BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Asap rokok pasif adalah campuran dari dua jenis asap yaitu asap daripada tembakau (rokok) yang dibakar (sidestream smoke)dan asap yang diekshalasi oleh perokok (mainstream smoke). Orang ramai beranggapan bahwa kedua jenis asap ini adalah sama. Hakikatnya, asap dari tembakau yang dibakar mempunyai konsentrasi karsinogen yang lebih tinggi berbanding asap yang diekshalasi oleh perokok. Ia juga mengandungi partikel-partikel yang lebih kecil, yang memudahkan ia masuk ke dalam sel-sel tubuh. Individu yang tidak merokok yang terpapar kepada asap rokok disebut merokok secara involunter atau merokok pasif. Perokok pasif menginhalasi nikotin dan bahan toksik lainnya dari tembakau dalam jumlah yang sama dengan perokok aktif. Hal ini amat merugikan karena semakin banyak mereka terpapar, semakin meningkat bahan toksik tersebut di dalam badan mereka tanpa mereka sedari. Asap rokok pasif mengandungi lebih daripada 4000 komponen kimia, dan tidak kurang daripada 250 daripada komponen ini yang berbahaya pada kesehatan tubuh manusia, seperti hidrogen sianida, karbon monoksida dan ammonia. Sekurangkurangnya 69 daripada komponen toksik yang terkandung dalam asap rokok pasif ini bisa menyebabkan kanker, yaitu arsenik, benzena, berilium, 1,3-Butadiene, kadmium, kromium, etilina oksida, nikel, polonium-210, vinil klorida, formaldehid, toluen, dan sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi komponen kimiawi manakah yang ditemui dalam asap rokok pasif. Antaranya adalah jenis tembakau, bahan kimia yang ditambahkan ke dalam tembakau, cara bagaimana tembakau dibakar, serta kertas pembalut tembakau(U.S. National Cancer Institute). Anak-anak khsnya mempunyai efek yang lebih besar apabila terpapar asap rokok pasif atas beberapa faktor. Antaranya adalah mereka masih berkembang secara fisik, mempunyai kadar pernafasan yang lebih tinggi berbanding orang dewasa, dan juga mereka tidak mempunyai keupayaan untuk mengontrol lingkungan. Berdasarkan beberapa studi yang telah dijalankan oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), antara efek-efek merokok pasif terhadap anak-anak adalah asma pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah menunjukkan simptom, meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome, bagi anak-anak berusia dibawah enam tahun, mempunyai risiko infeksi salur pernafasan bawah seperti pneumonia dan bronkitis dan yang keempat risiko infeksi telinga tengah. Pada orang dewasa yang tidak pernah merokok, asap rokok pasif bisa menyebabkan penyakit jantung dan/atau kanker paru. Perokok pasif mempunyai risiko sekitar 25-30% untuk mendapat penyakit jantung, manakala risiko untuk mendapat kanker paru adalah 20-30%. Selain itu, diperkirakan sebanyak 46000 kematian akibat penyakit jantung pada perokok pasif yang terpapar dengan asap rokok, dan 3400 kematian akibat kanker paru (Centers for Disease Control and Prevention). Apabila seorang perokok pasif menginhalasi asap rokok, tubuhnya mula memetabolisme nikotin yang terdapat dalam asap tersebut, menghasilkan kotinin. Paparan terhadap nikotin serta asap rokok pasif bisa diukur dengan menguji saliva, urin, atau darah untuk mendeteksi kehadiran kotinin. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, paparan terhadap asap rokok pasif telah menurun dari tahun ke tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 1988-1991, sebanyak 87.9% individu yang tidak merokok mempunyai kadar kotinin yang signifikan, semakin berkurang pada tahun 1999-2000 sebanyak 52.5% dan terkini, pada tahun 2007-2008 sebanyak 40.1%. Kebanyakan perokok mula merokok pada usia remaja. Lebih daripada 80% perokok dewasa mula merokok sebelum mencapai usia 18 tahun. Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa setiap hari, remaja sewal usia 12 hingga 17 tahun mulai merokok buat kali pertama. Studi menunjukkan pada tahun 2009, sebanyak 17.2% remaja berusia 14-17 tahun adalah perokok. Manakala untuk remaja berusia 11-13 tahun, sebanyak 5.2% merupakan perokok (Centers for Disease Control and Prevention). Hasil riset Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (Republika, 1998) melaporkan bahwa anak-anak di Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Smet (1994) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan meraka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika, 1998). Hampir 50% perokok di Amerika Serikat termasuk usia remaja (Theodorus, 1994). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok dimulai pada saat masa anak-anak dan masa remaja (Komalasari, Helmi). Antara faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan rokok di usia muda adalah status sosioekonomi rendah, pengaruh dari teman atau saudara, kurang kemahiran untuk menahan pengaruh penggunaan rokok, orang tua yang merokok, aksesibilatas dan harga yang mampu dicapai, persepsi bahwa merokok adalah perkara normal, tahap akademis yang rendah, serta perasaan rendah diri.
Selasa, 09 Desember 2014
Download Skripsi Kedokteran:Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dharma Pancasila Tentang Perokok Pasif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar