BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang menderita anemia dan sebagian besar tinggal di daerah tropik. Prevalensi anemia di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 pada wanita tidak hamil/produktif adalah 33,1%. Sedangkan menurut Herman (2006) dalam Dyah (2011) prevalensi anemia di Indonesia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri. Menurut penelitian batas kadar Hb remaja putri menurut World Health Organization (WHO,1997) untuk diagnosis anemia apabila kurang dari 12 gr/dl. Menurut Sutaryo (2005) dalam Djariyanto (2008) akibat dari anemia meliputi pertumbuhan anak akan terhambat, pembentukan sel otot kurang sehingga otot menjadi lemas, daya tahan tubuh akan menurun, prestasi berkurang dan terjadi perubahan perilaku. Saat ini anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khsnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khsnya remaja. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Secara praktis anemia ditunjukan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit. Penyebabnya adalah jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain itu berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya anemia defisiensi besi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan tentang anemia defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat yang memicu dan menghambat absorpsi besi (vitamin C dan teh), konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, sulfonamide, obat malaria, kebiasaan merokok, kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan), luka bakar, diare, dan gangguan fungsi ginjal (Bakta, 2006). Anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan gangguan fungsi hemoglobin yaitu sebagai alat transport oksigen. Besi merupakan trace element vital yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin, mioglobin dan berbagai enzim. Besi di alam terdapat dalam jumlah yang begitu berlimpah. Dilihat dari segi evolusi alat penyerapan besi di s, maka sejak awal manusia dipersiapkan untuk menerima besi yang berasal dari sumber hewani, tetapi kemudian pola makan berubah dimana sebagian besar besi berasal dari sumber nabati, tetapi perangkat absorpsi besi tidak mengalami evolusi yang sama, sehingga banyak menimbulkan defisiensi besi. Dampak lain anemia defisiensi besi adalah produktivitas rendah, perkembangan mental dan kecerdasan terhambat, menurunnya sistem imunitas tubuh, morbiditas, dll (Bakta, 2006). Remaja beresiko tinggi menderita anemia, khsnya anemia defisiensi besi. Remaja putri beresiko lebih tinggi daripada remaja putra oleh karena remaja setiap bulannya mengalami siklus haid (menstruasi). Haid merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) dinding endometrium. Banyaknya darah yang dikeluarkan saat haid adalah rata-rata 15-60 ml dan berlangsung selama 3-5 hari. Siklus haid normal rata-rata 28 hari dan diatur oleh hipothalamus, hipofisis, dan ovarium. Selain itu remaja khsnya mahasiswa memiliki kesibukan yang tinggi baik dalam aktivitas perkuliahan maupun organisasi yang nanti akan mempengaruhi pola makan sehingga tidak teratur. Selain itu seringnya kebiasaan mahasiswa dalam mengonsumsi minuman yang dapat menghambat absorpsi zat besi sehingga nantinya akan mempengaruhi kadar hemoglobin seseorang (Hanafiah, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Abidin pada mahasiswi FK -ACMS Angkatan 2007 dan FK UKM-ACMS Angkatan 2009 tahun 2010 menyatakan bahwa rata-rata kadar hemoglobin pada saat menstruasi yaitu hari ke-2 siklus adalah 11.36g/dl dan pada saat tidak menstruasi yaitu hari ke-16 siklus adalah 11.91g/dl. Ini menunjukkan bahwa menstruasi mempengaruhi kadar hemoglobin seseorang.
Jumat, 12 Desember 2014
Download Skripsi Kedokteran:Pengaruh Siklus Haid Terhadap Kadar Hemoglobin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar