BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah
negara agraris dimana
sebagian besar penduduknya hidup dari
hasil bercocok tanam
atau bertani, sehingga
pertanian merupakan sektor yang
memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia.
Sekalipun di berbagai daerah ekosistem wilayahnya ada yang sudah berubah
menjadi daerah perkotaan dan perindustrian, namun pertanian masih tetap merupakan
andalan utama bagi kehidupan masyarakat. Hingga
saat ini sektor pertanian walau
secara proporsi menurun
selama lima tahun
terakhir masih merupakan sektor
penyerap tenaga kerja tertinggi. Pada Februari 2013, tercatat sebanyak 39,96
juta orang atau 35 persen dari total tenaga kerja yang bekerja berpenghasilan dengan
mengais rezeki di
sektor pertanian. (http://ekonomi.
Sebagai
salah satu pilar ekonomi
negara dan dasar bagi
kelangsungan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan, sektor
pertanian diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan penduduk yang masih di bawah garis kemiskinan serta mampu memberikan
pemecahan permasalahan bagi
bangsa Indonesia. Karena sektor pertanian mempunyai 4 fungsi
yang sangat fundamental bagi pembangunan suatu bangsa, yaitu : 1. Mencukupi
pangan dalam negeri Contoh skripsi
Public Administration 2. Penyediaan lapangan kerja 3. Penyediaan bahan baku
untuk industri, dan 4. Sebagai penghasil devisa bagi negara Sebagai sektor
yang mempunyai peranan
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional,
sudah seharusnya sektor ini berkembang dan mendapat perhatian yang lebih serius
dari pemerintah. Namun, perjalanan pembangunan
pertanian Indonesia hingga
saat ini masih
belum dapat menunjukkan hasil
yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya
pada pendapatan nasional. Potensi pertanian Indonesia sangat besar, akan tetapi
pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih
banyak yang termasuk
dalam golongan miskin.
(http://www.
paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pand
angan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php).
Bahkan desa yang merupakan wilayah
sentra pertanian di Indonesia justru tidak mengalami perkembangan, baik dari
segi kualitas hidup maupun kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang
tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga
dihadapkan pula pada tantangan
untuk menghadapi perubahan
tatanan politik di
Indonesia yang mengarah pada
era demokratisasi yakni
tuntutan otonomi daerah
dan pemberdayaan petani. Disamping
itu, dihadapkan pula
pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia
yang mengarah pada globalisasi dunia.
Oleh karena itu, pembangunan pertanian di
Indonesia tidak saja dituntut untuk Contoh
skripsi Public Administration menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya
saing tinggi namun juga mampu
mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat.
Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja
keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi
pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa.
Desa Batukarang merupakan salah satu desa yang
memproduksi hasil-hasil pertanian
terutama tanaman holtikultura
dalam jumlah yang
besar, yang bisa memenuhi
permintaan dari daerah
lain. Desa ini
termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan
Payung, Kabupaten Karo.
Dimana, Kabupaten Karo merupakan daerah yang terkenal sebagai
sentra tanaman holtikultura di Sumatera Utara.
Desa
Batukarang memiliki topografi
dataran tinggi dengan
ketinggian antara ± 850
s/d 11.200 meter
di atas permukaan
laut. Secara umum
Desa Batukarang beriklim tropis
dengan udara sejuk
yang dipengaruhi oleh
iklim pegunungan dengan tipe-tipe iklim kering. Rata-rata suhu udara
sebesar 19,8°C dengan suhu maksimum 25,8°C dengan suhu minimum 14,3°C.
Sepanjang tahun daerah ini hanya mengalami dua kali pertukaran musim, yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung sepanjang bulan
September sampai bulan Maret pada tahun berikutnya, dan musim kemarau
berlangsung dari bulan April hingga
Agustus. Rata-rata curah hujan di daerah ini
berkisar 2500 mm pertahun.
Dengan kondisi ini, Desa
Batukarang memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pertanian.
Contoh
skripsi Public Administration Kondisi
alam yang mendukung,
membuat penduduk Desa
Batukarang memiliki kemauan dan kerja keras yang kuat dalam bidang
pertanian. Penduduk Desa Batukarang sendiri sebahagian besar bermata
pencaharian sebagai petani.
Ada juga penduduk yang bekerja sebagai pegawai
negeri, pedagang, wiraswasta, dan lain sebagainya, namun mereka tetap memiliki
lahan pertanian bahkan masih menyempatkan diri untuk bekerja di ladang. Hal ini
kemudian membuat penduduk Desa Batukarang tidak pernah kekurangan bahan pangan.
Bahkan usaha pertanian di desa ini telah menyediakan pekerjaan bagi orang-orang
di luar Kabupaten Karo, sebagai buruh tani atau lebih dikenal dengan istilah
aron.
Luas
areal kawasan Desa
Batukarang adalah 1370
Ha. Dengan penggunaan lahan
terbesar untuk pertanian.
Penggunaan tanah di
Desa Batukarang sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian cabai dan
padi baik pertanian lahan kering maupun pertanian lahan basah / sawah.
Kesuburan tanah menjadikan desa Batukarang sebagai tempat yang ideal dan
pertanian menjadi sumber kehidupan pokok dan utama bagi penduduknya. Pertanian
padi adalah yang utama sehubungan
dengan makanan pokok
adalah beras. (Proposal Penelitian Kurnia Putra Bangun,
2008. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat di
Dalam Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2005 di Kabupaten Karo. Medan : Contoh
skripsi Public Administration).
Meskipun
desa Batukarang memiliki
potensi yang besar
dalam sektor pertanian, namun hal
ini tidak menjamin bahwa produksi pertanian di desa ini berkembang. Selain itu,
jika dibandingkan dengan desa-desa pertanian lainnya di Indonesia, seperti yang ada di Bali, maka pembangunan
pertanian di desa ini Contoh skripsi
Public Administration sangat
tertinggal jauh. Selain
dari produksi pertanian
itu sendiri, desa-desa pertanian di Bali telah
dikembangkan menuju desa agrowisata.
Dimana usaha pertanian di samping
tetap berproduksi, dikembangkan
juga menjadi kawasan wisata alam
tanpa meninggalkan fungsi
utamanya sebagai lahan
pertanian produktif. Sehingga hal ini bisa lebih meningkatkan pendapatan
petani.
Pembangunan pertanian di Bali dilakukan secara
sungguh-sungguh dan terencana dengan baik, dengan melihat peluang-peluang yang
ada. Pengembangan agrowisata di wilayah ini pun dilakukan dengan melihat
potensi pariwisata yang cukup besar dengan objek wisata yang beraneka ragam yang dimilikinya. Dan upaya ini
telah membawa keberhasilan
tersendiri bagi Bali.
Wisatawan yang berkunjung ke
Bali belakangan ini
memiliki kecenderungan tidak
sekedar menikmati keunikan sosial budaya, tetapi juga perhatian akan
lingkungan yang semakin meningkat. (Sudibya, Bagus. 2002. “Pengembangan
Ecotourism di Bali: Kasus Bagus Discovery Group”. Makalah disampaikan pada
Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura, Dalung, Kuta pada tanggal
14 Agustus 2002). Bahkan para
wisatawan yang datang
selalu menyempatkan diri
untuk mengunjungi desa-desa agrowisata di Bali, baik yang datang untuk
tujuan dapat melihat langsung dan
mengikuti proses panen
serta mengetahui tentang bagaimana hasil-hasil pertanian itu
dipasarkan maupun yang datang hanya untuk menikmati pemandangan alam dan udara
yang segar.
0 komentar:
Posting Komentar