Senin, 16 Februari 2015

Download Skripsi Public Administration:Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan PLN

Download Skripsi Public Administration:Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan PLN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan dengan sempurna tetapi tidak akan lengkap tanpa adanya manusia lainnya, untuk itulah Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia itu tidak sendiri. Dimana manusia yang diciptakan itu kemudian disebut perempuan dan lakilaki. Laki-laki ini membutuhkan perempuan (teman) untuk bersosialisasi dan dalam banyak hal, begitu juga sebaliknya dengan perempuan. Mereka saling membantu dalam rangka pemenuhan kebutuhan masing-masing. Seiring berjalannya waktu laju pertumbuhan manusia juga meningkat, sehingga pemenuhan akan kebutuhan juga berbanding lurus. Seperti sebuah komunitas atau kelompok dimana masing-masing individu memiliki pekerjaan yang berawal dari keterampilan mereka sendiri, kebiasaan melakukan pekerjaan yang sama memunculkan rasa tanggungjawab untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini menciptakan bahwa masing-masing individu memiliki tugas sendiri, jadi secara turun temurun tradisi seperti ini diwariskan sehingga terbentuklah suatu kelompok dimana masing-masing individu memiliki tugas dan tanggungjawab yang sudah mulai dikenalkan sejak usia dini. Seperti ada yang berburu/mencari makanan, mencari air, mengambil kayu bakar, mempersiapkan campuran hasil buruan dan lain sebagainya. Hal itulah yang menjadi titik awal adanya pelayanan. Dari situlah terlihat bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Hal senada juga dikemukakan Budiman Rusli(dalam Kurniawan, 2005:3) yang berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan pelayanan. Pelayanan menurutnya sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL) bahwa pada awal kehidupan manusia pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun (Sinambela, 2006;3).Melalui proses yang sangat panjang dimana pertumbuhan manusia semakin tinggi maka kebutuhan hidup juga semakin meningkat. Termasuk kebutuhan akan barang dan jasa. Demikian jugalah dengan kebutuhan akan pelayanan yang semakin meningkat. Dimana bentuk pelayanan juga semakin beragam bentuknya sesuai dengan macam dan bentuk kebutuhan. Maka pemerintah selaku penyedia barang dan jasa yang bersifat umum harus memberikan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka. Pelayanan ini bersifat umum atau sering dikatakan dengan sebutan pelayanan publik. Ruang lingkup pelayanan dan jasa-jasa publik meliputi aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas. Pelayanan dan jasa dalam bentuk umum (publik) sudah dimulai sejak seseorang lahir dan orang tuanya harus mengurus akta kelahiran, konsumsi sandang pangan hingga menempuh pendidikan, yang semuanya dikelola oleh pemerintah serta memperoleh macam-macam perizinan yang diatur oleh pemerintah bahkan hingga diujung hidup manusia pun harus tetap berurusaan dengan pemerintah seperti pengurusan surat izi untuk mendapatkan kapling tanah untuk kuburannya. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan: berbelitbelit, lambat mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap Negara, meskipun Negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Kehadiran negara atau pemerintah dalm percaturan ekonomi rakyat, walaupun secara kuantitas dan kualitas memiliki variasi keterlibatan yang berbeda. Namun secara umum pemerintah memiliki tugas utama yakni sebagai penyedia layanan yang berorientasi lingkungan dan kemasyarakatan. Tugas ini telah digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur pemerintah terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadialan sosial. Berdasarkan organisasi penyelenggaranya maka pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi organisasi publik yakni organisasi yang dikuasai dan dikelola pemerintah dan organisasi privat atau swasta. Dewasa ini terlihat jelas ketimpangan produk pelayanan yang dihasilkan kedua organisasi diatas. Dimana pelayanan publik yang diberikan swasta lebih menitikberatkan pada konsumen atau pelanggan lebih kuat sedangkan pemerintah posisi konsumen atau pelanggan menjadi lemah karena tingginya intervensi dan kontrol atas pelayanan yang diberikan. Pelayanan kepada masyarakat merupakan suatu arena transaksi yang paling nyata dan intensif antara pemerintah dengan masyarakat. Interaksi yang aktif antara pemberi dan penerima layanan merupakan bagian penting dari proses membangun partisipasi dan akuntabilitas publik. Jaminan kualitas pelayanan publik sangat diharapkan oleh masyarakat. Pemberian pelayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan memang menjadi bagian yang perlu dicermati. Posisi masyarakat bukan hanya sekedar penikmat atau penerima layanan semata, masyarakat juga memiliki posisi sebagai evaluator terhadap layanan yang diberikan pemerintah. Masyarakat yang menerima layanan kemudian menilai pelayanan dan kinerja yang diberikan si pemberi layanan, kemudian mereka mengambil kesimpulan terhadap layanan yang mereka terima, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, sesuai dengan standar pelayanan atau tidak, terlepas dari latar belakang masyarakat tersebut serta paham atau tidak akan standar pelayanan yang telah ditentukan oleh pemerintah sendiri. Kesimpulan yang diambil masyarakat tersebut dinamakan persepsi. Jadi persepsi masyarakat menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja dan layanan yang diberikan oleh pemerintah/organisasi bersangkutan. Baik buruk dan positif tidaknya persepsi masyarakat terhadap organisasi bersangkutan menjadi acuan atas pelayanan yang diberikan aparat organisasi itu sendiri, apakah pemberi layanan sudah melayani atau melaksanakan pekerjaanya secara maksimal atau sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan. ngunan� > o o �G �G justru hanya merupakan partisipasi manipulatif.Artinya masyarakat desa tidak diberikan kesempatan yang cukup untuk melibatkan diri dalam pembangunan di desanya. Bahkan banyak objek pembangunan pedesaan yang masih dilakukan secara sepihak dari atas (Top-Down). Sehingga sasaran pembangunan tidak sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat setempat. Contoh Skripsi Public Administration:Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan PLNDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini

Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.