BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ulkus peptikum
merupakan keadaan di
mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di
bawah epitel. Kerusakan mukosa yang
tidak meluas sampai
ke bawah epitel
disebut erosi, walaupun seringkali dianggap
juga sebagai tukak (misalnya
tukak karena stress).
Diketahui bahwa
ulkus peptik terjadi
hanya pada area
saluran GI yang terpajan
pada asam hidroklorida
dan pepsin. Penyakit
ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu
antara usia 40 dan 60 tahun. Tet api, relatif jarang pada wanita menycontoh
skripsii, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan
bahkan pada bayi.
Pria terkenal lebih
sering daripada wanita, tapi
terdapat beberapa bukti
bahwa insiden pada
wanita hampir sama dengan
pria. Setelah menopause,
ins iden ulkus peptikum
pada wanita hampir sama
dengan pria. Diperkirakan
bahwa 5% sampai
15% dari populasi di Amerika Serikat mengalami ulkus, tetapi hanya kira
-kira setengahnya yang diketahui.
Insidensi ini telah
menurun sebanyak 50% selama 20 tahun terakhir (Smeltzer, 2001).
Pada lambung normal,
terdapat dua mekanisme yang bekerja
dan mempengaruhi kondisi lambung,
yaitu faktor pertahanan (defense) lambung dan faktor
perusak (aggressive) lambung. Kedua faktor ini, pada lambung sehat,
bekerja secara seimbang, sehingga lambung
tidak mengalami
kerusakan/luka. Faktor perusak
lambung meliputi: faktor perusak endogen/berasal dari
dalam lambung sendiri
antara lain HCl, pepsin,
dan garam empedu;
faktor perusak eksogen,
misalnya (obat obatan, alkohol,
dan bakteri). Fa ktor
pertahanan lambung tersedia
untuk melawan atau mengimbangi kerja dari faktor tersebut diatas.
Faktor/sistem Contoh skripsi pertahanan pada lambung, meliputi lapisan: pre
-epitel, epitel, post epitel ( Kang, J.Y., 1995).
Ulkus lambung
tersebar di seluruh
dunia dengan prevalensi berbeda tergantung
pada sosial ekonomi,
demografi, dijumpai lebih banyak
pada pria meningkat
pada usia lanjut
dan kelompok sosial ekonomi rendah
dengan puncak pada
dekade keenam. Insidensi
dan kekambuhan/rekurensi
saat ini menurun
sejak ditemuka n kuman Helicobacter pylori(H.
pylori) sebagai penyebab dan
dilakukan terapi eradikasi. Di
Britania Raya sekitar 6 -20% penduduk menderita ulkus pada usia 55 tahun (Tarigan,
2009).
Infeksi Helicobacter pylori
adalah faktor utama dalam patogenesis ulkus lambung. Helicobacter pylori
ditemukan pada sekitar 70% di pasien dengan
ulkus pada lambung.
Mekanisme ulkus yang
terjadi dipengaruhi oleh
Helicobacter pylori dan keseimbangan pertahanan mukosa lambung dan duodenum.
Sejauh ini, pengobatan
dengan antibiotik mem percepat penyembuhan ulkus dan mencegah
rekurensi (Turner, 2010).
Perbandingan antara kejadian
ulkus peptikum pada anak laki – laki dan
perempuan adalah 1,5:1.
Insidensi untuk ulkus
peptikum primer sekitar 2
hingga 3 kali lipat lebih tinggi pada anak
laki – laki dibanding anak
perempuan. Ulkus peptikum
primer tidak umum
terjadi pada bayi dan
anak usia di
bawah 10 tahun.
Prevalensi ulkus peptikum
primer meningkat pada usia
remaja. Sementara ulkus
peptikum sekunder bisa menyerang semua
usia, tetapi meningkat pada pasien
usia di bawah tahun.
Ulkus peptikum primer
relatif jarang terjadi
pada anak – anak dengan angka
kejadian 1 di antara 2500 rumah sakit pediatrik atau sekitar 1,7%. Pada
pusat – pusat kesehatan anak
di Amerika, hanya
5 ulkus primer yang
didiagn osis setiap tahunnya.
Insiden dari ulkus
duodenal primer diperkirakan 5
kasus per 100.000
anak. Prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi dari
nilai ini, diperkirakan 10% di negara – negara industri (Mutaz,2009).
Contoh skripsi 1.2 Rumusan
Masalah Berdasarkan uraian dalam
latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut: Bagaimana
prevalensi dan karakteristik
sosiodemografis ulkus peptikum di RSUP H. Adam Malik Medan? 1.3
Tujuan Penilitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui
prevalensi dan karakteristik sosiodemografi ulkus peptikum di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan Khcontoh skripsis 1.
Untuk mengetahui distribusi
pasien ulkus peptikum
berdasarkan umur 2. Untuk
mengetahui distribusi pasien
ulkus peptikum berdasarkan jenis kelamin 3. Untuk mengetahui
distribusi pasien ulkus
peptikum berdasarkan pekerjaan 4.
Untuk mengetahui distribusi
pasien ulkus peptikum
berdasarkan status perkawinan 5. Untuk
mengetahui distribusi pasien
ulkus peptikum berdasarkan tingkat pendidikan 6. Untuk mengetahui
distr ibusi pasien ulkus
peptikum berdasarkan suku 6.3.4
Manfaat Penelitian Sebagai referensi untuk penelitian sejenis di masa yang akan
datang Contoh skripsi
0 komentar:
Posting Komentar