BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kata anestesia diperkenalkan oleh Oliver Wendell
Holmes (1809-1894), yang menggambarkan
keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tujuan untuk
menghilangkan nyeri pembedahan.
Anestesiologi ialah ilmu
kedokteran yang pada awalnya berprofesi menghilangkan rasa nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama,
dan sesudah pembedahan (Latief dkk,
2001).
Nainggolan (2011) dalam tesisnya
mengatakan bahwa Davy (1800), seorang
ahli kimia yang sangat terkenal telah mempublikasikan bahwa zat kimia tertentu seperti oksida nitrogen dapat
mempunyai efek bius. Walaupun dokter yang pertama kali menggunakan anestesi dalam
praktiknya adalah Crawford Long, di Amerika
Serikat, karena ia tidak pernah mempublikasikan, maka dalam sejarah Amerika menyebutkan bahwa penemu anestesi atau
bius adalah William Morton karena Morton
secara demonstratif telah menunjukkan cabut gigi tanpa rasa sakit di depan umum pada tahun 1846.
Pada tahun 1848, di Inggris
tercatat J.Y. Simpson dan John Snow yang banyak mengembangkan anestesi (Campbell,
1995). Eter waktu itu banyak digunakan
untuk membantu persalinan di Inggris. Sambil berpraktik sebagai dokter, Simpson dan asistennya banyak bereksperimen
dengan bahan–bahan kimia untuk mencari
anestesi yang efektif. Kadang mereka bereksperimen dengan diri mereka sendiri.
Anestesi umum (general anestesi)
atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum (NU). Anestesi umum adalah
meniadakan nyeri secara sentral disertai
hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel (Munaf, 2008). Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan
operasi besar yang memerlukan ketenangan
pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang, misalnya pada kasus bedah jantung, pengangkatan batu empedu, bedah
rekonstruksi tulang, dan lain-lain. Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa
nyeri, menghilangkan kesadaran, Contoh
makalah Contoh makalah dan membuat
amnesia, juga merelaksasi seluruh otot. Maka, selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas,
selain deteksi jantung untuk meminimalisasi
kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan (Nainggolan, 2011).
Secara garis besar ada empat hal
yang harus diperhatikan pada pasien pasca anestesi, yaitu: masalah pernapasan,
kardiovaskular, keseimbangan cairan, sistem persarafan, perkemihan, dan gastrointestinal
(Munaf, 2008). Harus diperhatikan bahwa
komplikasi anestesi yang tidak segera ditangani akan berdampak kematian bagi pasien. Beberapa komplikasi lain yang
mungkin terjadi antara lain: pernapasan tidak
adekuat, pneumotorakis, atelektasis, hipotensi, gagal jantung, embolisme pulmonal, pemanjangan efek sedatif
premedikasi, trombosis jantung, cedera kepala, sianosis, konfulsi, mual muntah, embolisme
lemak, dan keracunan barbiturat (Campbell,
1995).
Laporan umum mencatat kejadian
kematian pada waktu atau segera setelah operasi
di beberapa rumah sakit di Amerika rata-rata 0,2% - 0,6% dari operasi dan kematian yang disebabkan oleh anestesi 0,03% -
0,1% dari seluruh anestesi yang diberikan
(Nainggolan, 2011). Campbell (1995), menambahkan bahwa kematian yang terjadi pada waktu operasi atau
segerasetelah operasi dari laporan kejadian karena anestesi sangat bervariasi dari5%
sampai 50%. Pasien yang baru saja menjalani
tindakan operasi harus dirawat sementara di PACU (Post Anesthesia Care Unit) atau ruang pemulihan (recovery
room) untuk perawatan post anestesi sampai
kondisi pasien stabil. Kegiatan pemantauan anestesi antara lain untuk mendapatkan informasi supaya anestesi dapat
bekerja dengan aman dan jika ada penyimpangan
dapat segera dikembalikan ke keadaan yang normal (Latief dkk, 2001). Penatalaksanaan pasien pascaanestesi
yaitu memperhatikan hal-hal yang terkait
dengan keadaan pasien pasca dilakukannya anestesi. Pemantauan yang optimal dan penanganan pasien pasca anestesi
yang dilakukan dengan baik dapat mencegah
terjadinya komplikasi pasca anestesi pada pasien. Sehingga peran pemantauan dan penatalaksanaan pasien tersebut
sangat penting dilakukan dengan baik
oleh perawat (Nainggolan, 2011).
Contoh makalah Contoh makalah Mual dan muntah pasca anestesi umum pada bedah
elektif masih merupakan “The Big Little
Problem”dalam dunia anestesi. Disebut “big”karena mual muntah dapat menyebabkan perpanjangan waktu
pemulihan, peningkatan biaya perawatan, perpanjangan
masa pengawasan di Post Anesthesia Care Unit (PACU), dan meningkatnya morbiditas. Morbiditas yang
berhubungan dengan kejadian nausea vomitusmeliputi
perdarahan, dehidrasi, gangguan elektrolit (hipokalemi dan hiponatremi), malnutrisi, karies gigi,
inflamasi mukosa mulut, rupture esophagus, dan aspirasi pneumonitis (Silbernagl, 2006;
Sunatrio et al.,2004), dan disebut “little”,
karena sebenarnya mual dan muntah adalah masalah yang cukup ringan dibanding komplikasi anestesi lainnya. Insiden
PONV terjadi pada 75-80% anestesi dengan
eter, 25-30% pasien pasca bedah dengan anestesi umum (Kovac, 2003) dan dapat mencapai 70% pada pasien high
risk(Mohamed, 2004).
Chandra dari FK CONTOH MAKALAH
(2012), telah menyatakan dalam tesis nya, mual muntah pasca operasi atau post operative
nausea and vomiting(PONV) adalah efek samping
yang sering terjadi setelah tindakan anestesi, angka kejadiannya lebih kurang 1/3 dari seluruh pasien yang menjalani
operasi atau terjadi pada 30% pasien rawat
inap dan sampai 70% pada pasien rawat inap yang timbul dalam 24 jam pertama. Cut meliza dari FK CONTOH MAKALAH
(2011), telah meneliti bahwa insiden PONV di RSUP H. Adam Malik Medan 40%.
Mengingat bahwa anestesi umum
pada bedah elektif sangat penting, maka perlu
dikaji seberapa besar pengaruhnya terhadap mual dan muntah pasca operasi.
Berdasarkan dari kondisi
permasalahan tersebut, peneliti tertarik mengkajinya melalui penelitian tentang prevalensi mual
muntah pasca anastesi umum pada bedah
elektif di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013.
1.2 Perumusan Masalah Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di
atas memberikan dasar bagi peneliti
untuk merumuskan pertanyaan penelitian yaitu berapakah prevalensi mual muntah pasca anastesi umum pada bedah elektif
di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun
2013? Contoh makalah Contoh makalah 1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan
Umum Untuk mencari prevalensi mual
muntah pasca anastesi umum pada bedah
elektif di RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khcontoh makalahs Untuk mengetahui distribusi frekuensi mual
muntah pasca anastesi umum pada bedah
elektif di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam upaya penanganan mual dan muntah pasca anestesi umum pada bedah elektif. Adapun secara khcontoh makalahs
penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat
sebagai berikut: 1.4.1. Bagi ilmu pengetahuan, yaitu dapat menambah
keragaman ilmu pengetahuan dan
penelitian bagi dunia kedokteran umumnya, khcontoh makalahsnya adalah ilmu kedokteran anestesi.
1.4.2. Bagi pihak RSUP H. Adam Malik yaitu
memberikan masukan dalam rangka pemberian
informasi yang berkaitan dengan mual dan muntah pasca anestesi umum pada bedah elektif.
1.4.3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat
digunakan sebagai referensi untuk penelitian
yang berkaitan tentang mual dan muntah pasca anestesi umum pada bedah elektif.
Contoh makalah
0 komentar:
Posting Komentar