BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 telah
mengakibatkan usaha berskala besar satu
persatu pailit, karena harga bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang
menurun dan berfluktuasi. Dari sisi permodalan, sektor perbankan juga ikut terpuruk dan memperparah sektor industri. Bisa
dikatakan, krisis keuangan global terbukti
memorak-porandakan pasar modal dan valas.
Disaat banyak usaha besar
mengalami pailit didera pahitnya krisis, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih
tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut. Dalam situasi dan kondisi
ekonomi yang belum kondusif ini, pemerintah
menyadari bahwa UKM-lah yang menjadi penopang perekonomian bangsa. Sektor UKM menjadi sektor yang
memiliki peranan penting di dalam perekonomian
Indonesia. UKM merupakan unit usaha yang mampu berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam
menyediakan alternatif kegiatan usaha
produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.
UKM telah memberikan kontribusi
nyata bagi perekonomian nasional.
Seperti terlihat dalam Trade Expo
Indonesia (TEI) ke-26 tahun 2011, UKM menyumbang
sekitar US$400.000, dari total pencapaian US$464.500.000.
Berdasarkan publikasi Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Contoh makalah Indonesia, jumlah pelaku UKM
tahun 2011 sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,91 persen dari seluruh jumlah pelaku usaha
di Indonesia. Jumlah tenaga kerjanya
mencapai 90,9 juta pekerja atau sebanding dengan 97,1 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Nilai
investasi UKM mencapai Rp640,4 triliun atau
52,9 persen dari total investasi. Menghasilkan devisa sebesar Rp183,8 triliun atau 20,2% dari jumlah devisa Indonesia.
Hal yang sama juga diakui oleh
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Subagio
Dwijosumono, yang mengatakan bahwa saat ini, kontribusi UKM terhadap perekonfomian nasional telah melebihi
separuh dari Produk Domestik Bruto
(PDB). Data BPS menunjukkan, pada 2009, komposisi PDB nasional terscontoh makalahn dari UKM sebesar 53,32%,
kemudian usaha besar 41,00%, dan sektor pemerintah
5,68%. Sebagai perbandingan, survei oleh Citibank mendapatkan angka kontribusi sektor UKM terhadap PDB 2009
mencapai 55,56%. Riset Citibank selama
periode 2005-2008 juga menunjukkan jumlah unit UKM mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 8,16%
per tahun.
(http://www.depkop.go.idkolom
berita diakses pada 1 Desember 2012).
Daya tahan UKM ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti pertama, sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi
dan jasa-jasa dengan elastitas
permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh
terhadap permintaan barang yang dihasilkan.
Kedua, sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. UKM menggunakan modal sendiri dari tabungan dan
aksesnya terhadap perbankan sangat
rendah, sehingga implikasi keterpurukan sektor perbankan dan naiknya Contoh makalah suku bunga, tidak banyak
mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan usaha besar yang banyak menggantungkan permodalannya
kepada lembaga perbankan, apabila sektor
perbankan bermasalah, maka usaha skala besar ikut terganggu kegiatan usahanya.
Pemerintah kemudian menyadari
akan pentingnya pengembangan kegiatan UKM
yang dianggap sebagai salah satu alternatif penting yang mampu mengurangi beban berat yang dihadapi
perekonomian nasional dan daerah.
Argumentasi ini juga diperkuat
karena UKM merupakan kegiatan usaha dominan yang dimiliki bangsa ini. Selain itu,
pengembangan kegiatan UKM relatif tidak memerlukan
modal yang besar dan dalam periode krisis selama ini UKM relatif “survive".
Di banyak negara di dunia,
pembangunan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu motor penggerak
pertumbuhan ekonomi. Dari penelitian Tambunan
(2003) disebutkan bahwa salah satu karakteristik dari dinamika dan kinerja ekonomi yang baik dengan laju
pertumbuhan yang tinggi di negara-negara Asia Timur dan Tenggara yang dikenal dengan
Newly Industrializing Countires (NICs)
seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah kinerja UKM mereka yang sangat efisien, produktif dan memiliki
tingkat daya saing yang tinggi. UKM di
negara-negara tersebut sangat responsif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahannya dalam pembangunan sektor
swasta dan peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang berorientasi ekspor.
Indonesia juga perlu melakukan
upaya-upaya yang mirip seperti yang dilakukan
oleh NICs di atas. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian Contoh makalah yang besar baik dari pemerintah
maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya.
Kebijakan pemerintah perlu diupayakan
agar lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM.
Pemerintah sudah membuat
kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan kegiatan UKM agar mampu bersaing dalam era
perdagangan bebas (Tambunan 2002:101).
Kebijakan ini juga menuntut pemerintah khcontoh makalahsnya yang di daerah untuk
melakukan pengembangan terhadap UKM yang diarahkan pada : (1) Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif
bagi UKM; (2) Pengembangan lembaga-lembaga
finansial yang dapat memberikan akses terhadap sumber modal yang transparan dan lebih murah; (3)
Memberikan jasa layanan pengembangan bisnis
non finansial kepada UKM yang lebih efektif dan (4) Pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya atau
dengan usaha besar di Indonesia atau di
luar negeri.
Kendati memiliki banyak
kelebihan, kondisi UKM tetap rawan
karena kelemahan-kelemahan yang
menjadi kendala perkembangan UKM itu sendiri. Di tengah gencarnya usaha pemerintah dalam
mengembangkan danmemberdayakan UKM,
kendala masih terus bermunculan, baik dari lingkungan luar pelaku UKM maupun dari para pelaku UKM itu sendiri.
Pertama, tidak adanya pembagian tugas
yang jelas antar bidang karena kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik
sekaligus pengelola perusahaan, serta
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap
lembaga-lembaga kredit formal sehingga cenderung
menggantungkan pembiayaan usahanya dari
modal sendiri atau Contoh makalah sumber-sumber
lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
Ketiga, sebagian besar usaha
kecil belum berstatus badan hukum. Keempat, kualitas produk yang dihasilkan oleh para
pelaku UKM masih termasuk kategori rendah
sementara harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas yang ada.
Dan kelima, dimulainya pasar
bebasdi Indonesia yang menyebabkan produk asing bebas masuk ke Indonesia.Di tengah gempuran
produk-produk asing, khcontoh makalahsnya China, yang unggul dalam produktivitas dan
harga yang murah yang membuat pelaku UKM
semakin‘sesak nafas’ untuk mengikuti persaingan.
UKM seringkali tidak sanggup
menangkap peluang pasar yang membutuhkan
jumlah volume produksi yang besar, standar yang homogen, dan penyerahan yang teratur. Sumber Daya Manusia
(SDM) hingga saat ini juga masih menjadi salah satu faktor yang menjadi
kendala untuk pengembangan sebuah UKM.
Padahal, kualitas SDM menentukan bagaimana usaha tersebut dikelola, baik dari sisi produksi, mutu,
finansial, dan pemasarannya. Hal ini tentu saja berimplikasi kepada produk unggulan itu
dihasilkan, terlebih ketika UKM yang
bersangkutan akan mendapat banyak pesanan. Sayangnya mereka tak semuanya siap dengan adanya lonjakan
permintaan yang terjadi sehingga akhirnya berimbas pada penurunan kualitas produk yang
dihasilkan.
Selain itu, hal yang perlu
diperhatikan juga adalah masalah permodalan dan pasar untuk pemasaran produk. Beberapa UKM ada
yang telah memiliki produk yang bagus,
kreatif dan inovatif, namun dalam pengembangannya, mayoritas Contoh makalah mereka terkendala dalam
pengadaan modal dan pasar untuk memasarkan hasil produk.
UKM dengan berbagai
keterbatasannya, perlu dilakukan fasilitasi, mobilisasi dan dimotivasi secara bersama agar
semakin berkembang naluri kewirausahaannya
dengan upaya-upaya terpadu dan terencana. Upaya meningkatkan dan mengembangkan naluri
kewirausahaan ini yang pada dasarnya sangat
penting dan perlu untuk dibangun sehingga UKM bisa merespon dan mengembangkan ruang geraknya dalam berbagai
bidang kegiatan usahanya.
Konsep pengembangan usaha melalui
penguatan UKM baik disektor manajemen dan
permodalan, diharapkan mampu menjawab dan merespon kebutuhan masyarakat.
Di Kota Medan, keberadaan UKM
sebagai tulang punggung perekonomian kota
menjadi perhatian khcontoh makalahs.
Walikota Medan, Rahudman Harahap, mengungkapkan, “Sektor UMKM memegang peranan dominan dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), proporsi jumlah pengusaha UKM
mencapai 90 persen dari total pengusaha yang ada. Artinya, jumlah UKM mencapai 500 kali lipat dari jumlah usaha
besar. Meski demikian kontribusi UKM terhadap
total PDRB Kota Medan baru mencapai 39,8 persen sedangkan usaha besar mencapai 60,2 persen”. (Waspada Online
Jumat, 29 Juni 2012 diakses di http://www.waspada.co.idpada
1 Desember 2012) Fakta ini menunjukkan
masih besarnya ketimpangan produktivitas antara UKM dan pengusaha besar. Salah satu
penyebabnya adalah kendala terbatasnya jaringan
pemasaran UKM yang menyebabkan tehambatnya perkembangan dan pertumbuhan UKM yang telah ada di Kota Medan
dan keraguan bagi masyarakat yang lain
untuk mau membuka berbagai jenis kegiatan usaha yang lain.
lam
Munculnya konsep Good Governance untuk
dilaksanakan di dalam penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Namun demikian, salah satu
faktor terbesar adalah ketidakberdayaan
pemerintah negara-negara berkembang dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan
hiperkompetisi. Pemerintah tidak lagi menjadi
pemain tunggal, tetapi mengharapkan peran lebih besar dari sektor swasta dan masyarakat sipil.
.
Secara umum kualitas Good
Governance dapat tercapai apabila pemerintah
dan instansi publik lainnya secara keseluruhan mampu bersikap terbuka terhadap ide dan gagasan baru dan
responsif terhadap kepentingan Agung
Kurniawan.Transformasi Pelayanan Publik. Jakarta, Pembaruan, 2005, hal 16.
Ibid, hal Contoh makalah masyarakat. Responsivitas akan
meningkat jika masyarakat memiliki informasi yang lengkap mengenai proses dan implementasi
kebijakan pemerintahan dan pembangunan 1.5.1.2 Prinsip – Prinsip Good Governance .
.
� p c �Y x� ormal style='text-align:justify'>1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak
dicapai, sesuai dengan judul yang
dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektifitas pemberian pelayanan
peminjaman dan pengembalian buku pada
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Contoh makalah 1.4 Manfaat Penelitian Suatu
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah : 1. Secara
akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah dan sumber bacaan di Departemen Ilmu Administrasi
Negara FISIP CONTOH MAKALAH dan bagi kalangan
peneliti lainnya sebagai kerangka ilmiah untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Secara subjektif, penelitian ini berguna
untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan
dan wawasan dalam peningkatan kemampuan berpikir dan membuat suatu karya tulis dibidang ilmiah.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi setiap
perpustakaan pada umumnya dan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan khcontoh makalahsnya
dalam meningkatkan pelayanan.
1.5 Kerangka Teori Sebelum melakukan
penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang
berguna untuk menggambarkan dari sudut
mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, kontruksi,
defenisi, dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun dan Sofian
Efendi, 1995:37). Dalam penelitian ini,
maka teori-teori yang dipakai adalah sebagai berikut: Contoh makalah 1.5.1 Efektifitas 1.5.1.1
Pengertian Efektifitas Dalam pengertian
teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang bersifat universal mengenai apa yang dimaksud dengan
keefektifan karena ada begitu banyak
defenisi yang menjelaskan tentang keefektifan. Oleh karena itu dalam penelitian
ini dikemukakan beberapa defenisi tentang keefektifan ataupun efektifitas.
Efektifitas berasal dari kata efektif yang
berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh
atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat di katakan juga bahwa
efektifitas merupakan keterkaitan antara
tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang di nyatakan
dengan hasil yang dicapai (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005:284).
Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektifitas menunjukkan
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin
mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya(Sondang
P. Siagian, 2000:24).
0 komentar:
Posting Komentar