BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang: Infeksi nosokomial ialah infeksi yang terkena pada pasien semasa di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan yang lain (WHO, 2002). Infeksi nosokomial juga dikenali sebagai Hospital-acquired infection atau sekarang lebih dikenali sebagai Healthcare Acquired Infection (HAI) karena infeksi ini bisa didapat sebagai konsekuensi dari pengasuhan tenaga kerja medis dalam menjalankan tugas mereka. HAI ini sering dikaitkan dengan lingkungan rumah sakit, tetapi, bisa juga dikaitkan dengan tenaga yang memberi asuhan medis kepada komunitas seperti dari rumah ke rumah (Frost & Sullivan, 2010). Menurut DeNoon, 2010, suatu penelitian yang dilakukan oleh Centre for Disease Control (CDC) menyatakan bahwa terdapat lebih 99.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial, dan menghabiskan biaya lebih dari 40 bilion dolar pertahun. Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak10,0% (Ducel, G, 2002). Menurut PMPK FK UGM, 2011, infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir merupakan infeksi. Menurut Suwarni (2001), rumah sakit adalah tempat pasien mendapatkan terapi dan perawatan agar sembuh dari penyakit yang diderita. Selain itu, rumah sakit juga merupakan depot bagi berbagai jenis penyakit yang berasal dari penderita 7 maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Pada tahun 1999, semua rumah sakit di Yogyakarta menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar antara 0,0% hingga 12,06%, dengan rata-rata keseluruhan 4,26%. Untuk rerata lama perawatan berkisar antara 4,3 – 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Setelah diteliti lebih lanjut maka didapatkan bahwa angka kuman lantai ruang perawatan mempunyai hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial. Profesi kesihatan harus mempunyai tanggungjawab moral untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak di ingini dalam Rumah Sakit. Untuk menghilangkan sesuatu penyakit, harus dilakukan 3 cara yaitu menghilangkan sumber kuman, memutus mata rantai penularan, serta meningkatkan daya tahan host atau masyarakat (Widodo, 2010). Sumber dan cara penularan yang paling banyak adalah melalui tangan personil kesehatan, dan alat – alat lain seperti kateter urin, kasa pembalut dan perban. Infeksi nosokomial ini tidak hanya mengenai pasien sahaja, tetapi dapat juga mengena seluruh personil rumah sakit yang berhubung langsung dengan pasien (Light, 2001). Di antara golongan yang mempunyai faktor resiko yang tinggi untuk menularkan infeksi nosokomial adalah perawat dalam Rumah Sakit tersebut. Cara penularan melalui tenaga perawat ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama dalam infeksi nosokomial. Menurut Habni (2009), tingkat pengetahuan perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) adalah tinggi yaitu sebanyak 88% berpengetahuan baik, 10% sedang baik dan 1% kurang baik. Tingkat pengetahuan yang tinggi harus ada dalam setiap tenaga kerja rumah sakit terutama perawat supaya dapat mengekalkan kondisi yang bersih serta mengurangkan penularan penyakit berbahaya ini. 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian yang membahas “Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar dalam upaya mencegah infeksi nosokomial?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar (RSU Siti Hajar) dalam upaya mencegah infeksi nosokomial. 1.3.2 Tujuan khs Yang menjadi tujuan khs dalam penelitian adalah : i. Mengetahui tingkat pengetahuan perawat RSU Siti Hajar dalam pengetahuan dasar infeksi. ii. Mengetahui tingkat pengetahuan perawat RSU Siti Hajar dalam pengetahuan Multiple Drug Resistant Organisms. iii. Mengetahui tingkat pengetahuan perawat RSU Siti Hajar dalam elemen – elemen rantai infeksi. iv. Menilai sikap perawat RSU Siti Hajar dalam mengawal elemen rantai infeksi. 9 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1.4.1 Perawat Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat kepada perawat tentang kepentingan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan dini infeksi nosokomial serta mengurangkan angka kejadian penyebaran dan transmisi infeksi nosokomial. 1.4.2 Administrasi rumah sakit Penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk melaksanakan tindakan pencegahan terhadap infeksi nosokomial.
Kamis, 11 Desember 2014
Download Skripsi Kedokteran:Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat RSU Siti Hajar dalam Mencegah Infeksi Nosokomial
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar