Senin, 16 Februari 2015

Download Skripsi Kedokteran:Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi Di Poliklinik Psikiatri

Download Skripsi Kedokteran:Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi Di Poliklinik Psikiatri

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Olahraga merupakan petualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis. Latihan olahraga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan aerobik dan anaerobik. Latihan anaerobik dilakukan tanpa mengonsumsi oksigen yang tinggi dalam setiap detak jantung. Contohnya pada saat push-up adakalanya kita menahan nafas selama beberapa detik sementara jantung kita terus berdetak ( Leonardo dalam Gunarsa, dkk, 1999 ). Latihan aerobik adalah latihan dengan menggunakan oksigen. Artinya bahwa seseorang mengonsumsi volume oksigen yang tinggi setiap detak jantung selama melakukan kegiatan kegiatan olahraga. Jadi olahraga aerobik bukan hanya senam aerobik tetapi banyak jenis olahraga lain seperti jogging, bersepeda, berenang, jalan cepat, dan lari lintas alam yang merupakan bentuk-bentuk pilihan olahraga yang dapat meningkatkan harapan hidup yang lebih lama dan untuk hidup sehat ( Dinata, 2003). Pribahasa yang berbunyi ” mens sana in corpore sano ” yang menyatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, sampai sekarang ini masih banyak digunakan dalam penelitian mengenai olahraga, hubungan antara tubuh dan jiwa juga diperkuat oleh pemberitaan diberbagai media mengenai olahraga dan kebugaran fisik yang dapat melindungi kita dari stres dan bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan (Kremer dan Deidre, 1994). Olahraga dapat membantu individu mengatasi stres, depresi ringan, dan memperbaiki mood. Olahraga berhubungan negatif dengan depresi dan kecemasan artinya dengan berolahraga secara teratur maka depresi dan kecemasan semakin menurun sebagian studi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga atau yang memiliki tubuh bugar mengalami kecemasan, depresi dan tekanan hidup lebih kecil dari pada mereka yang tidak berolahraga (Bryant, psikologi olahraga di ACE dalam Lubis dan Simanjuntak ). Istilah depresi sudah begitu populer dalam masyarakat dan semua orang yang mengetahiunya, termasuk orang yang awam dalam kedokteran dan psikologi. Akan tetapi, arti depresi yang sebenarnya sukar didefenisikan secara tepat. Istilah dan kata yang identik maknanya dengan depresi dalam bahasa indonesia sehari-hari tidak ada. ”sedih” tidak identik dengan depresi demikian juga dengan ”putus asa”, meski keduanya merupakan gejala penting bagi depresi. Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar diantaranya kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan, dan frustasi, dengan mudah menimbulkan ketidak bahagiaan dan keputusasaan. Namun, secara umum perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai deri perasaan murungsedikit sampai pada keadaan tidak berdaya (Jonatan Trisna). Depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tidak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tidak mampu mengambil keputusan melalui suatu kegiatan, tidak mampu konsentrasi, tidak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba bunuh diri (Atkinson, 1991). Menurut kriteria dari DSM IV-TR (2000) seseorang dikatakan menderita depresi jika mengalami keadaan mood depresi lebih dari 2 minggu, dan pada seseorang yang baru mengalami kejadian yang menimbulkan kesedihan berat, misalnya baru saja mengalami kematian orang yang sangat dicintai, depresi harus sudah berlangsung selama 5 minggu. Penelitian di LaFountaine terhadap 58 orang dewasa Amerika yang bekerja dikantor (bekerja dengan duduk) menemukan bahwa 10-25% dari mereka mengalami depresi kecemasan ringan sampai berat, dan 50% dari mereka yang melakukan olahrga secara teratur mengalami penurunan depresi dan kecemasan setelah enam bulan (Cox, 2002). Penelitian yang dilakukan di university of texas dari 40 orang penderita gangguan depresi mayor yang berumur antara 18 hingga 55 tahun, tidak sedang mengkonsumsi obat anti depresan dan tidak berolahraga dengan teratur. Mereka kemudian dibagi sama banyak kedalam dua grup, grup pertama diperintahkan untuk berjalan diatas treadmill selama 30 menit sementara grup kedua hanya duduk diam dalam jangka waktu yang sama. Mood mereka di survei lima menit sebelum sesi dimulai, juga 5, 30, 60 menit setelahnya. Dari hasil survei tersebut pada kedua grup ditemukan penurunan dalam perasaan-perasaan negatif (seperti ketegangan, depresi, rasa marah, dan kelelahan) usai sesi dilakukan. Namun hanya grup pertama yang merasa lebih baik, lebih bersemangat, dan merasa lebih sejahtera secara psikologis. Contoh Skripsi Kedokteran:Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi Di Poliklinik PsikiatriDownloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini

Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.