BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Salah satu dari jalur informasi utama dari
panca indera adalah mata. Adanya kelainan
refraksi pada sistem penglihatan akan menurunkan produktivitas dan menimbulkan keluhan seperti nyeri kepala,
penglihatan kabur dan lain-lainnya yang dapat
menghambat kelancaran aktifitas seharian.
Kelainan refraksi ini merupakan
kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga pembiasan sinar tidak dapat difokuskan pada
retina atau bintik kuning. Kekuatan pembiasan
dari kornea atau lensa yang tidak sesuai akan menyebabkan sinar difokuskan lebih ke depan retina pada rabun
jauh yaitu miopi dan di belakang retina pada
rabun dekat yaitu hipermetropi ataupun pembiasan sinar terjadi di lebih dari satu titik pada astigmat. (Ilyas,2006).
Kelainan refraksi merupakan
antara penyebab kebutaan di dunia. World Health Organization (WHO, 2009) menyatakan bahwa
seramai 45 juta orang menjadi buta di
seluruh dunia, dan 135 juta orang dengan low vision. Diperkirakan gangguan refraksi menyebabkan sekitar 7 juta orang (18%
dari penyebab kebutaan global) mengalami
kebutaan setiap tahun. (Holden, 2007) Prevalensi
kelainan refraksi di Indonesia adalah 24,72% yang menepati tempat pertama kebutaan di Indonesia ( Ilyas,2006) .
Survei Indra Penglihatan dan Pendengaran
pada 1993-1996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia 1,5persen yang merupakan paling tinggi di Asia. Angka
kebutaan Banglades sebanyak 1 persen,
India dengan 0,7 persen, dan Thailand dengan 0,3 persen. Jika ada 12 penduduk dunia buta setiap satu jam, empat
orang di antaranya berasal dari negara di
kawasan Asia Tenggara dan satuorang dipastikan penduduk Indonesia.
(RENSTRANAS PGPK, 2005).
Contoh skripsi 13 Kebanyakan kelainan refraksi mudah diobati
dengan koreksi refraksi. Koreksi kelainan
refraksi dapat dilakukan dengan penggunaan alat bantu penglihatan seperti kacamata, lensa kontak, atau bedah refraktif.
Kacamata adalah bentuk yang paling umum
digunakan untuk koreksi refraksi karena bersifat murah dan sederhana dari tiga pilihan tersebut; dengan demikian,
kacamata adalah bentuk pengobatan yang paling
tepat untuk kesalahan refraksi di negara berkembang. (Holden, 2007) Berdasarkan survey yang dilakukan dirjen
industri dan alat transportasi menyatakan
bahwa pangsa pasar kacamata domestik telah mencapai 40% dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan dari data
BPS diketahui bahwa pangsa pasar kacamata
impor meningkat 6.5% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi penggunan kacamata di Indonesia adalah tinggi
(Hamzah, 2010).
Hari ini hampir 100 juta orang diseluruh dunia
menggunakan lensa kontak, empat hingga
lima persen dari total tersebut mengunakan kacamata. Jumlah pemakai lensa kontak terbesar tinggal di Amerika Utara
(36 juta) kemudian Asia (24 juta) termasuk
Jepang (14 juta), dan Eropa (20 juta). Dengan urutan seperti ini, Asia, kemungkinan dapat mengejar posisi Amerika
Utara dalam kurun waktu 10 tahun mendatang,
dimana Indonesia sebagai bagian dari Asia, memiliki potensi yang besar dengan jumlah orang menggunakan lensa kontak
yang cukup tinggi. (Artini, 2010) Namun, semua dari tiga bentuk pengobatan untuk
kelainan refraksi ini sangat relatif
mudah tersedia dan lebih terjangkau untuk individu di negara maju. (Holden, 2007) Berdasarkan pada kenyataan dan masalah
yang ada di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengetahui gambaran pemilihan cara koreksi penglihatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Angkatan 2010 dengan kelainan
refraksi.
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan prevalensi kelainan refraksiyang
tinggi di Indonesia, peneliti ingin mengetahui:
Pemilihan cara koreksi kelainan refraksi
oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Contoh
skripsi Angkatan 2010.
Faktor yang menyebabkan mahasiswa
memilih alat bantu penglihatan sebagai cara koreksi untuk kelainan refraksi yang dialami.
1.3 TUJUAN PENELITIAN Contoh skripsi 14 1.3.1. Tujuan Umum Untuk
mengetahui gambaran pemilihan cara koreksi kelainan refraksi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara
Angkatan 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah seperti
berikut : a. Mencari prevalensi kelainan refraksi pada
mahasiswa-mahasiswa Fakultas Kedokteran
Sumatera Utara Angkatan 2010 b. Mengetahui jumlah penggunaan kacamata,lensa
kontak dan bedah refraktif dari kumpulan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara Angkatan 2010.
c. Mengetahui manfaat dan keburukan dari setiap
jenis alat bantu penglihatan yang dipilih
oleh mahasiswa dengan kelainan refraksi.
d. Mengetahui faktor-faktor terhadap pemilihan
jenis alat bantu penglihatan sebagai
koreksi refraksi yang dialami.
1.4 . MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pengajaran tambahan
atau informasi khususnya tentang Kelainan Refraksi dan juga tentang cara koreksi kelainan refraksi di perpustakaan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Peneliti juga berharap agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian-penelitian
yang bakal dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa
lain. Selain itu, diharapkan juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan alat bantu
penglihatan pada golongan anak muda yang mengalami kelainan refraksi.
Contoh skripsi
0 komentar:
Posting Komentar