Rabu, 18 Februari 2015
Download Skripsi Kedokteran:Gambaran Anak 0-5 Tahun Yang Menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut Dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah Dan Sosio Ekonomi Rendah
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan suatu penyakit yang sering terpajan pada semua golongan umur terutama balita dan anak. Dikatakan bahawa infeksi salur pernafasan akut atau ISPA telah menjadi salah satu penyebab kematian tersering pada balita di negara berkembang. Infeksi saluran pernafasan akut termasuk dalam kategori infeksi berat menurut World Health Organisation (WHO). Infeksi saluran pernafasan akut merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan, mulai hidung hingga alveoli dan termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Djaja, et al, 2001).Dari riset di negara berkembang menunjukkan bahwa 20 – 35 % kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan 2 – 5 juta bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahun mati karena infeksi saluran pernafasan akut. Dua per tiga dari kematian ini terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2 bulan pertama sejak kelahiran (Buletin Penelitian Kesehatan, 2001). Salah satu komplikasi ISPA pada bayi yang dapat berakibat fatal adalah pneumonia, disamping komplikasi lainnya misalnya otitis media akuta (OMA), dan mastoiditis. Jadi upaya penangganan ISPA secara lebih dini diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi tersebut yang dapat menurunkan kualitas hidup bayi tersebut pada masa depan. (Kresno, et al, 1994) World Health Organisation telah mempublikasikan hasil penelitan Kumar di India yang memperlihatkan hubungan signifikan antara kejadian ISPA dengan kondisi bayi yang lahir dengan BBLR. Demikian pula dengan publikasi Warta Posyandu 1998/1999 tentang faktor meningkatkan morbiditas ISPA antara lain disebabkan oleh karena BBLR (Warta Posyandu, 1999).Sebuah penelitian telah dilakukan di Filipina membuktikan bahwa sosio-ekonomi orang tua yang rendah akan meningkatkan resiko ISPA pada anak umur kurang dari 1 tahun (Tupasi et al, 1998).Penyakit gangguan pernafasan yang sering diderita oleh bayi berat lahir rendah adalah penyakit pada membran hielin, infeksi saluran pernafasan akut, aspirasi pneumonia, pernafasan periodik dan apnea yang disebabkan karena pusat pernafasan di medulla belum matur. Sebuah studi menunjukkan angka statistik dimana bayi berat lahir rendah yang tidak mendapat ASI eksklusif, mendapat MP-ASI sebelum usia 4 bulan, status imunisasi tidak lengkap, dan tinggal di rumah dengan ventilasi < 10 %, peluang untuk terkena infeksi saluran pernafasan akut adalah 90%. Dari studi yang dilakukan juga didapati besar risiko BBLR untuk menderita ISPA adalah sebesar 3 kali dibandingkan bayi yang berat lahir normal. Komplikasi yang berlaku semasa serangan ISPA waktu bayi boleh menetap hingga dewasa. Oleh itu, adalah penting supaya dapat mengidentifikasi faktor resiko ISPA pada bayi dalam upaya mencegah berlakunya ISPA dikalangan bayi agar dapat menurunkan kadar terjadinya ISPA mahupun kematian bayi disebabkan ISPA.Orang tua juga dapat diedukasi tentang prognosis bayi berat badan lahir rendah dalam mendapat ISPA (Sadono, et al, 2005).Menurut analisis situasi kesehatan di kota Palu tahun 2000, ternyata ISPA merupakan penyakit yang tebanyak diderita oleh penduduk terutama usia balita dari 10 penyakit utama yang sering diderita balita. Pada analisis tersebut, terungkap pula bahawa kunjungan rawat jalan ISPA di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit mencapai 61,7% dari keseluruhan kunjungan rawat jalan selama periode 1996-1999.Angka tersebut, ternyata tidak berbeda dengan yang dilaporkan oleh Direktorat Bina Peranserta Masyarakat bahawa sekitar 40 - 60% kunjungan berobat jalan di pskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat jalan dan rawat inap di rumah sakit adalah kunjungan ISPA (Warta Posyandu No 2, 1999).Faktor yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh salah satu adalah berat badan lahir. Bayi yang lahir dengan BBLR, akan berisiko kematian lebih tinggi dianding bayi dengan berat lahir yang normal pada bulan bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan tubuh kurang sempurna sehingga lebih mudah terserang penyakit infeksi terutama infeksi salur napas dan pneumonia (Molyneux, 1996).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar