Bab 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Infeksi saluran kemih merupakan invasi
mikroorganisme, seperti jamur, virus dan
bakteri, di sepanjang saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah infeksi terbanyak kedua yaitu sekitar 8,1 juta
kasus per tahun (National Center For
Health Statistics, 2008). Wanita lebih sering mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan pria karena faktor
perbedaan anatomi dan hormonal. Uretra
wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga memudahkan bakteri mencapai daerah kandung
kemih. Selain itu, letak uretra wanita
dekat dengan anus dan vagina yang merupakan sumber bakteri (Griebling, 2007).
Infeksi biasanya masuk ke saluran
kemih melalui uretra, namun infeksi yang
ditularkan melalui darah dapat terdeposit di ginjal. Infeksi saluran kemih didiagnosis jika terdapat lebih dari 100.000
bakteri berspesies sama per mililiter
urin. Skrining urin mendeteksi bakteriuria asimtomatik pada sekitar 5% wanita. Sekitar 30% berkembang menjadi
simtomatik dalam satu tahun (Callaghan,
2009).
Menurut data dari Urologic
Diseases in North America Project, insidensi infeksi saluran kemih adalah 14.000 per
100.000 pria dan 53.000 per 100.000 wanita.
Infeksi saluran kemih terjadi pada 2,4% - 2,8% anak-anak.
Faktor resiko infeksi saluran
kemih yaitu kehamilan, adanya obstruksi pada
saluran kemih seperti batu ginjal, pembesaran prostat, dan penyempitan uretra, penggunaan kateter, aktivitas seksual,
diabetes, refluks (vesicoureteric reflux), kelainan kongenital, serta tindakan
operasi pada saluran kemih (Callaghan,
2009).
Penyebab infeksi saluran kemih
paling sering adalah bakteri. Pada keadaan normal, bakteri yang masuk ke dalam saluran
kemih akan segera dieliminasi Contoh
skripsi sebelum menimbulkan gejala. Beberapa sistem pertahanan tubuh yaitu
sekresi dari kelenjar prostat pada pria
dapat memperlambat pertumbuhan bakteri dan katup pada kandung kemih mencegah terjadinya
refluks atau kembalinya urin ke ginjal.
Akan tetapi, pada keadaan tertentu sistem pertahanan tubuh tidak dapat mengeliminasi bakteri tersebut, sehingga
menyebabkan infeksi. Infeksi pada uretra
disebut ureteritis. Infeksi pada kandung kemih disebut cystitis.
Infeksi pada ginjal disebut
pyelonephritis (National Kidney and Urologic Disease Information Clearinghouse).
Bakteri penyebab infeksi saluran
kemih antara lain Escherichia coli, Klebsiella
sp., Enterococcus sp., dan
Staphylococcus saprophyticus.
Escherichia coli adalah penyebab
infeksi saluran kemih yang paling sering.
Escherichia coli menggunakan
fimbria untuk melekat ke epitel saluran kemih, mengurangi resiko terbilas keluar. Infeksi
yang disebabkanoleh Proteus sp.
cenderung terjadi pada pasien
dengan batu. Proteus sp. memiliki aktivitas urease yang meningkatkan pH urin, sehingga
mendukung pembentukan batu.
Staphylococcus saprophyticus
sering dijumpai pada wanita yang aktif secara seksual. Banyak bakteri Gram negatif yang
berkoloni pada kateter urin, sering menyebabkan
infeksi invasif yang disertai dengan bakteremia. (Gillespie & Bamford, 2009) Suatu penelitian tentang Pola Resistensi
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih
memperlihatkan bahwa bakteri penyebab infeksi saluran kemih 28% Escherichia coli, 26% Klebsiella sp., 18% Pseudomonas sp., 10% Staphylococcus
epidermidis, 8% Staphylococcus aureus, 6% Streptococcus sp., 2% Enterobacter sp., dan 2% Proteus sp.
(Endriani, 2009) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
dapat dirumuskan masalah penelitian
bagaimana distribusi bakteri aerob penyebab infeksi saluran kemih Contoh skripsi pada pasien rawat jalan dan
rawat inap di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2013 – Juni 2013.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengetahui distribusi bakteri aerob
penyebab infeksi saluran kemih pada
pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2013 – Juni 2013.
1.3.2. Tujuan Khcontoh skripsis :
Yang menjadi tujuan khcontoh skripsis
dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk
mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih pada pasien yang rawat jalan rawat inap.
2. Untuk mengetahui angka
kejadian infeksi saluran kemih menurut jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui angka
kejadian infeksi saluran kemih menurut kelompok umur.
4. Untuk mengetahui angka
kejadian infeksi saluran kemih menurut jenis spesimen.
5. Untuk mengetahui angka
kejadian infeksi saluran kemih tanpa pemeriksaan mikrobiologi.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk : 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai distribusi bakteri aerob
penyebab infeksi saluran kemih bagi para klinisi.
2. Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya.
Contoh skripsi
0 komentar:
Posting Komentar