BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Obesitas sering didefinisikan sebagai kondisi
abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adipose, sehingga bisa
mengganggu kesehatan (Garrow, 1988). Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam di
seluruh dunia yang
mencapai tingkatan yang
membahayakan. Kejadian obesitas
di negaranegara maju
seperti di negara-negara
Eropah, USA, dan
Australia telah mencapai
tingkatan epidemi. Akan
tetapi hal ini
tidak hanya terjadi
di negara-negara maju,
di beberapa negara berkembang obesitas justru telah menjadi
masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70% dan penduduk dewasa Polynesia di Samoa
masuk kategori obes (WHO, 1998).
Prevalensi overweight
dan obesitas meningkat
sangat tajam di
kawasan Asia-Pasifik.
Sebagai contoh, 20,5% dari
penduduk Korea Selatan tergolong
overweight dan 1,5% tergolong obes. Di Thailand, 16% penduduknya
mengalami overweight dan 4% mengalami
obes. Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight
adalah 12,% pada laki-laki dan 14,4% pada perempuan, sedang di
daerah pedesaan prevalensi
overweight pada laki-laki dan
perempuan masing-masing adalah 5,3% dan 9,8% (Inoue, 2000).
Data tentang
obesitas di Indonesia
belum bisa menggambarkan
prevalensi obesitas seluruh
penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang tinggal di ibukota propinsi seluruh
Indonesia cukup untuk
menjadi perhatian kita.
Survei nasional yang
dilakukan pada tahun
1996/1997 di ibukota
seluruh pro pinsi Indonesia
menunjukkan bahwa 8,1%
penduduk laki-laki dewasa
(>=18 tahun) mengalami
overweight (BMI 25-27)
dan 6,8% mengalami obesitas, 10,5% penduduk wanita dewasa
mengalami overweight dan 13,5% mengalami obesitas.
Pada kelompok
umur 40-49 tahun
overweight maupun obesitas
mencapai puncaknya yaitu masing-masing
24,4% dan 23% pada laki-laki dan 30,4% dan
43% pada wanita (Depkes, 2003).
Obesitas dianggap
sebagai salah satu
daripada faktor resiko
penting yang bisa menyebabkan terjadinya
osteoarthritis (OA) pada
bagian lutut. Gejala
OA juga ternyata
lebih berat pada pasien yang obesitas
jika dibandingkan dengan pasien OA
yang non-obese (Felson, 2008).
Contoh makalah Osteoarthritis (OA) merupakan tipe arthritis
yang paling sering terjadi. Prevalensi OA ini tinggi serta sering menyebabkan kecacatan
terutamanya pada golongan lanjut usia. Kejadian OA semakin meningkat disebabkan proses penuaan
serta obesitas yang turut menjadi faktor resiko.
Prevalensi OA berhubung kuat
dengan usia. OA jarang terjadi pada orang dewasa dengan usia di bawah
40 tahun tetapi
banyak pada usia
di atas 60
tahun. OA juga
lebih sering terjadi
pada wanita berbanding dengan
pria (Davidson, 2007).
Gaya mekanis
yang dikenakan pada
bagian sendi merupakan
penyebab OA yang signifikan dan
juga merupakan faktorresiko
yang dapat dimodifikasi.
Wanita, tingkat edukasi yang rendah, obesitas, dan kekuatan muskular
yang lemah sering dihubungkan dengan penyakit simptomatik
dan seterusnya mengakibatkan
kecacatan. Baru-baru ini,
genetik telah terbukti mempunyai
faktor yang signifikan
dalam proses penyakit
OA. March dan
Bagga (2004) menunjukkan
bahawa risiko untuk
OA pada lutut
meningkat sebanyak 36%
untuk setiap kenaikan
2 unit Indeks
Massa Tubuh (IMT)
yaitu 5 kg
daripada berat badan.
Pembedahan Bariatric menyebabkan
penurunan rata-rata berat badan sebanyak 44 kg (97 lb). 89% daripada pasien mengatakan nyeri akibat OA berkurang
pada sendi selepas dilakukan operasi bariatric.
Banyak penelitian
longitudinal telah menunjukkan
hubungan yang kuat
antara obesitas dengan OA pada lutut. Namun begitu, hubungan antara obesitas dengan
OA pada bagian tangan dan pinggul
masih menjadi kontroversi.
OA didapati pada
beberapa penelitian cross-sectional dan longitudinal.
Pada penelitian longitudinal yang besar oleh Gelber et al.
dan Reijman et al.
(2007) IMT yang besar tidak berhubungan dengan OA
pinggul. Penelitian cross sectional yang besar
gagal untuk menunjukkan
hubungan antara obesitas
dengan OA tangan
pada pria atau wanita, manakala
beberapa data prospektif
telah menunjukkan obesitas
kemungkinan bisa menyebabkan OA pada tangan. Menurut penelitian longitudinal yang
dijalankan oleh J. Niu et al (2009),
jika dibandingkan dengan subjek yang mempunyai Indeks Massa Tubuh normal,
subjek yang obese atau sangat obese
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena OA lutut
(risiko relative 2,4 dan 3,2,
masing-masing).
Menurut penelitian
yang dijalankan di
salah satu rumah
sakit di Indonesia,
didapati bahawa usia di atas 50
tahun, wanita, IMT > 25 unit dan genu valgum, merupakan
antara faktor resiko untuk
terjadinya OA lutut simptomatik ( Soeroso J. et al., 2005). Oleh itu, perlu dilakukan penelitian
yang lebih mendalam
lagi tentang pengaruh
obesitas pada OA dan juga
melihat prevalensinya.
Contoh makalah 1.2. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar
belakang di atas,
maka timbul pertanyaan
”Bagaimanakah prevalensi obesitas pada pasien osteoarthritis yang
datang berobat di RS Haji Adam Malik, Medan?” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.
Tujuan Umum Untuk melihat
prevalensi obesitas pada pasien yang mengalami osteoarthritis (OA).
1.3.2. Tujuan Khcontoh makalahs Yang menjadi tujuan khcontoh makalahs dalam
penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan gambaran tentang Indeks Massa Tubuh
pada pasien OA.
2. Mengetahui karakteristik penderita OA yang
obesitas.
3. Mendapatkan gambaran penyakit OA pada pasien
yang obesitas.
4. Mendapatkan gambaran penyakit OA pada pasien
non-obese.
5. Melihat faktor-faktor lain yang boleh
mempengaruhi kejadian OA.
1.3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat: 1. Bagi Rumah Sakit (a)
Mengenalpasti kemungkinan pasien yang obesitas untuk menghidap
osteoarthritis.
(b) Dapat
menjadi sumber informasi
yang diperlukan oleh
pasien obesitas dalam memantau
berat badannya untuk mengurangkan risiko terjadi OA.
2. Bagi masyarakat umum (a)
Memberikan informasi tentang
risiko obesitas serta
komplikasi yang mungkin terjadi agar terdorong untuk mempertahankan
berat badan ideal.
(b) Dapat
mengurangkan resiko terkena
osteoarthritis dengan cara
mengawal berat badan serta mengurangkan komplikasi lain.
(c) Memberikan dasar untuk penelitian yang
selanjutnya.
Contoh makalah
0 komentar:
Posting Komentar