tujuan Khs 1. Mengetahui pengetahuan dan kesadaran orang
awam di Kampung Madras tentang
kebersihan air minum.
2. Mengetahui sikap orang awam,yaitu kesadaran
dan reaksi mereka terhadap kebersihan
air minum.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1.
Pemerintah dapat memberi perhatian terhadap kebersihan air minum untuk masyarakat
yang tidak mempunyai kesadaran tentang kebersihan air minum, tentang pelayanan kesehatan dan juga
yang tidak sadar apakah konsikuensi yang
timbul apabila mengkonsumsi air kotor.
2. Menyediakan informasi untuk langkah-langkah
pembersihan air yang didapati seharian
dari sumbernya.
Contoh Skripsi Kedokteran:Gambaran Tingkat Kesadaran Masyarakat Umum dewasa di Kelurahan Madras Hulu Tentang Kebersihan Air Minum
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
0 komentar:
Posting Komentar