Rabu, 05 November 2014

Skripsi Manajemen:Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan



BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Analisis
keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan
salah satu sumber informasi yang penting
disamping informasi lainya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan,
kualitas manajemen dan lainya dalam hal
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan, investor biasanya melihat kinerja
keuangan perusahaan yang tercermin dari
berbagai macam rasio dan di perlukan perbandingan dengan perusahaan lain yang seringkali sulit untuk di
dapat. Selama ini pengukuran kinerja
manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan.
Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan laporan
keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan dan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh
investor maupun calon investor.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dan kegiatan operasinya merupakan fokus
utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya,
juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang
akan datang.
Teknik
fundamental terdiri dari beberapa alat ukur kinerja perusahaan internal seperti menggunakan rasio dan pengukuran
keuangan lainnya dan analisi fundamental
untuk pasar uang yang meliputi kondisi perekonomian secara umum.
Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
variabel analisis fundamental yang bersifat
internal untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, seperti rasio profitabilitas dan pengukuran lainnya.
Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi
yang umum digunakan oleh para investor adalah rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemilik
perusahaan pemegang saham terletak pada
rasio profitabilitas, yang menunjukkan hasil pengelolaaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan.
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan
berkaitan erat dengan kemapuan perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Berdasarkan sudut penilaian, rasio
profitabilitas dibagi menjadi dua, yaitu dari segi penjualan dan investasi. Sesuai dengan
latar penelitian ini yang mendasar pada
hubungan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, maka rasio profitabilitas yang dihitung sebagai variabel
penelitian adalah rasio yang berkaitan dengan
rasio profitabilitas investasi yakni Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang
digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan
dari analisis.
Dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya diharapkan sebagai wealth-creating institution, namun
jauh lebih dari itu diharapkan dapat melipatgandakan
kekayaannya. Ukuran kinerja keuangan perusahaan yang mendasar pada laba akuntansi (accounting
profit), seperti earning per share, return
on equity, dan rasio lainnya, dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
perusahaan. Oleh karena itu, berkembang metode
pengukuran keuangan yang lebih menekankan pada nilai yang disebut Value Based Management (VBM). Konsep VBM
mendorong manajemen untuk fokus pada
penciptaan arus kas bagi pemegang saham, salah satu konsep VBM adalah Economic Value Added (EVA). Dengan
demikian, dalam penelitian ini penulis
menggabungkan variabel fundamental rasio profitabilitas dengan economic value added dalam pengukuran kinerja
keuangan perusahaan.
Meskipun telah digunakan secara luas oleh
investor sebagai salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan
sebagai alat pengukur akuntansi konvensional
memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu
perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut, dikembangkan suatu
konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (Value Creation)
yang dihasilkan suatu perusahaan dengan
cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.
Bannet
Stewart dan Joel M. Stern adalah seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart dan Co memperkenalkan
salah satu cara menilai kinerja perusahaan
yaitu Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) adalah alat ukur kinerja keuangan untuk
memperhitungkan keuntungan ekonomis perusahaan
sebenarnya. EVA dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang biaya modal yang
diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan dianggap telah mampu menciptakan
nilai bagi pemegang saham karena mampu
menghasilkan laba operasi diatas biaya modal.
Dalam suatu pengamatan dimana dilakukan suatu
pemeringkatan terhadap 100 perusahaan
publik pada tahun 2003-2006. Hasil pengamatan ada 24 perusahaan mencetak EVA positif pada tahun 2003, 31
perusahaan pada tahun 2004, 56 perusahaan
pada tahun 2005, dan 33 perusahaan pada tahun 2006. Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa masih
sedikit perusahaan publik dalam negeri
yang mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Nilai bagi pemegang saham merupakan keuntungan yang ia
dapatkan atas investasi yang dilakukannya.
Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100
perusahaan yang dilakukan melalui pengamatan
tersebut juga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini.
Hasil pemeringkatan menunjukkan masih banyak
perusahaan yang belum mampu menciptakan
nilai bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang didorong dengan kinerja
keuangan perusahaan yang baik.
Perhitungan
EVA ( Economic Value Added) cukup rumit dan nilainya tidak tercantum dalam laporan keuangan perusahaan
sehingga hanya investor yang benar-benar
mengerti konsep EVA (Economic Value Added) ini yang akan menggunakannya sebagai dasar dalam keputusan
investasi, sehingga metode EVA relatif
sulit diterapkan karena memerlukan perhitungan atas biaya yang kompleks.
Namun bagi perusahaan yang listed di pasar
modal mungkin akan lebih mudah menghitungnya,
daripada perusahaan yang belum go public di pasar modal.
Secara umum EVA dan ROA dianggap sebagai
pengukur terbaik dari kinerja suatu
perusahaan. EVA digunakan untuk menilai kinerja operasional, karena secara fair juga mempertimbangkan required
rate of return yang dituntut oleh para
investor dan kreditor. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur kinerja yang juga mempertimbangkan harapan para investor
terhadap investasi yang dilakukan, maka
EVA mengidentifikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan.
ROA merupakan rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan atas
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam
perhitungannya ROA hanya menggunakan
laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan.
Sedangkan dalam perhitungannya EVA meliputi
semua elemen atau unsur-unsur yang
terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan sehingga menjadi komprehensif dan EVA memberikan penilaian yang
wajar atas kondisi perusahaan. Karena
itu EVA lebih banyak digunakan sebagai penilaian kinerja meskipun perhitungannya lebih kompleks dan
rumit.
Penelitian
ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahman Hakim (2006) yang berjudul
“Perbandingan Kinerja Keuangan perusahaan
dengan metode EVA, ROA dan pengaruhnya terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ45 di
Bursa Efek Jakarta”. Penelitian tersebut
dilakukan terhadap perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 yang eksis sejak tahun 2002 sampai dengan tahun
2004, yang berjumlah 26 perusahaan.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh secara signifikan kinerja
keuangan yang diukur dengan metode relative EVA terhadap return saham, terdapat pengaruh secara signifikan
kinerja keuangan yang diukur dengan metode
ROA terhadap return saham,dan secara simultan metode EVA dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahman Hakim adalah
dalam penelitian ini untuk menguji apakah ada hubungan antara rasio profitabilitas yaitu Return On Asset
dengan Economic Value Added dalam pengukuran
kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan dalam penelitian Rahman Hakim untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan metode EVA, dan ROA terhadap return saham pada perusahaan indek LQ45 di
BEI. Perbedaan lainnya adalah dalam penelitian
ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008, sedangkan penelitian
yang dilakukan Rahman Hakim adalah
terhadap perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 pada tahun 2002-2004.
Dari
uraian diatas, maka penulis tertarik ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara rasio profitabilitas yaitu ROA
dengan EVA sebagai alat ukur kinerja
perusahaan. Untuk itulah penulis mencoba meneliti “Analisis Hubungan Antara Rasio Profitabilitas Dengan Economic
Value Added (EVA) Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Return On
Asset dengan Economic Value Added dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan
manufaktur yang go public di Bursa Efek
Indonesia.
C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan
masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara Rasio
Profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA) dengan Economic Value Added (EVA)
dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian Yang menjadi manfaat
penelitian ini adalah : 1. Sebagai
wahana pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah sekaligus sebagai pemenuhan
syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Ekonomi .
2.
Memberikan masukan kepada berbagai pihak mengenai penerapan EVA dan ROA sebagai alat pengukuran kinerja
suatu perusahaan 3. Bagi perusahaan,
memberikan masukan dan gambaran mengenai hubungan ROA dengan EVA terhadap peningkatan
kinerja perusahaan.
4. Bagi
pihak lain; dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian tentang analisis
hubungan EVA dengan ROA.

Skripsi Manajemen:Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan

Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini







Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2015 Jual Skripsi Eceran™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.