BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) telah menjadi topik pembicaraan penting dalam konferensi internasional sejak tahun 1980. Salah satu dari delapan Millennium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu (MDG 5). Komunitas internasional telah berkomitmen untuk menurunkan AKI di negara masing-masing sebanyak 75% antara tahun 1999 sampai tahun 2015 (WHO, 2007). AKI adalah jumlah kematian ibu selama satu tahun dalam 100.000 kelahiran hidup (Setiyohadi, 2006). Kematian ibu diperkirakan sebesar 358.000 terjadi di seluruh dunia pada tahun 2008. Negara berkembang menyumbangkan 99% (355.000) dari kematian ibu tersebut dimana Afrika Sub-Sahara dan Asia Tenggara berkontribusi sebesar 87% (313.000) dari kematian ibu secara global (WHO, 2010). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih tinggi. Salah satu penyebab tertinggi kematian ibu adalah penyakit hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia/eklampsia) selain perdarahan dan infeksi. Menurut National High Blood Pressure Education Program(NHBPEP) Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy(2000), hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi empat, yaitu (1) hipertensi kronik, (2) preeklampsia eklampsia, (3) hipertensi kronik dengan superimposedpreeklampsia, dan (4) hipertensi gestasional. Penyakit hipertensi adalah komplikasi paling umum dari kehamilan yang mempengaruhi 6-8% kehamilan di USA (Leeman, 2008). Penyakit hipertensi dalam kehamilan juga merupakan penyebab utama mortalitas serta morbiditas maternal dan perinatal di Kanada (JOGC, 2008). Prevalensi hipertensi dalam kehamilan di Los Angeles meningkat dari 40,5 kasus per 1.000 pada tahun 1991 menjadi 54,4 kasus per 1.000 pada tahun 2003 (Baraban, 2008). Preeklampsia-eklampsia sebagai salah satu penyakit hipertensi dalam kehamilan, adalah penyebab mortalitas dan morbiditas tertinggi pada ibu hamil. Angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5-15% dari seluruh kehamilan di seluruh dunia. Di United Kingdom (UK), preeklampsia/eklampsia terhitung sebanyak 10-15% dari kematian obstetrik langsung (Duley, 2003). Di Indonesia angka kejadian preeklampsia cukup tinggi, seperti di Rumah Sakit Cipto Mangunkmo ditemukan 400 -500 kasus/4000-5000 persalinan per tahun (Dharma, 2005). Wanita dengan hipertensi dalam kehamilan berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada preeklampsia berat, perfusi uteroplasenta berkurang sehingga menyebabkan peningkatan insiden Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), hipoksia janin dan kematian perinatal (Gezginc, 2008). Oleh sebab itu, pengenalan awal faktor risiko hipertensi dalam kehamilan sangat penting untuk menghindari dampakburuk pada ibu dan janin. Insiden hipertensi dalam kehamilan pada nullipara 4-5 kali lebih besar daripada multipara. Sekitar 30-50% wanita yang memiliki hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan pertama berisiko untuk mengalami hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan selanjutnya (Zhang, 1997). Preeklampsia (penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan mortalitas tertinggi) adalah penyakit utama pada primigravida. Preeklampsia dan eklampsia dapat terjadi pada 6-8% wanita hamil, di antaranya 3-7% pada nullipara dan 0,8-5% pada multipara (Roeshadi, 2006). Selain itu, faktor risiko preeklampsia lainnya adalah mola hidatidosa, adanya riwayat preeklampsia sebelumnya, dan kehamilan multifetus (Wagner, 2004).
Senin, 08 Desember 2014
Download Skripsi Kedokteran:Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar